Asal-Usul Peci Hitam

Meski keturunan Arab, Maulana Habib Muhammad Luthfi Senang Sekali Memakai Peci Hitam. Dalam Berbagai Kesempatan, Selain Peci Putih khas Arab, Beliau Tampak mengenakan Peci Hitam. Ketika Ditanya, Ekspresi Kecintaannya Kepada Tradisi Dan Budaya Nusantara.

Adalah Ir. Soekarno, Proklamator Sekaligus Presiden Pertama RI, Orang Yang Dianggap Mempopulerkan Peci Indonesia Atau Peci Hitam Secara Formal. Dalam Banyak Kegiatan Kenegaraan, Baik Di Dalam Negeri Maupun Internasional, Bahkan Sejak Masa Penjajahan, Beliau Tak Pernah Melepaskannya. Justru Ir. Soekarno Bersama Para Aktivis Perjuangan Lain Menjadikan Pemakaian Peci Sebagai Simbol Pergerakan Dan Perlawanan Terhadap Kaum Penjajah.

Cindy Adams Dalam Buku Biografi Bung Karno Bercerita Tentang Bagaimana Bung Karno Bertekad Mengenakan Peci Sebagai Lambang Pergerakan. Sampai Akhirnya Penutup Kepala Pria Khas Indonesia Itu Terkenal Di Luar Negeri Dengan Sebutan Nama "Peci Sukarno" 

Konon, PECI Merupakan Rintisan Dari Sunan Kalijaga. Pada Mulanya Beliau Membuat Mahkota Khusus Untuk Sultan Fatah Yang Diberi Nama "Kuluk" Yang Memiliki Bentuk Lebih Sederhana Daripada Mahkota Ayahnya, Raja Terakhir Majapahit Brawijaya V. Mahkota Itu Disebut "Kuluk" Dan Mirip Kopyah, Hanya Ukurannya Lebih Besar. Hal Itu Agar Sesuai Ajaran Islam Yang Egaliter. Raja Dan Rakyat Sama Kedudukannya Di Hadapan Allah SWT.. Hanya Ketakwaan Yang Membedakannya.

Satu Hal Yang Menarik Bahwa Peci Berasal Dari Kata Pe (Artinya Delapan) Dan Chi (Artinya Energi), Sehingga Arti Peci Itu Sendiri Merupakan Alat Untuk Menutup Bagian Tubuh Yang Bisa Memancarkan Energinya Ke Delapan Penjuru Angin. 

Penutup Kepala Khas Ini, Ada Juga Yang Menyebutnya "Songkok" Yakni "Kosong Dari Mangkok".

Artinya, Hidup Ini Seperti Mangkok Yang Kosong. Harus Diisi Dengan Ilmu Dan Keberkahan. 

Sementara Kata "Kopyah" Berasal Dari "Kosong Karena Di-pyah" Yang Artinya "Kosong Karena Dibuang". Apa Yang Dibuang?

Kebodohan Dan Rasa Iri Hati Serta Dengki Yang Merupakan Penyakit Bawaan Setan 

Allahhuma Sholi'alla Sayyidina Muhamad Wa'ala Ali Sayyidina Muhamad.