Bergabunglah di Grup WhatsApp PTS, ikuti Program Tadarus setiap periode 15 hari DISINI
{{ date }}
{{ time }}
Sudah SHOLAT kah Anda?

Warna-warna Pakaian yang Disukai Rasulullah


Seperti manusia kebanyakan, Rasulullah juga punya kecenderungan menyukai hal-hal tertentu.

Warna-warna Pakaian yang Disukai Rasulullah

Rasulullah Muhammad SAW tidak jauh berbeda dengan manusia kebanyakan. Rasulullah pun memiliki kecenderungan suka pada hal-hal tertentu.

Beberapa di antaranya seperti pakaian dengan warna-warna tertentu. Sejumlah riwayat menyebut Rasulullah mengenakan pakaian-pakaian tersebut baik dalam kegiatan sehari-hari maupun momen-momen tertentu.

Warna-warna tersebut yaitu hijau, putih, merah, hitam, dan abu-abu. Anas bin Malik menyebut, " Warna yang paling disukai oleh Rasulullah SAW adalah hijau."

Imam Al Ghazali dalam kitabnya Ihya Ulumuddin mengatakan, Rasulullah juga menyukai warna putih. " Warna yang paling disukai oleh Rasulullah SAW adalah putih."

Tetapi, Ibnu Hajar dalam kitab Tanbih Al Akhbar mengatakan Rasulullah pernah menyuruh para sahabat mengenakan pakaian warna hijau atau putih.

"Pada hari raya kami disuruh memakai pakaian berwarna hijau karena warna hijau lebih utama. Adapun warna hijau adalah afdhal daripada warna lainnya, sesudah putih."

Dalam riwayat Ibnu Ady dari Jabir RA, Rasulullah pernah mengenakan serban hitam.
" Pernah Rasulullah SAW berpakaian bercorak merah pada dua hari raya dan pada hari Jumat."

Imam Bukhari meriwayatkan dari Ibnu Abbas RA, Rasulullah juga menyukai warna abu-abu.
" Pernah Nabi saw keluar dengan kepala yang dibalut sehelai kain yang berwarna abu-abu."
Sedangkan riwayat Imam Bukhari yang lain, Anas RA pernah melihat Rasulullah menutup kepala dengan kain warna dan bercorak.

Terima kasih telah membaca artikel kami yang berjudul: Warna-warna Pakaian yang Disukai Rasulullah, jangan lupa ikuti website kami dan silahkan bagikan artikel ini jika menurut Anda bermanfaat.

Pengalaman adalah Guru Terbaik. Oleh sebab itu, kita pasti bisa kalau kita terbiasa. Bukan karena kita luar biasa. Setinggi apa belajar kita, tidahlah menjadi jaminan kepuasan jiwa, yang paling utama seberapa besar kita memberi manfaat kepada sesama.