Dalil Naqli Silaturahmi, Manfaat serta Pentingnya Silaturahmi
1. Perintah Silaturahmi :
يَاأَيُّهَا النَّاسُ
اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا
زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ
الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا-
النساء : 1
Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah
menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan
isterinya; dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan
perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan)
nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan
silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu. ( QS.
An-Nisa ; 1 )
عن أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ
وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُر البخاري
Dari Anas bin Malik ra, bahwa Rasulullah saw bersabda : “
barangsiapa yang ingin diluaskan rizkinya dan dipanjangkan umurnya (
kebaikannya ) maka
bersilaturahmilah. ( HR.
Al-Bukhari )
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ
سَلَامٍ قَالَ لَمَّا قَدِمَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
الْمَدِينَةَ انْجَفَلَ النَّاسُ عَلَيْهِ فَكُنْتُ فِيمَنْ انْجَفَلَ فَلَمَّا
تَبَيَّنْتُ وَجْهَهُ عَرَفْتُ أَنَّ وَجْهَهُ لَيْسَ بِوَجْهِ كَذَّابٍ فَكَانَ
أَوَّلُ شَيْءٍ سَمِعْتُهُ يَقُولُ أَفْشُوا السَّلَامَ وَأَطْعِمُوا الطَّعَامَ
وَصِلُوا الْأَرْحَامَ وَصَلُّوا وَالنَّاسُ نِيَامٌ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ بِسَلَامٍ-
ر احمد و الدرمى
Dari Abdillah bin Salam ra berkata : Ketika Nabi saw tiba di
Madinah, orang berebut mendekat kepadanya, aku termasuk yang berebut. Tatkala
nampak jelas kepadaku wajahnya, saya tahu bahwa wajahnya bukan wajah pendusta.
Dan yang pertama saya dengar darinya, beliau bersabda : “ Sebarluaskan salam,
bersedekahlah dengan makanan, bersilaturahmilah, dan shalatlah di malam
hari saat orang lain lelap tidur, kamu akan masuk surga dengan selamat.”
( HR. Ahmad dan Ad-Darimi )
2. Larangan & Ancaman Memutus Silaturahmi :
عن جُبَيْرَ بْنَ مُطْعِمٍ َخْبَرَهُ أَنَّهُ سَمِعَ
النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ
قَاطِعٌ – ر البخاري و مسلم
Dari Jubair bin Muth’im ra, Ia mendengar Nabi saw bersabda
:” Tidak akan masuk surga orang yang memutus silaturahmi “ ( HR.
Al-Bukhari & Muslim )
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ
الْخُدْرِيِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا
يَدْخُلُ الْجَنَّةَ صَاحِبُ خَمْسٍ مُدْمِنُ خَمْرٍ وَلَا مُؤْمِنٌ بِسِحْرٍ
وَلَا قَاطِعُ رَحِمٍ وَلَا كَاهِنٌ وَلَا مَنَّانٌ – راحمد
Dari Abi Sa’id Al-Khudri ra berkata, bersabda Rasulullah saw
: “ Tidak akan masuk surga pemilik lima hal : Peminum miras, Orang yang
percaya sihir, Pemutus silaturahmi, dukun, dan yang suka mengungkit-ungkit
kebaikan.” ( HR. Ahmad )
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا مِنْ رَجُلٍ يَدْعُو اللَّهَ بِدُعَاءٍ إِلَّا
اسْتُجِيبَ لَهُ فَإِمَّا أَنْ يُعَجَّلَ لَهُ فِي الدُّنْيَا وَإِمَّا أَنْ
يُدَّخَرَ لَهُ فِي الْآخِرَةِ وَإِمَّا أَنْ يُكَفَّرَ عَنْهُ مِنْ ذُنُوبِهِ
بِقَدْرِ مَا دَعَا مَا لَمْ يَدْعُ بِإِثْمٍ أَوْ قَطِيعَةِ رَحِمٍ أَوْ
يَسْتَعْجِلْ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَكَيْفَ يَسْتَعْجِلُ قَالَ يَقُولُ
دَعَوْتُ رَبِّي فَمَا اسْتَجَابَ لِي – ر الترمذي
Dari Abi Hurairah ra berkata, bersabda Rasulullah saw : Tak
ada seorangpun berdo’a kepada Allah dengan suatu do’a kecuali pasti diijabah,
apakah dipenuhinya di dunia atau ditabung di khirat, atau diampuni dosa-dosa
sesuai dengan permohonannya, selama ia tidak cenderung kepada dosa, atau
memutus silaturahmi, atau terburu-buru. “ Mereka bertanya : “ Ya
Rasulullah, yang dimaksud terburu-buru itu bagaimana ? “ Beliau menjawab : “
Dia berkata aku sudah berdo’a kepada Tuhanku tapi tidak dipenuhi juga.
“ ( HR. At-Tirmidzi )
3. Bukan Sekedar Terkait Nasab :
عن عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ مِنْ عِبَادِ اللَّهِ لَأُنَاسًا مَا هُمْ
بِأَنْبِيَاءَ وَلَا شُهَدَاءَ يَغْبِطُهُمْ الْأَنْبِيَاءُ وَالشُّهَدَاءُ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ بِمَكَانِهِمْ مِنْ اللَّهِ تَعَالَى قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ
تُخْبِرُنَا مَنْ هُمْ قَالَ هُمْ قَوْمٌ تَحَابُّوا بِرُوحِ اللَّهِ عَلَى غَيْرِ
أَرْحَامٍ بَيْنَهُمْ وَلَا أَمْوَالٍ يَتَعَاطَوْنَهَا فَوَاللَّهِ إِنَّ
وُجُوهَهُمْ لَنُورٌ وَإِنَّهُمْ عَلَى نُورٍ لَا يَخَافُونَ إِذَا خَافَ النَّاسُ
وَلَا يَحْزَنُونَ إِذَا حَزِنَ النَّاسُ وَقَرَأَ هَذِهِ الْآيَةَ أَلَا إِنَّ
أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ – ر ابو داود
Dari Umar Ibnu Khattab ra berkata, bersabda Nabi saw : “
Diantara hamba Allah ada sekelompok manusia yang bukan para nabi juga bukan
para syuhada, malah para Nabi dan para syuhada tertarik dengan kedudukan mereka
dari Allah pada hari kiamat “ Mereka bertanya : “ Beritahukanlah kepada
kami siapa mereka itu ? “ Beliau menjawab : “ Mereka adalah orang-orang
yang saling mencintai dasarnya ruh Allah( agama ), bukan karena ada hubungan
nasab di antara mereka, bukan pula terkait harta (bisnis) . Demi Allah
Sesungguhnya wajah mereka bercahaya, dan sesungguhnya mereka ada dalam
cahaya. Mereka tidak merasa takut di saat manusia dihantui rasa takut, dan
tidak menyesal ketika manusia diselimuti penyesalan. Lalu Beliau membaca ayat
“ Ketahuilah, bahwa wali-wali Allah tidak merasa takut dan juga mereka
tidak menyesal. “ ( HR.Abu Dawud )
4. Bukan Sekedar Mushafahah /Bersalaman :
عَنِ الْبَرَاءِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا مِنْ مُسْلِمَيْنِ يَلْتَقِيَانِ فَيَتَصَافَحَانِ
إِلَّا غُفِرَ لَهُمَا قَبْلَ أَنْ يَتَفَرَّقَا – ر احمد و ابوداود و الترمذي
Dari Al-Barra berkata, bersabda Rasulullah saw “ Tidak
bertemu dua orang muslim lalu bersalaman, maka pasati diampuni dosa keduanya,
sebelum keduanya berpisah.”( HR Ahmad, Abu Daud dan At-Tirmidzi ).
قَالَتْ عَائِشَةُ وَاللَّهِ مَا أَخَذَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى النِّسَاءِ قَطُّ إِلَّا بِمَا أَمَرَهُ
اللَّهُ تَعَالَى وَمَا مَسَّتْ كَفُّ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ كَفَّ امْرَأَةٍ قَطُّ وَكَانَ يَقُولُ لَهُنَّ إِذَا أَخَذَ
عَلَيْهِنَّ قَدْ بَايَعْتُكُنَّ كَلَامًا – ر مسلم
Berkata Aisyah ra : “ Demi Allah Rasulullah saw tidak
mengambil ( bai’at ) kepada wanita kecuali dengan apa yang diperintahkan Allah
swt. Dan Tangan Rasulullah tidak pernah menyentuh tangan wanita sama
sekali. Dan Beliau bersabda kepada mereka jika mengambil ( baiat ) atas
mereka , Aku telah membai’at kalian dengan perkataan. “ ( HR. Muslim ).
لان يطعن فى رأس احدكم بمخيط من حديد خير له من ان يمس
امرأة لا تحل له – ر الطبرني عن معقل ابن يسر
Kepala seseorang di antara kamu ditusuki dengan jarum dari
besi, itu lebih baik baginya, dari pada menyentuh wanita yang tidak halal
baginya. ( HR. At-Thabrani dari Ma’qil bin Yasar – Faidul Qadir 5: 329 )
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ تُفْتَحُ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ يَوْمَ
الِاثْنَيْنِ وَيَوْمَ الْخَمِيسِ فَيُغْفَرُ لِكُلِّ عَبْدٍ لَا يُشْرِكُ
بِاللَّهِ شَيْئًا إِلَّا رَجُلًا كَانَتْ بَيْنَهُ وَبَيْنَ أَخِيهِ شَحْنَاءُ
فَيُقَالُ أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى
يَصْطَلِحَا أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا – ر مسلم
Dari Abi Hurairah ra, bahwa Rasulullah saw bersabda : “
Pintu-pintu surga dibukakan tiap Senin dan Kamis, Allah mengampuni dosa-dosa
hamba selama tidak musyrik. Kecuali orang yang antara dia dengan
saudaranya ada kebencian, maka diintruksikan : Tangguhkanlah kedua orang
ini ( ampunannya ) sampai keduanya damai, tangguhkanlah kedua orang
ini ( ampunannya ) sampai keduanya damai.
“ ( HR. Muslim ).
5. Bukan Sekedar Pertemuan :
لَا خَيْرَ فِي كَثِيرٍ مِنْ نَجْوَاهُمْ إِلَّا مَنْ
أَمَرَ بِصَدَقَةٍ أَوْ مَعْرُوفٍ أَوْ إِصْلَاحٍ بَيْنَ النَّاسِ وَمَنْ يَفْعَلْ
ذَلِكَ ابْتِغَاءَ مَرْضَاةِ اللَّهِ فَسَوْفَ نُؤْتِيهِ أَجْرًا عَظِيمًا –
النساء : 114
Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan bisikan mereka,
kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah,
atau berbuat ma`ruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan
barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keredhaan Allah, maka kelak
Kami memberi kepadanya pahala yang besar. ( QS. An-Nisa : 114 )
6. Yang Esensial Mendidik Keluarga menjadi Manusia
Sholeh :
وَهِيَ تَجْرِي بِهِمْ فِي مَوْجٍ كَالْجِبَالِ وَنَادَى
نُوحٌ ابْنَهُ وَكَانَ فِي مَعْزِلٍ يَابُنَيَّ ارْكَبْ مَعَنَا وَلَا تَكُنْ مَعَ
الْكَافِرِينَ ؛ قَالَ سَآوِي إِلَى جَبَلٍ يَعْصِمُنِي مِنَ الْمَاءِ قَالَ
لَا عَاصِمَ الْيَوْمَ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ إِلَّا مَنْ رَحِمَ وَحَالَ
بَيْنَهُمَا الْمَوْجُ فَكَانَ مِنَ الْمُغْرَقِينَ ؛ وَقِيلَ يَاأَرْضُ ابْلَعِي
مَاءَكِ وَيَا وَقِيلَ يَاأَرْضُ ابْلَعِي مَاءَكِ وَيَا سَمَاءُ أَقْلِعِي
وَغِيضَ الْمَاءُ وَقُضِيَ الْأَمْرُ وَاسْتَوَتْ عَلَى الْجُودِيِّ وَقِيلَ
بُعْدًا لِلْقَوْمِ الظَّالِمِينَ ؛ وَنَادَى نُوحٌ رَبَّهُ فَقَالَ رَبِّ
إِنَّ ابْنِي مِنْ أَهْلِي وَإِنَّ وَعْدَكَ الْحَقُّ وَأَنْتَ أَحْكَمُ
الْحَاكِمِين َ؛ قَالَ يَانُوحُ إِنَّهُ لَيْسَ مِنْ أَهْلِكَ إِنَّهُ
عَمَلٌ غَيْرُ صَالِحٍ فَلَا تَسْأَلْنِ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنِّي
أَعِظُكَ أَنْ تَكُونَ مِنَ الْجَاهِلِين ؛ هود : 42-46
Dan bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang
laksana gunung. Dan Nuh memanggil anaknya sedang anak itu berada di tempat yang
jauh terpencil: “Hai anakku, naiklah (ke kapal) bersama kami dan janganlah kamu
berada bersama orang-orang yang kafir.” Anaknya menjawab: “Aku akan mencari
perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku dari air bah!” Nuh berkata:
“Tidak ada yang melindungi hari ini dari azab Allah selain Allah (saja) Yang
Maha Penyayang”. Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya; maka jadilah
anak itu termasuk orang-orang yang ditenggelamkan.
Dan difirmankan: “Hai bumi telanlah airmu, dan hai langit
(hujan) berhentilah,” Dan airpun disurutkan, perintahpun diselesaikan dan
bahtera itupun berlabuh di atas bukit Judi, dan dikatakan: “Binasalah
orang-orang yang zalim.” Dan Nuh berseru kepada Tuhannya sambil berkata: “Ya
Tuhanku, sesungguhnya anakku, termasuk keluargaku, dan sesungguhnya janji
Engkau itulah yang benar. Dan Engkau adalah Hakim yang seadil-adilnya.” Allah
berfirman: “Hai Nuh, sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu (yang
dijanjikan akan diselamatkan), sesungguhnya (perbuatannya) perbuatan yang tidak
baik. Sebab itu janganlah kamu memohon kepada-Ku sesuatu yang kamu tidak
mengetahui (hakekat) nya. Sesungguhnya Aku memperingatkan kepadamu supaya kamu
jangan termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan.” ( QS. Hud : 42-46 )
Terima kasih telah membaca artikel kami yang berjudul: Dalil Naqli Silaturahmi, Manfaat serta Pentingnya Silaturahmi, jangan lupa ikuti website kami dan silahkan bagikan artikel ini jika menurut Anda bermanfaat.
Gabung dalam percakapan