Mengenal Habib Hafiz BSA, Buyut Habib Umar bin Hafiz Yang Alim dan Dermawan
Habib Hafiz bin Abdullah bin Syekh Abubakar bin Salim adalah
seorang keturunan Hadramaut yang alim serta dermawan yang pernah aktif
berdakwah di tengah masyarakat Indonesia. Selain sukses berdakwah, ia sukses
berdagang sehingga ia juga dikenal sebagai orang yang kaya-raya. Ia diakui
sebagai mujahid yang membela Islam dengan ilmu dan hartanya. Jejak dakwah dan
kedermawanannya lestari sampai saat ini, baik di Indonesia mau pun di
Hadramaut. Kesuksesannya sebagai ulama dan pedagang membuat dirinya disetarakan
dengan datuknya yang bernama Habib Husein bin Syekh Abubakar bin Salim. Dulu
Habib Husein dikenal sebagai wali masyhur yang kaya-raya di Hadramaut.
Tokoh yang disegani di eranya ini lahir di kawasan Mistah
yang terletak di dekat Tarim, Hadramaut, pada tahun 1262 Hijriyah. Ia belajar
ilmu agama kepada ayahnya sendiri, paman-pamannya dan sederet alim-ulama di
Mistah. Selanjutnya ia mengembara untuk mereguk ilmu dari sekitar 30 ulama dan
aulia di luar Mistah. Setelah perbekalan ilmunya cukup mumpuni, oleh guru-gurunya
ia diperkenankan untuk mengajar dan berdakwah.
Ia diakui sebagai sosok ulama karismatik yang sangat
disegani oleh seluruh lapisan masyarakat. Bukan hanya kalangan orang awam, para
ulama dan habaib pun menaruh hormat kepadanya. Hal ini dikarenakan budi
pekertinya yang teramat luhur dan kedermawannya. Ia senantiasa berusaha
menapaki setiap langkah para leluhurnya yang istikamah.
Dengan wibawanya yang tinggi, ia kerap mendamaikan sesama
muslim yang sedang berselisih. Begitu mengetahui ada satu kelompok bermasalah
dengan kelompok lain, Habib Hafiz segera mendamaikan mereka. Banyak suku-suku
di lembah Hadramaut yang nyaris berperang berhasil ia islahkan kembali. Ia juga
rela mengeluarkan hartanya demi kemaslahatan umat. Baginya, harta akan jauh
bernilai apabila diinfakkan untuk perjuangan agama.
Habib Hafiz datang ke Indonesia sekitar tahun 1286 Hijriyah.
Mulanya ia singgah ke India, kemudian berangkat ke Jakarta dan Cirebon. Setelah
itu ia merantau ke Bondowoso dan menetap di sana dalam waktu yang sangat lama.
Di kota itu ia menikah dengan seorang syarifah dari keluarga Al-Aydrus dan
dikaruniai seorang putra bernama Salim bin Hafiz. Belakangan ia diambil menantu
oleh seorang bangsawan di Bondowoso bernama Raden Rarais. Dari pernikahan ini,
Habib Hafiz dikaruniai 1 putra dan 5 putri.
Meski tinggal di Bondowoso, Habib Hafiz sering pergi ke
Hadramaut. Ia menjalin kontak dengan para ulama di sana dan kerap bertukar
pikiran tentang masalah-masalah penting di bidang pendidikan, dakwah dan
sosial. Beberapa tokoh besar yang berkawan akrab dengannya adalah Habib Ali bin
Muhammad al-Habsyi Shahibul Maulid, Habib Ahmad bin Muhammad al-Muhdar, Habib
Ahmad bin Hasan al-Atthas, Habib Idrus bin Umar al-Habsyi, Habib Umar bin Idrus
BSA, Habib Abdullah bin Ali al-Haddad, Habib Abdulqadir bin Quthban, Habib
Ahmad bin Abdullah bin Thalib al-Atthas, Habib Abdullah bin Shahab dan Habib
Idrus bin Salim BSA.
Selama tinggal dan berdakwah di Bondowoso, Habib Hafiz mudah
diterima dan dicintai masyarakat lantaran kedermawanan dan sikap lemah-lembutnya.
Kepada putra-putrinya ia menanamkan nilai-nilai kedermawanan dan keikhlasan. Ia
berpesan kepada mereka agar memperbanyak amal disertai keikhlasan. Tanpa
keikhlasan, menurutnya, amal tak akan bernilai sama sekali.
Kedermawanan dan keikhlasan Habib Hafiz terlihat tatkala
Habib Ali bin Muhammad al-Habsyi membangun Rubat (pesantren) di kota Sewun.
Para dermawan berbondong-bondong memberikan bantuan dana. Di antara dana
sumbangan yang terkumpul, terdapat satu dana sumbangan dengan jumlah terbesar
yang tak diketahui nama pemberinya. Pada sumbangan yang satu ini hanya tertulis
nama Fa’ilul Khair yang berarti pelaku kebaikan.
Habib Ali sangat penasaran untuk mengetahui dari siapakah
sumbangan besar tanpa identitas jelas itu? Seiring dengan berjalannya waktu,
akhirnya diketahui juga bahwa sang donatur adalah Habib Hafiz. Begitu
mengetahui hal ini, Habib Ali langsung menulis surat panjang yang ditujukan
kepada beliau. Di antara isi surat itu adalah, “Wahai hamba dan kekasih Allah
yang hatinya laksana lautan penuh kesucian dan kedermawanan. Mudah-mudahan anda
dan anak-anak keturunan anda senantiasa dalam kebaikan.” Menerima surat dari
Habib Ali, bukannya hati Habib Hafiz merasa senang dan bahagia. Justru ia
bersedih lantaran identitasnya sebagai pemberi sumbangan terbesar akhirnya
terbongkar.
Pernah pada suatu ketika daerah Duan di Hadramaut mengalami
masa paceklik panjang. Musibah ini membuat warga kekurangan bahan makanan
pokok. Habib Ahmad bin Muhammad al-Muhdar yang menjadi ulama berpengaruh di
kawasan itu segera mengambil sikap. Ia mengirim utusan ke sejumlah daerah di
Hadramaut untuk meminta bantuan. Para utusan yang dikirim itu banyak yang
pulang dengan tangan hampa karena daerah yang dituju juga mengalami paceklik
yang sama.
Kenyataan ini berbeda dengan para utusan yang dikirim ke
Mistah. Mereka mendapat bantuan berlimpah dari para habaib dan dermawan di
daerah itu. Sumbangan terbesar diberikan oleh Habib Hafiz. Karena itu Habib
Ahmad al-Muhdar menulis surat kepada Habib Hafiz yang intinya menyebut Habib
Hafiz sebagai pelopor kebaikan.
Para sesepuh kota Bondowoso mengisahkan bahwa dulu Habib
Hafiz selalu keliling di waktu malam untuk membagikan bahan pokok kepada kaum
fakir miskin. Bahan pokok itu diletakkan di depan rumah mereka agar tidak
diketahui siapa pemberinya. Ia juga sering menyuruh orang-orang kepercayaannya
untuk memperbaiki rumah warga yang rusak. Selain itu, Habib Hafiz juga banyak
mendirikan mushala dan masjid. Di antaranya adalah mushala di Tenggarang,
Wonosari dan Sumber Pinang. Ada pula masjid Al-Awwabin di kampung Arab, tanah
wakaf yang menjadi area madrasah Al-Khairiyah dan tanah kuburan bagian timur
yang terletak di belakang makam Habib Muhdar. Selain semua itu, masih banyak
lagi mushala dan masjid yang didirikan Habib Hafiz.
Setelah cukup lama tinggal di Bondowoso, akhirnya Habib
Hafiz pulang ke Hadramaut dan wafat di Mistah pada hari Kamis, 17 Rajab 1340 Hijriyah
dalam usia 78 tahun. Ia dimakamkan di Inat, di sebelah kubah Syekh Abubakar bin
Salim. Ia wafat dengan meninggalkan 9 putra dan 12 putri. Nama-nama putranya
adalah Habib Salim, Habib Thahir, Habib Hasan, Habib Abubakar, Habib Ali, Habib
Muhammad, Habib Umar, Habib Abdullah, dan Habib Jakfar. Mereka semua mewarisi
sir Habib Hafiz sebagai ahli dakwah, ulama dan pengusaha.
Belakangan Habib Salim bin Hafiz memiliki putra bernama
Habib Muhammad, dan Habib Muhammad memiliki putra bernama Habib Umar. Sekarang,
kita mengenal Habib Umar bin Hafiz
sebagai sosok ulama dan dai yang sangat masyhur di seluruh penjuru dunia.
Kiranya doa yang disampaikan Habib Ali al-Habsyi kepada Habib Hafiz telah
menjadi kenyataan.
Terima kasih telah membaca artikel kami yang berjudul: Mengenal Habib Hafiz BSA, Buyut Habib Umar bin Hafiz Yang Alim dan Dermawan, jangan lupa + IKUTI website kami dan silahkan bagikan artikel ini jika menurut Anda bermanfaat. Simak artikel kami lainnya di Google News.
Dukung kami dengan memilih salah satu metode donasi di bawah ini:
Gabung dalam percakapan