Bergabunglah di Grup WhatsApp PTS, ikuti Program Tadarus setiap periode 15 hari DISINI
{{ date }}
{{ time }}
Sudah SHOLAT kah Anda?

Kisah Nabi Ismail as. Turunnya Perintah Berkurban dari Alloh SWT

Kisah Nabi Ismail as. dan Turunnya Perintah Berkurban dari Alloh SWT
Kisah Nabi Ismail as. dan Turunnya Perintah Berkurban
Kisah Nabi Ismail as. dan Turunnya Perintah Berkurban

Kisah Nabi Ismail Alaihissalam menjadi peristiwa penting karena hal tersebut diturunkannya perintah berkurban untuk umat muslim di seluruh dunia.

Seperti yang diketahui, kita mengenalnya dengan sebutan Hari Raya Idul Adha di mana pada hari itu, umat Islam akan menyembelih hewan kurban seperti kambing, domba, sapi, atau unta sebagai bentuk rasa syukur serta ketaatan kita atas perintah Allah Swt.

Semua ini tidak lepas dari kisah ayah dan anak, yakni Nabi Ibrahim a.s. dan Nabi Ismail a.s. dalam menjalankan perintah dari Allah Swt.

Selain perintah berkurban, kisah Nabi Ismail a.s. juga dikaitkan dengan pembangunan Ka'bah dan pelaksanaan haji. Bagaimana Mekkah yang tadinya hanya padang pasir tandus bisa menjadi rumah Allah Swt atas kebesaran-Nya melalui 2 utusan-Nya tersebut.


1. Kelahiran Nabi Ismail as.

Kisah Nabi Ismail a.s. tak lepas dari permintaan sang ayah, Nabi Ibrahim a.s. kepada Sang Pencipta. Nabi Ibrahim a.s. dan istrinya, Siti Sarah yang telah berusia tua menginginkan seorang anak. Namun, Siti Sarah tahu jika dirinya tidak akan bisa memberikan Nabi Ibrahim a.s. seorang anak karena mandul.

Sehingga, Siti Sarah menawarkan budaknya, yakni Siti Hajar untuk diperistri oleh Nabi Ibrahim a.s. Kendati demikian, Nabi Ibrahim a.s. tak lantas langsung menikahi Siti Hajar. Ia bertanya terlebih dahulu kepada Siti Hajar apakah dia mau diperistri olehnya.

Siti Hajar pun mengiyakan permintaan dari Nabi Ibrahim a.s. dan Siti Sarah. Kemudian, keduanya menikah dan setelahnya, Siti Hajar hamil lalu melahirkan seorang anak laki-laki yang diberi nama Ismail.

Kisah Nabi Ismail a.s. pun dituliskan dalam Al-Qur'an Surat Maryam ayat 54.

"Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka) kisah Ismail (yang tersebut) di dalam Al Quran. Sesungguhnya ia adalah seorang yang benar janjinya, dan dia adalah seorang rasul dan nabi."

Kelahiran Nabi Ismail a.s. disambut gembira oleh Nabi Ibrahim a.s. bersama dua istrinya tersebut. Dalam beberapa riwayat menyebutkan bahwa usia Nabi Ibrahim a.s. saat mendapatkan seorang anak adalah sekitar 86 tahun.


2. Hijrah ke Mekkah

Kisah Nabi Ismail a.s. yang hijrah ke Mekkah saat masih bayi hijrah bersama sang ibunda diriwayatkan karena kecemburuan Siti Sarah. Meskipun bahagia atas kelahiran Nabi Ismail a.s., Siti Sarah merasa cemburu dengan Siti Hajar.

Siti Sarah pun menceritakan rasa cemburunya kepada Nabi Ibrahim a.s. dan meminta sang suami untuk membawa pergi Siti Hajar agar tidak lagi serumah dengannya.

Allah Swt pun memerintahkan Nabi Ibrahim a.s. untuk membawa Siti Hajar dan Nabi Ismail a.s. ke sebuah padang pasir tandus yang sunyi yang kini dikenal sebagai kota Mekkah. Saat itu, kota Mekkah tidak ubahnya seperti kota mati. Tak ada yang bermukim di sana. Sehingga, kedatangan Siti Hajar dan Nabi Ismail a.s. menjadi orang pertama yang tinggal di tanah tersebut.

Setibanya di Mekkah, Nabi Ibrahim a.s. tidak berlama-lama dan bergegas kembali pulang ke Syam. Melihat sang suami ingin pergi meninggalkannya, Siti Hajar merasa ketakutan. Ia pun bertanya kepada Nabi Ibrahim a.s.

"Wahai Ibrahim, ke mana kamu akan pergi? Apakah kamu akan meninggalkan kami di sebuah lembah yang tidak ada siapa-siapa dan tidak ada apa-apa disini?"

Mendengar pertanyaan dari Siti Hajar, Nabi Ibrahim a.s. menjawabnya.

“Takutlah kepada Tuhan yang telah memutuskan kehendak-Nya. Percaya pada kekuasaan dan rahmat-Nya. Dia memerintahkan ku untuk membawamu (Hajar) ke sini.”

"Dialah yang memberikan keamanan pada tempat yang ditinggalkan ini. Tanpa perintah dan wahyu Allah, aku tidak tega meninggalkanmu bersama putraku tercinta. Percayalah, wahai Hajar, bahwa Allah tidak akan meninggalkan kalian berdua tanpa perlindungan-Nya. Rahmat dan berkahnya selalu turun untuk selama-lamanya, insya Allah.”


3. Kisah Nabi Ismail as. dan Air Zam-Zam

Pada suatu waktu, Nabi Ismail a.s. yang masih bayi menangis karena kehausan. Siti Hajar pun segera memberikan ASI untuk putranya. Namun, entah kenapa ASI-nya tidak keluar dan membuat Nabi Ismail a.s. semakin menjadi tangisannya.

Siti Hajar bingung harus melakukan apa untuk menenangkan Nabi Ismail a.s. Ia kemudian meninggalkan Nabi Ismail a.s. dan berlari ke Bukit Shafa untuk mencari air di sana, namun tidak ada apa-apa. Lalu, dari Bukit Shafa, ia segera berlari ke Bukit Marwah dan berharap agar ada air untuk Nabi Ismail a.s.

Siti Hajar bolak-balik dari Bukit Shafa ke Bukit Marwah sebanyak 7 kali, tetapi tetap tidak ada air. Ia pun kembali ke sang anak. Sambil menangis, Nabi Ismail a.s. kecil menghentakkan kakinya ke tanah yang tandus itu dan keluarlah air jernih dan menyejukkan dari tanah yang dihentak oleh Nabi Ismail a.s.

Siti Hajar yang bahagia melihat adanya air kemudian berseru "Zam Zam" yang mempunyai arti "berkumpul".

Pencarian air yang dilakukan Siti Hajar dari Bukit Shafa ke Bukit Marwah menjadi awal mula Sa'i pada ibadah haji dan adanya air zam zam di tengah tanah tandus tersebut membuat Mekkah menjadi "hidup".


4. Perintah Alloh untuk Menyembelih Nabi Ismail as.

Nabi Ismail a.s. pun beranjak besar. Ia menjadi anak yang berbakti kepada orang tua. Suatu ketika, Nabi Ibrahim a.s. ingin bertemu dengan Nabi Ismail a.s. Ia pun datang dari negeri Syam ke negeri Mekkah untuk bertemu dengan Siti Hajar dan Nabi Ismail a.s.

Setibanya di Mekkah, Nabi Ibrahim a.s. disambut oleh Siti Hajar dan Nabi Ismail a.s. Karena lelah, Nabi Ibrahim a.s. memutuskan untuk istirahat sebentar dan tak lama ia tertidur. Dalam tidurnya, Nabi Ibrahim a.s. bermimpi di mana ia mendapat perintah untuk menyembelih Nabi Ismail a.s.

Nabi Ibrahim a.s. terbangun dari tidurnya dan memikirkan tentang mimpinya tersebut. Kemudian, di keesokan harinya, Nabi Ibrahim a.s. kembali bermimpi yang sama. Nabi Ibrahim a.s. bermimpi untuk menyembelih anaknya sebanyak 3x hingga akhirnya ia menyadari bahwa mimpi tersebut adalah perintah dari Allah Swt.

Nabi Ibrahim a.s. segera memanggil Nabi Ismail a.s. dan Siti Hajar untuk memberitahu perihal mimpinya tersebut. Mendengar perintah Allah Swt untuk menyembelih Nabi Ismail a.s. membuat Siti Hajar menangis dan memeluk sang putra. Sedangkan Nabi Ismail a.s. sangat ikhlas dan sabar mendengar perintah penyembelihan tersebut.

Di hari yang sudah ditentukan, Nabi Ibrahim a.s. membawa Nabi Ismail a.s. ke tempat yang jauh. Siti Hajar melepas Nabi Ismail a.s. dengan teguh hati dan menerima bahwa ini adalah perintah Allah Swt. Selama di perjalanan, banyak godaan syaitan yang dirasakan oleh Nabi Ibrahim a.s. dan Nabi Ismail a.s. Namun, kedua utusan Allah Swt tersebut tak termakan bujuk rayu syaitan dan tetap menjalankan perintah Allah Swt.

Setelah sampai di tempat penyembelihan, Nabi Ibrahim a.s. tidak tega untuk menyembelih Nabi Ismail a.s. sehingga beliau menutup wajah putranya dengan kain. Saat pisau sudah sampai di leher Nabi Ismail a.s., datanglah Malaikat Jibril untuk menghentikan Nabi Ibrahim a.s.

Malaikat Jibril atas perintah dari Allah Swt mengganti Nabi Ismail a.s. dengan seekor kambing (sebagian riwayat menyebut domba) dan memerintahkan Nabi Ibrahim a.s. untuk menyembelih hewan tersebut dan menjadikan hari penyembelihan sebagai hari raya serta menyedekahkan sebagian dari daging kambing tersebut kepada fakir miskin.

Hari tersebut kita kenal dengan nama Hari Raya Idul Adha.

Kisah Nabi Ismail a.s. dan perintah penyembelihan tersebut tercantum dalam Al-Qur'an Surat As-Shaffat ayat 102-107 yang berbunyi:

"Maka ketika anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu! Ia menjawab, Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; Insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar."

"Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis (nya), (nyatalah kesabaran keduanya). Dan Kami panggillah dia: Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu, sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar."


5. Membangun Ka'bah

Kisah Nabi Ismail a.s. selanjutnya adalah membangun Ka'bah bersama ayahanda. Nabi Ibrahim a.s. kala itu mendapat perintah Allah Swt untuk membangun Ka'bah dan kemudian diajaknya Nabi Ismail a.s. bersamanya.

Nabi Ibrahim a.s. meninggikan bangunan Ka'bah menjadi 7 hasta, namun pendapat lain mengatakan 9 hasta. Lalu, dengan panjang 30 hasta dan lebar 22 hasta. Pembangunan Baitullah ini dibimbing langsung oleh Allah Swt.

Hal ini terdapat dalam hadis, di mana Al-Azraqy meriwayatkan dari Ibnu Juraji, bahwa Ali bin Abi Thalib mengatakan bahwa Nabi Ibrahim a.s. diiringi oleh malaikat, awan, dan burung sebagai penunjuk jalan untuk pembangunan Ka'bah.

Kala itu, Ka'bah masih menyisakan ruang kosong di salah satu sudutnya. Nabi Ibrahim a.s. segera memerintahkan Nabi Ismail a.s. untuk mencari sebuah batu yang bagus dan terbaik untuk diletakkan di sudut kosong tersebut.

Nabi Ismail a.s. pun melaksanakan perintah dari ayahnya tersebut. Ia mulai mencari batu terbaik. Dalam pencariannya, ia bertemu dengan Malaikat Jibril yang membawa sebuah batu hitam yang indah. Malaikat Jibril lantas memberikannya kepada Nabi Ismail a.s. Dengan hati yang senang, Nabi Ismail a.s. membawanya ke Nabi Ibrahim a.s. dan kemudian batu tersebut diletakkan di ruang kosong di salah satu sudut Ka'bah. Kita mengenalnya dengan nama Hajar Aswad.

Dalam riwayat lain disebutkan bahwa batu tersebut awalnya batu tersebut berwarna putih dan berasal dari surga. Namun, batu tersebut berubah warna menjadi hitam karena dosa-dosa manusia.


6. Wafatnya Nabi Ismail as.

Dalam hidupnya, Nabi Ismail a.s. selalu berdakwah menyerukan keesaan Allah Swt dan mengajak kaumnya agar senantiasa berada di jalan yang diridhoi oleh Allah Swt. Nabi Ismail a.s. menghabiskan waktu hidupnya di Mekkah.

Kisah Nabi Ismail a.s. mengenai wafatnya tidak diketahui pasti. Sumber menyebutkan bahwa usia Nabi Ismail a.s. saat meninggal dunia adalah 137 tahun. Mengenai makamnya, ada yang berpendapat bahwa Nabi Ismail a.s. dimakamkan di Hijr Ismail di samping makam sang ibunda, Siti Hajar. Namun, sebagian yang lain mengatakan bahwa Hijr Ismail bukanlah makam Nabi Ismail a.s. melaikan hanya bekas kamar yang dipakai sang nabi dan ibundanya dahulu. Wallahu a'lam bishawab.

Kisah Nabi Ismail a.s. mengandung nilai-nilai kehidupan yang bermanfaat serta dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita sebagai hamba Allah Swt.

Banyak hikmah yang dapat diambil dari kisah nabi Allah Swt tersebut, di antaranya adalah pengorbanan, ikhlas, sabar, taat akan perintah Allah Swt. Apabila menjalankan perintah Allah Swt dengan baik dengan penuh ketaatan serta keikhlasan, Allah Swt pun akan memberikan ganjaran yang baik untuk hambanya.

Dalam kisah ini juga memperlihatkan bahwa Allah Swt tidak akan membebani hamba-Nya melebihi kesanggupannya.

Semoga kisah ini dapat meningkatkan keimanan kita semua.

Terima kasih telah membaca artikel kami yang berjudul: Kisah Nabi Ismail as. Turunnya Perintah Berkurban dari Alloh SWT, jangan lupa ikuti website kami dan silahkan bagikan artikel ini jika menurut Anda bermanfaat.

Pengalaman Adalah Guru Terbaik. Maka, Kita Pasti Bisa Kalau Kita Terbiasa. Bukan Karena Kita Luar Biasa. Setinggi Apa Belajar Kita, Tidahlah Menjadi Jaminan Kepuasan Jiwa, Akan Tetapi Yang Paling Utama Adalah Seberapa Besar Kita Bermanfaat Untuk Sesama.