Bergabunglah di Grup WhatsApp PTS, ikuti Program Tadarus setiap periode 15 hari DISINI
{{ date }}
{{ time }}
Sudah SHOLAT kah Anda?

Kisah Nabi Zakaria as. Sabar Berdoa untuk Mendapatkan Keturunan

Kisah Nabi Zakaria yang Mendapat Keturunan di Usia Tua
Kisah Nabi Zakaria yang Mendapat Keturunan di Usia Tua
Kisah Nabi Zakaria yang Mendapat Keturunan di Usia Tua

Kisah Nabi Zakaria Alaihissalam sangat menginspirasi untuk kehidupan kita sekarang ini.

Seperti yang umat muslim ketahui, Nabi Zakaria Alaihissalam termasuk ke dalam 25 nabi yang wajib diimani.

Dalam kisahnya, kita diajarkan untuk sabar dan teguh hati terhadap takdir dari Alloh Swt.

Kita juga diajarkan untuk tetap istiqomah dalam memanjatkan doa kepada Alloh Swt.

Seperti apa kisahnya? Baca di sini sampai tuntas ya.

Baca juga: Kisah Nabi Yusya, Hizqiyal, Asya'ya Mendidik Bani Israil


Diutus untuk Bani Israil di Palestina

Nabi Zakaria as. mempunyai nama lengkap Zakaria bin Dan bin Muslim. Nabi Zakaria merupakan keturunan Nabi Sulaiman as. dan beliau merupakan seorang pendakwah yang diteladani kaum Bani Israil di Palestina.

Nabi Zakaria as. memiliki istri bernama Ilyasya binti Faqud bin Qabil. Istri Nabi Zakaria as. ini merupakan keturunan Nabi Harun as. dan ia memiliki saudara perempuan bernama Hannah, yang nantinya dikaruniai seorang anak perempuan, yakni Maryam, ibunda Nabi Isa as.

Nabi Zakaria as. diutus ditengah-tengah kaum Bani Israil di Palestina. Beliau mengajak kaum Bani Israil untuk bertaubat dan kembali beriman kepada Alloh Swt. Pusat dakwah Nabi Zakaria as. berada di Baitul Maqdis, tempat di mana kuil Nabi Sulaiman as. pernah didirikan.

Walaupun menjadi utusan Alloh Swt, kisah Nabi Zakaria as. berdakwah untuk Bani Israil di Palestina ini tidak selalu menemukan kemudahan. Bani Israil terkadang tidak mendengarkan dan cenderung mengabaikan dakwahnya untuk taat kepada Alloh Swt. Kendati demikian, Bani Israil menyegani dan menghormati Nabi Zakaria as. karena sifatnya yang lembut dan sikapnya yang bijaksana.

Baca juga: Kisah Nabi Syam'un Perkasa, Nabi Uzair Hidup kembali, Nabi Irmiya yang Dipenjara


Nabi Zakaria as. Berdoa Meminta Keturunan

Selain dakwahnya yang selalu mendapat penolakan dari Bani Israil, Nabi Zakaria as. juga diuji perihal keturunan. Beliau sangat menginginkan keturunan untuk meneruskan dakwahnya. Padahal, ia tahu bahwa dirinya dan sang istri sudah sama-sama berusia lanjut sehingga rasanya mustahil jika istrinya mengandung dan melahirkan seorang anak.

Walau begitu, Nabi Zakaria as. tidak pernah berputus asa atas rahmat Alloh Swt. Ia memanjatkan doa setiap waktu tanpa mengenal lelah. Nabi Zakaria as. bermunajat kepada Alloh Swt agar ia dikaruniai seorang anak laki-laki.

Anak asuh Nabi Zakaria as., Maryam, tidak dapat meneruskan jejak dakwah. Hal itu dikarenakan belum ada pendakwah perempuan pada zaman tersebut.

Kisah Nabi Zakaria as. dalam meminta keturunan ini diabadikan di Al-Qur'an, yakni surat Ali 'Imran ayat 38 dan ayat 41, surat Maryam ayat 3-6 dan ayat 9-11, dan surat Al-Anbiya ayat 89.

Nabi Zakaria as. tak pernah putus berdoa untuk meminta kepada Alloh Swt ahli waris yang baik.

"Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau, ya Tuhanku. Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap mawaliku sepeninggalku, sedang isteriku adalah seorang yang mandul, maka anugerahilah aku dari sisi Engkau seorang putera, yang akan mewarisi aku dan mewarisi sebahagian keluarga Ya'qub; dan jadikanlah ia, ya Tuhanku, seorang yang diridhai," doa Nabi Zakaria as. dengan perkataan yang lembut sesuai yang terdapat dalam Al-Qur’an surat Maryam ayat 4-6.

Kemudian, doa lain yang dipanjatkan oleh Nabi Zakaria as. dalam meminta keturunan adalah:

"Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar Doa," (QS. Ali 'Imran ayat 38).

"Ya Tuhanku janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri dan Engkaulah Waris Yang Paling Baik," (QS. Al-Anbiya ayat 89).

Doa meminta keturunan dari kisah Nabi Zakaria as. ini pun akhirnya menjadi salah satu doa mustajab yang sering dipanjatkan oleh pasangan suami itri yang menginginkan seorang anak.

Baca juga: Kisah Nabi Syits, Hanzalah, Daniel yang tidak Disebutkan Al-Qur'an


Kelahiran Nabi Yahya as.

Doa Nabi Zakaria as. pun dikabulkan oleh Alloh Swt. Pada saat itu, turun Malaikat Jibril untuk menyampaikan wahyu-Nya kepada Nabi Zakaria as. yang sedang beribadah di Mihrabnya.

Kabar gembira yang disampaikan oleh Malaikat Jibril tersebut tertulis dalam Al-Qur'an Surat Maryam ayat 7.

"Wahai Zakaria, Kami memberi kabar gembira kepadamu dengan seorang anak laki-laki yang bernama Yahya yang nama itu tidak pernah Kami berikan sebelumnya.”

Nabi Zakaria as. merasa bahagia, kaget, sekaligus bertanya-tanya. Ia tahu bahwa dirinya telah berusia senja. Begitu pula dengan istrinya yang juga disebut mandul alias tidak bisa memiliki anak.

"Wahai Tuhanku, bagaimana (mungkin) aku akan mempunyai anak, sedangkan istriku seorang yang mandul dan sungguh aku sudah mencapai usia yang sangat tua?" ucap Nabi Zakaria as. seperti yang tertera pada Al-Qur'an Surat Maryam ayat 8.

Kemudian, Alloh Swt berfirman pada ayat selanjutnya, yakni Surat Maryam ayat 9.

"Dia (Alloh) berfirman, ”Demikianlah.” Tuhanmu berfirman, ”Hal itu mudah bagi-Ku; sungguh, engkau telah Aku ciptakan sebelum itu, padahal (pada waktu itu) engkau belum berwujud sama sekali.”

Kisah Nabi Zakaria as. yang mendapat kabar gembira ini pun meminta pertanda kepada Alloh Swt perihal lahirnya seorang anak laki-laki untuk meneruskan perjuangannya dalam menyiarkan agama.

Pertanda tersebut turun dalam Surah Maryam ayat 10.

"Dia (Zakaria) berkata, “Wahai Tuhanku, berilah aku suatu tanda.” (Alloh) berfirman, “Tandanya bagimu ialah bahwa engkau tidak dapat bercakap-cakap dengan manusia selama (tiga hari) tiga malam, padahal engkau sehat.”

Dalam riwayat tafsir Ibnu Zaid Ibnu Aslam menyebutkan bahwa Nabi Zakaria as. hanya menggunakan lisannya untuk bertasbih memuja dan memuji Alloh Swt dan ia hanya menggunakan bahasa isyarat untuk berbicara pada kaumnya.

"Lalu, (Zakaria) keluar dari mihrab menuju kaumnya lalu dia memberi isyarat kepada mereka agar bertasbihlah kamu pada waktu pagi dan petang" (QS. Maryam ayat 11).

Nabi Zakaria as. mengucap syukur atas rahmat Alloh Swt karena doanya dikabulkan oleh Yang Maha Pengasih. Kemudian, lahirlah seorang bayi laki-laki bernama Yahya yang memiliki arti "menghidupkan" atau "membuat hidup".

Disebutkan, momen lahirnya Nabi Yahya as. berdekatan dengan momen kelahiran Nabi Isa as. Namun, ada pula riwayat yang menyebutkan jika Nabi Yahya as. lahir 3 bulan sebelum Nabi Isa as.

Sewaktu kecil, Nabi Yahya as. terkenal sebagai sosok yang gemar belajar dan rajin. Bukan hanya disegani oleh manusia saja, Nabi Yahya as. bahkan dihormati di kalangan hewan karena sikapnya yang selalu menyayangi sesama makhluk hidup.

Baca juga: Sejarah 1 Muharom, Prakarsa Kholifah Umar bin Khottob hingga Peran Usman dan Ali


Nabi Zakaria as. dan Maryam

Kisah Nabi Zakaria as. juga bersinggungan dengan kisah ibunda Nabi Isa as., Maryam. Diketahui, Nabi Zakaria as. adalah paman Maryam. Ibu dari Maryam, yakni Hannah adalah saudara perempuan Ilyasya, istri Nabi Zakaria as. Suami dari Hannah bernama Imran, seorang ahli ibadah sekaligus pembesar di Palestina. Namanya pun diabadikan di Al-Qur'an.

Ilyasya dan Hannah sama-sama menginginkan keturunan. Dua pasangan suami istri ini tak henti-hentinya berdoa kepada Alloh Swt agar diberikan anak yang saleh. Hannah pun berjanji kepada Alloh Swt. Jika dirinya dikaruniai seorang anak, maka anak tersebut akan diserahkan untuk mengabdi di Baitul Maqdis.

Doa Hannah pun terkabul. Ia dianugerahi seorang bayi perempuan yang dinamakan Maryam binti Imran. Sayangnya, menjelang kelahiran Maryam, suami Hannah meninggal dunia. Untuk menepati janjinya, Hannah menyerahkan Maryam kepada Nabi Zakaria as. untuk diasuh.

Nabi Zakaria as. dan istrinya menyambut baik dan memperlakukan Maryam dengan penuh kelembutan dan kasih sayang layaknya anak kandung. Nabi Zakaria as. lantas membuatkan tempat ibadah khusus untuk Maryam di Baitul Maqdis yang disebut dengan Mihrab.

Maryam menghabiskan hidupnya di Mihrab untuk beribadah kepada Alloh Swt sehingga terkenal sebagai wanita ahli ibadah serta wanita suci.

Baca juga: Doa-Doa Mohon Rezeki dan Kaya yang Diajarkan Rosululloh SAW


Akhir Kisah Nabi Zakaria as.

Nabi Zakaria as. diangkat menjadi Nabi oleh Alloh Swt pada usia 90 tahun. Ia bersama sang anak, Nabi Yahya as. berdakwah untuk mengajak Bani Israil keluar dari kemungkaran serta mau menaati perintah Alloh Swt.

Dikisahkan, Nabi Zakaria as. bersama dengan Nabi Yahya as. melawan raja zalim, penguasa Bani Israil, yaitu Raja Herodus. Dua nabi Alloh Swt ini ingin mengingatkan Raja Herodus soal pernikahan sedarah.

Diketahui, Raja Herodus ingin menikahi anak perempuan tirinya sendiri, yakni Putri Herodia yang memang terkenal cantik jelita. Raja Herodus pun jatuh hati pada Putri Herodia.

Nabi Zakaria as. dan Nabi Yahya as. pun mengingatkan Raja Herodus bahwa perkawinan tersebut adalah hal yang dilarang di dalam agama dan di dalam kitab.

Tak terima, Raja Herodus kemudian memerintahkan pengikutnya untuk membunuh Nabi Yahya as. dan Nabi Zakaria as. Diriwayatkan, Nabi Yahya as. tertangkap dan dibunuh.

Sementara itu, Nabi Zakaria as. melarikan diri ke sebuah tempat yang banyak ditumbuhi pepohonan dan bersembunyi di salah satu pohon tersebut.

Ada dua riwayat tentang wafatnya Nabi Zakaria as. Bersumber dari Kisah Para Nabi karya Ibnu Katsir disebutkan bahwa Nabi Zakaria as. meninggal secara wajar, namun ada pula yang berpendapat meninggal karena dibunuh.

Kisah Nabi Zakaria as. diceritakan bahwa setelah melarikan diri, pepohonan yang berada di sana pun memanggilnya. Pepohonan tersebut kemudian membuka dirinya dan mempersilakan Nabi Zakaria as. masuk ke dalamnya.

Namun, iblis melihat hal tersebut dan menarik sebagian kecil pakaian Nabi Zakaria as. hingga keluar dari pepohonan agar terlihat pasukan Herodus. Hingga akhirnya pasukan Herodus mengetahui tempat persembunyian Nabi Zakaria as.

Kemudian, pasukan Herodus menggergaji pohon tersebut dan dari dalam pohon keluar cairan berwarna merah yang dipercaya itu adalah darah Nabi Zakaria as.

Tetapi, dalam riwayat lain disebutkan ada dua pohon yang sama persis sehingga mengecoh pasukan Herodus. Saat digergaji, pohon itu juga mengeluarkan cairan merah yang diduga sebagai darah. Diriwayatkan dari Ishaq bin Bisyr yang meriwayatkan dari Idris bin Sinan, dari Wahab bin Munabbih, Wahab mengatakan bahwa orang yang berada di dalam pohon tersebut adalah Yesaya, sementara Nabi Zakaria as. meninggal dunia secara wajar.

Yesaya merupakan nabi umat Yahudi dan merupakan nabi yang muncul sebelum era Nabi Zakaria as. dan Nabi Yahya as. Kisahnya tidak tercantum dalam Al-Qur'an maupun dalam hadis, hanya saja Ibnu Katsir memasukkannya ke Kisah Para Nabi.

Wallohu 'alam bissowab.

Baca juga: 5 Pilihan Doa Pernikahan setelah Akad Beserta Artinya

Itu dia kisah Nabi Zakaria as. yang bisa kita teladani dan kita petik hikmahnya. Nabi Zakaria as. tidak mengenal lelah dalam berdakwah untuk kaumnya yang sering memberontak. Apabila beliau menghadapi kesulitan, ia adukan semuanya kepada Alloh Swt.

Selain tak kenal lelah dalam berdakwah, Nabi Zakaria as. juga tak putus asa meminta keturunan. Ia terus berdoa kepada Alloh Swt agar dirinya diberikan keturunan yang saleh untuk melanjutkan dakwahnya kelak.

Di sini kita diajarkan untuk istiqomah dalam berdoa. Setelah sekian lama berdoa, Nabi Zakaria as. pun dianugerahi seorang anak laki-laki yang juga menjadi seorang nabi bernama Yahya.

Semoga dengan kisah Nabi Zakaria as. tersebut, kita bisa mengambil pelajaran baiknya dan mengamalkannya di kehidupan sehari-hari.

Terima kasih telah membaca artikel kami yang berjudul: Kisah Nabi Zakaria as. Sabar Berdoa untuk Mendapatkan Keturunan, jangan lupa ikuti website kami dan silahkan bagikan artikel ini jika menurut Anda bermanfaat.

Pengalaman Adalah Guru Terbaik. Maka, Kita Pasti Bisa Kalau Kita Terbiasa. Bukan Karena Kita Luar Biasa. Setinggi Apa Belajar Kita, Tidahlah Menjadi Jaminan Kepuasan Jiwa, Akan Tetapi Yang Paling Utama Adalah Seberapa Besar Kita Bermanfaat Untuk Sesama.