Bergabunglah di Grup WhatsApp PTS, ikuti Program Tadarus setiap periode 15 hari DISINI
{{ date }}
{{ time }}
Sudah SHOLAT kah Anda?

Filosofi Bilangan Dalam Bahasa Jawa

Filosofi Penamaan Bilangan Dalam Bahasa Jawa
Filosofi Bilangan Dalam Bahasa Jawa

Dalam Bahasa Indonesia ;
21 = Dua Puluh Satu
22 = Dua Puluh Dua...s/d.
29 = Dua Puluh Sembilan

Dlm bhs Jawa tidak dinamakan Rong Puluh Siji (21), Rong Puluh Loro (22),... dst, melainkan... Selikur (21), Rolikur (22), .... s/d Songo Likur (29).

Disini terdapat satuan LIKUR , yang merupakan kependekan dari Lingguh KURsi, artinya duduk di Kursi.
Pada usia 21-29 itulah pada umumnya manusia mendapatkan TEMPAT:DUDUKNYA, Pekerjaannya, Profesi yang akan ditekuni dlm kehidupannya ...

Ada penyimpangan pada Bilangan 25, tidak disebut sebagai LIMANG LIKUR, melainkan SELAWE.

SELAWE ; ( SEneng-senenge LAnang lan WEdok ). Puncak asmara laki-laki dan perempuan, yg ditandai oleh Pernikahan.
Maka pada usia tersebut pada umumnya orang menikah (dadi manten).

Ada penyimpangan lagi pada bilangan 50, setelah Sepuluh, Rong Puluh (20), Telung Puluh (30), Patang Puluh (40), mestinya Limang Puluh (50).
Tapi 50 diucapakan menjadi SEKET.

SEKET ( SEneng KEthunan); suka memakai Kethu/tutup kepala, Topi/Kopiah. Tanda usia semakin lanjut. Tutup kepala bisa untuk menutup botak atau rambut yang memutih karena semirnya habis....
Disisi lain bisa juga kopiah atau tutup kepala melambangkan orang yang seharusnya sudah lebih taat beribadah...!!

Pada usia 50 thn mestinya seseorang seharusnya lebih memperbanyak ibadahnya dan lebih berbagi untuk bekal memasuki Kehidupan Akherat yang Kekal dan Abadi...!!

Dan kemudian masih ada Satu Bilangan lagi, yaitu 60, yang namanya menyimpang dari pola, bukan Enem Puluh melainkan SEWIDAK atau SUWIDAK.
SEWIDAK ( SEjatine Wis wayahe TinDAK).
Artinya ?
Sesungguhnya sudah saatnya pergi, sudah matang....
Harus sudah siap dipanggil menghadap Tuhan.

Semoga bermanfaat dan semoga kita tetap sehat & semangat walau hampir SEWIDAK....

Terima kasih telah membaca artikel kami yang berjudul: Filosofi Bilangan Dalam Bahasa Jawa, jangan lupa ikuti website kami dan silahkan bagikan artikel ini jika menurut Anda bermanfaat.

Pengalaman adalah Guru Terbaik. Oleh sebab itu, kita pasti bisa kalau kita terbiasa. Bukan karena kita luar biasa. Setinggi apa belajar kita, tidahlah menjadi jaminan kepuasan jiwa, yang paling utama seberapa besar kita memberi manfaat kepada sesama.