Bergabunglah di Grup WhatsApp PTS, ikuti Program Tadarus setiap periode 15 hari DISINI
{{ date }}
{{ time }}
Sudah SHOLAT kah Anda?

Kisah Nabi Syits dan Nabi Hanzalah serta Nabi Daniel yang tidak Disebutkan Al-Qur'an

Cerita Nabi Syits, Hanzalah, Daniel yang tidak Disebutkan Al-Qur'an
Kisah Nabi Syits, Hanzalah, Daniel yang tidak Disebutkan Al-Qur'an
Kisah Nabi Syits, Hanzalah, Daniel yang tidak Disebutkan Al-Qur'an

Dalam Islam, banyak Nabi dan Rasul yang diutus Allah SWT kepada umat manusia. Dalam Al-Qur'an, ada 25 Nabi dan Rasul yang disebutkan nama dan kisah mereka. Namun, masih banyak nabi yang tidak disebutkan Al-Qur'an seperti Nabi Syits, Nabi Hanzalah, dan Nabi Daniel.

Apakah kamu mau tahu sekilas cerita hikmah tentang Nabi Syits, Nabi Hanzalah, dan Nabi Daniel? Silakan simak kisah ketiga nabi Allah ini yang berdakwah kepada umat mereka sebagaimana dilansir @islamichistories.


Nabi Syits

Nabi Syits ialah salah satu dari nabi-nabi dalam Islam. Beliau putra ketiga Nabi Adam dan Hawa serta adik bungsu Habil dan Qabil. Nabi Syits menjadi nabi kedua di muka Bumi setelah ayahnya Nabi Adam.

Baca juga: Kisah Nabi Syam'un Perkasa, Uzair Hidup kembali, Irmiya yang Dipenjara

Beliau dilahirkan tanpa kembar. Ini berbeda dengan anak-anak lain Nabi Adam yang dilahirkan kembar. Beliau diangkat sebagai nabi setelah Nabi Adam wafat.

Imam Ibnu Katsir mengatakan dalam Qashash al-Anbiyaa, Syits berarti anugerah Allah. Nama tersebut diberikan karena Nabi Adam dan Hawa mendapatkan karunia putra tersebut setelah terbunuhnya Habil di tangan saudaranya sendiri, Qabil.

Baca juga: Kisah Nabi Yusya, Hizqiyal, Asya'ya Mendidik Bani Israil

Nabi Adam memberikan wasiat kepada Syits sebelum beliau meninggal. Beliau menyerahkan tabut yang berisi surga firdaus, tali yang digunakan untuk mengikat Iblis, pedang yang dibawa oleh malaikat Jibril, dan kuda bernama Maimun yang diturunkan dari surga.

Nabi Syits menerima suhuf. Suhuf ialah lembaran-lembaran yang berisi wahyu Alla yang diturunkan kepada beberapa nabi sebelum Nabi Muhammad SAW.


Nabi Hanzalah

Nabi Hanzalah ialah seorang nabi dan rasul dari Bani Israil, keturunan Yahuda, putra keempat Nabi Yakub. Allah mengutusnya untuk berdakwah kepada kaum Rass yang merupakan kaum penyembah berhala. Kaumnya tinggal di dekat suatu kolam.

Kaum Rass merupakan salah satu kaum yang disebutkan dalam Al-Qur'an surat Al-Furqan ayat 38. Mereka ialah kaum musyrik yang menyembah berhala-berhala selain Allah. Mereka menganggap berhala-berhala itu sebagai pemberi rezeki dan pelindung. Mereka juga mengabaikan peringatan dan ajakan Nabi Hanzalah untuk menyembah Allah semata dan bertobat.

Menurut Ibnu Katsir, setelah Nabi Hanzalah berdakwah, tidak ada yang mau menerima dakwahnya di desa itu kecuali satu budak hitam. Penduduk desa lain malah berusaha membunuh Nabi Hanzalah dengan melemparkannya ke sumur. Namun, si budak diam-diam mengantar makanan kepada Nabi Hanzalah setiap hari.

Baca juga: Lima Nabi Penerima Ulul Azmi, Kenali Sifat dan Ciri-Ciri

Karena perbuatan penduduk desa malah berusaha membunuh Nabi Hanzalah, Allah mengazab mereka dengan mengubah mereka menjadi batu hitam. Imam Ibnu Jarir At-Thabari menguraikan, "Kemungkinan besar kaum tersebut beriman setelah Allah menurunkan azab kepada nenek moyang mereka, sehingga akhirnya sisa-sisa dari kaum tersebut beriman dan mengeluarkan nabinya dari dalam sumur." (Tafsir Ibnu Katsir 6/112, Al Alusi 14/97).

Sementara itu, si budak hitam yang telah memberi makan Nabi Hanzalah sangat berjasa. Diriwayatkan bahwa budak hitam tersebut ialah orang yang pertama kali masuk surga." (Tafsir Ibnu Katsir 6/111).

Eksistensi Kaum Rass diketahui karena Dzulqarnain menemukan mereka yang sudah menjadi batu hitam dalam perjalanannya keliling dunia.


Nabi Daniel

Nabi Daniel ialah nabi yang diutus kepada bangsa Bani Israil. Namanya tidak disebutkan dalam Al-Qur'an, tetapi ada beberapa riwayat yang menyebutkan tentang beliau. Nabi Daniel ialah keturunan Nabi Daud 'alaihissalam dan hidup pada zaman kerajaan Babel atau Babilonia (sekarang Irak).

Nabi Daniel dikenal sebagai nabi yang memiliki ilmu pengetahuan yang tinggi, terutama dalam bidang astronomi matematika, dan tafsir mimpi. Beliau juga memiliki kemampuan untuk berbicara dengan binatang. Nabi Daniel mengajarkan tauhid dan berdakwah kepada rakyat Babel, termasuk kepada raja-raja yang berkuasa saat itu.

Karena tipu muslihat para petinggi politik Babilonia, Nabi Daniel dijebloskan ke penjara. Beliau bahkan disatukan dengan singa. Uniknya, singa itu tidak mau menyerang Nabi Daniel dan tetap tenang. Para politikus busuk yang berharap singa memakan hidup-hidup Nabi Daniel malah balik kebingungan.

Ibnu Abi Al-Dunya meriwayatkan bahwa Allah memerintahkan Nabi Yeremia untuk membuatkan makanan untuk Nabi Daniel yang dipenjara. Namun, Nabi Yeremia bingung. Sebab, ia sendiri ada di Jerusalem, sementara Nabi Daniel ada di Babilonia.

Jarak kedua nabi Allah itu kurang lebih 1.266 km. Jauh sekali. Namun, ternyata Allah mengirim sesuatu (kendaraan atau orang, entahlah) untuk membawa Nabi Yeremia dengan sangat cepat hingga ke penjara Nabi Daniel.

Sekarang giliran Nabi Daniel yang bingung kedatangan orang asing. "Siapa kamu?" tanya Nabi Daniel.

"Aku Nabi Yeremia."

Nabi Daniel bertanya, "Apa yang membawamu?"

Nabi Yeremia menjawab, "Tuhanmu mengutus aku kepadamu."

Nabi Daniel berkata, "Dan Tuhanku telah mengingatku?"

Nabi Yeremia berkata, "Ya."

Nabi Daniel berkata, "Segala puji bagi Allah yang tidak pernah melupakan saya! Dan segala puji bagi Allah yang tidak pernah melupakan mereka yang memohon kepada-Nya! Dan segala puji bagi Dia yang memberi kompensasi kebaikan dengan kebaikan, menghargai kesabaran dengan keselamatan, menghalau bahaya demi kesusahan, meyakinkan kita ketika kita kewalahan, dan merupakan harapan kita ketika keterampilan menggagalkan kita."


Nah, itulah sekilas kisah Nabi Syits, Nabi Hanzalah, dan Nabi Daniel yang patuh kepada Allah dan berdakwah dengan bijak kepada umat mereka. Semoga menginspirasi.

Terima kasih telah membaca artikel kami yang berjudul: Kisah Nabi Syits dan Nabi Hanzalah serta Nabi Daniel yang tidak Disebutkan Al-Qur'an, jangan lupa ikuti website kami dan silahkan bagikan artikel ini jika menurut Anda bermanfaat.

Pengalaman Adalah Guru Terbaik. Maka, Kita Pasti Bisa Kalau Kita Terbiasa. Bukan Karena Kita Luar Biasa. Setinggi Apa Belajar Kita, Tidahlah Menjadi Jaminan Kepuasan Jiwa, Akan Tetapi Yang Paling Utama Adalah Seberapa Besar Kita Bermanfaat Untuk Sesama.