Bergabunglah di Grup WhatsApp PTS, ikuti Program Tadarus setiap periode 15 hari DISINI
{{ date }}
{{ time }}
Sudah SHOLAT kah Anda?

Riwayat dan Silsilah KH.R. Abdul Fattah - Wonosobo

Biografi Riwayat dan Silsilah KH.R. Abdul Fattah - Wonosobo
Biografi Riwayat dan Silsilah KH.R. Abdul Fattah - Wonosobo

KH.R. Abdul Fattah nama kecilnya R. Syamsul Ma'arif beliau dilahirkan di Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat pada tahun 1812 Masehi. Beliau diasuh serta dididik dan dibesarkan dalam kraton, beliau diajarkan ilmu Agama Islam oleh ayahanda KH.R. Marhamah sejak kanak-kanak hingga dewasa.

Beliau mempunyai sinar mata yang tajam dan cerdas, serta ilmu yang dipelajarinya langsung dapat dikuasai. Kemudian meneruskan belajar ilmu agama di Makkatul Mukarromah sekaligus menunaikan rukun Islam yang kelima yaitu Ibadah Haji.

Atas semua yang dicapainya itu maka dalam usia yang relatif muda sudah tampak kepribadiannya sebagai seorang alim, agung dan berwibawa serta penuh kharisma.


Sifat Karomah dan Senang Tirakat

Semenjak kecil beliau KH.R. Abdul Fattah senang tirakat/riyadloh, tekun beribadah disamping melaksanakan ibadah wajib, mengerjakan Sholatullail, Sholat hajat/tahajud beliau selalu taqorrub Ilalloh, mengurangi tidur malam, waktu siang digunakan beribadah puasa sunnah. Bahkan setelah bermukim di Dusun Sigedong bersama isteri-isterinya dan para putera-puterinya serta para santri Pondok Pesantren, beliau tidak pernah makan sampai kenyang. Kalau berpuasa, setiap kali berbuka setelah fihidangkannya nasi yang digelar diatas tampi (Tampah) lalu diiris menyilang dengan pisau, yang melekat dipisau itulah yang dimakan dan meminum seteguk air putih. Adapun sisa nasi yang masih utuh didalam tampi itu diberikan kepada para santri-santrinya sebagai barokah.

Hal ini berjalan sampai satu tahun. Kemudian pada tahun berikutnya cara berpuasanya lain lagi. Antara lain menanak nasi beras satu sendok dicapur pasir untuk berbuka, caranya : setelah masak, nasi itu diambil dengan satu jari telunjuk, kalau sekali makan tergigit pasir, spontan berhenti dan tidak dilanjutkan makan lagi, demikian terus menerus beliau jalankan. Yang bagi kita orang awam tidak mampu melaksanakannya.

Keistimewannya lagi, beliau R. Syamsul Ma'arif ketika masih dalam kandungan ibunya sudah mempunyai karomah. Suatu hari ketika ibunya sedang nginteri beras untuk ditanak beliau merasa pusing berputar-putar.

Oleh karena itu dianjurkan oleh beliau, sewaktu para ibu sedang hamil, jangan sekali-kali nginteri dalam tampah, kasihan janin yang masih berada dalam kandungan sang ibu.


Bermukim dan Mengembangkan Ajaran Islam di Dusun Kramat

Ketika K.R. Asmorosupi bersama seorang putera yaitu KH.R. Marhamah beserta istri dan empat orang putera ialah :

  1. R. SYAKUR SHOLEH.
  2. R.H. MANSHUR.
  3. KH.R. ABDUL FATTAH
  4. R. MOHAMMAD ANSOR

Semuanya bermukim di Dusun Kramat, yang dahulunya terkenal hutan wingit. Dusun tersebut hingga kini masih dalam keadaan sunyi dan tidak lepas makluk halus antara lain Jin-jin masih menggoda manusia. Karena pada waktu itu hutan tersebut ditempati oleh para Auliya' dan Ulama' besar diantaranya : K.R. Asmorosupi, KH.R. Marhamah, K. Abdul Goni dll. Maka dijadikan dusun yang bernama Kramat atau bahasa arab Karomah (yang dimuliakan). Dusun ini termasuk Desa Wuwuharjo Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang. Dusun Kramat terletak ditepi sungai Kodil, perbatasan antara Kabupaten Magelang dengan Kabupaten Wonosobo.

Dari dusun inilah yang pertama kali untuk mengajarkan Agama Islam diperbatasan Magelang dan Wonosobo. Dan konon pernah untuk mengIslamkan seorang Budha yang sakti, yaitu ayahanda K.Abdul Ghoni yang bernama Kartawasesa atau disebut juga Mbah Lerik, setengah riwayat usianya mencapai 175 th. Semenjak kecil tidak pernah potong rambut maupun kuku. Oleh karena itu rambut sampai menjadi tebal panjang dan gembel digambarkan seperti tudung kowangan. Menurut cerita kalau hujan rambut tersebut dijadikan tudung dan kalau tidur digunakan sebagai kasur.

Disampig itu juga mempunyai kuku yang panjang hingga 2,5 m sampai melintir-lintir, kuku tersebut sering digunakan untuk mengambil barang dari kejauhan. Konon rambut dan kuku mbah lerik sebelum masuk Islam tidak ada seorangpun yang dapat memotongnya, meskipun dengan menggunakan berupa alat tajam apapun. Disamping itu bahwa bola matanya mempunyai keanehan tidak seperti kebiasaan mata orang biasa, ialah bergaris lurik-lurik, sehingga orang memanggilnya Si Mbah Lerik.


Khataman Pengajian Pertama Kali di Dusun Kramat

Pada bulan Rabi'ul Awwal beliau K.Abdul Ghoni bersama KH.R. Marhamah ayah beliau KH.R. Abdul Fattah, mengadakan khataman pengajian bagi para santri yang mondok di Dusun Kramat sebanyak 40 (empat puluh) orang, khataman ini baru dapat menyelesaikan bacaan Dua Kalimah Syahadat, Surat Fatikhah, Surat Iklash, Surat Al ' Alaq dan surat An Nas.

Mengadakan khataman secara besar-besaran, semua Ulama' yang ada di Jawa Tengah dan para Biksu Budha serta Pendeta diundang untuk menyaksikan acara antara lain :

  1. Peringatan Maulid Nabi.
  2. Pembacaan Khataman para santri 40 orang.
  3. Pemotongan rambut dan kuku Si Mbah Lerik, setelah masuk Islam.

Alkisah ketika Si Mbah Lerik telah masuk Islam dengan membaca Bismillah dan Dua Kalimah Syahadat, pembacaan do'a dan selamatan, rambut serta kuku baru dapat dipotong oleh putranya K.Abdul Ghoni. Namun alangkah terkejutnya bersamaan dengan jatuhnya potongan rambut serta kuku menimbulkan suara gemuruh bagaikan terjadi gempa, sehingga orang-orang panik mencari perlindungan. Kemudian potongan rambut dan kuku diangkat oleh dua orang santri ternyata tidak mampu, baru setelah ke-40 orang santri itu bersama-sama mengangkat, baru rambut dapat dipikul berkeliling mengitari Masjid. Selanjutnya kuku dan rambut dikubur di sebelah Masjid Dusun Kramat ditandai batu dan pohon ubi.

Adapun makam Si Mbah Lerik terletak di Dusun Senepan, Desa Dempel Kalibawang Kecamatan Sapuran Kabupaten Wonosobo.

Demikianlah kisah seorang Budha yang sakti telah masuk Islam, semoga arwah beliau diterima disisi Allah, mendapat Maghfiroh, diampuni semua dosanya oleh Allah SWT, dan khusnul Khotimah, Amien ya Robbal ' Alamin.


Pernikahan Pertama

Di Dusun Kramat ini beliau KH.R. Abdul Fattah melangsungkan pernikahannya dengan seorang puteri bernama Siti Aisyah binti K. Abdul Ghoni bin Lerik Kartawasesa dengan disaksikan oleh paran Auliya' serta Ulama-ulama besar. Adapun silsilah dari ibu Siti Aisyah adalah putri dari Ibu Khofsah binti K.Jogonolo Sabuk Alu dari desa Kaliabu Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang.

Alkisah K. Jogonolo Sabuk Alu termasuk orang sakti yang pada waktu itu turut berjuang sebagai pengikut setia Pangeran Diponegoro. Pada waktu Mbah Nolo disuruh berjaga untuk melawan Belanda, karena tergesa akan berangkat maka mengambil antan (alu) sebagai ikat pinggang, serta lumpang batu sebagai topi. Sehingga sekarang terkenal dengan sebutan K. Jogonolo Alu.


Pindah ke Dusun Sigedong

Setelah bermukim beberapa tahun KH.R. Abdul Fattah bersama keluarga di Dusun Kramat, oleh Penguasa pemerintah Kabupaten mengumumkan siapa saja yang dapat mengusir makhluk-makhluk yang sangat mengganggu ketentraman manusia dibukit Sigedong, maka tanah tersebut akan diberikan segabai tanah Keputihan artinya : bebas pembayaran pajak.

Mengingat bahwa keadaan tersebut sangat gawat, lagi wingit dan tidak sembarang orang berani mendekat lebih-lebih memasukinya dikawatirkan hilang tanpa jejak, maka oleh Glondong (Kepala Desa Tegalgot) bernama R. Surowikromo kemudian menunjuk beliau KH.R. Abdul Fattah adalah satu-satunya yang dapat berani mengusir serta membebaskan kerajaan Jin, Syaitan penghuni tanah tersebut, kemudian setelah tanah aman dari gangguan mahluk-mahluk jahat dijadikanlah tempat pemukiman hingga sekarang, terutama anak cucu, buyut dan seterusnya. Kemudian oleh Glondong R. Surowikromo beliau dijadikan besan.

Berkat pertolongan Allah SWT, beliau KH.R. Abdul Fattah dapat menaklukkan lelembut, tiada lain atas Karomah serta Ilmunya yang sangat tinggi. Kemudian tanah hutan tersebut diberinama Dusun SIGEDONG BATURONO maksudnya, gedong adalah tempat tinggal, batur adalah fondasi. (Pada waktu itu sudah ada fondasi gedong kerajaan Jin, Syaitan).


Mendirikan Masjid dan Pondok Pesantren

Dusun Sigedong Baturono setelah dijadikan tempat pemukiman KH.R. Abdul Fattah bersama keluarganya, kemudian beliau membangun sarana tempat ibadah berupa masjid dan Pondok Pesantren inilah yang pertama kali ada di daerah Kab. Wonosobo.

Para santri mengaji untuk memperdalam Ilmu Agama Islam sampai bertahun-tahun sehingga menumbuhkan banyak Ulama dan para Mubaligh yang menyebar kebeberapa penjuru khusunya di daerah Kabupaten Wonosobo.

Bahkan banyak pula para santri yang Alim ilmunya diambil menantu oleh beliau. Adapun para putera dan puterinya setelah dewasa juga disebar untuk mengembangkan Syari'at Agama Islam dan mendirikan masjid, antar lain sbb :

  1. KH.R. Mustofa di Wonosobo
  2. K.R. Moch. Fadlil di Wadaslintang
  3. K.R. Djazuli di Kaliwiro
  4. K.R. Jusran di Ngasinan Loano.
  5. Nyi. R.A. Moch Mufid di Gemawang Sapuran.
  6. Nyi. R.A. Ali Ibrohim di Kragan Margoyoso.
  7. Nyi. R.A. Abdul Kadir di Kuwaran Kajoran.
  8. Nyi. R.A. Ngalwi di setugu Kajoran
  9. Nyi. R.A. Abdul Manan di Kedu Temanggung.
  10. Nyi. R.A. Burhan di Wonosobo.
  11. Nyi. R.A. Kustontijah di Kalisuren Kertek.
  12. Nyi. R.A. Badaruddin di Kadirejo Temanggung
  13. Nyi. R.A. Abdul Chanan di Ngalian Wadaslintang.


Nama Putera-Puteri Beliau

KH.R. Abdul Fattah beristrikan 4 (empat) orang dan menurunkan 22 (duapuluh dua) orang putera-puteri. Adapun nama-nama urutannya adalah sebagai berikut :

Pernikahan yang pertama KH.R. Abdul Fattah dengan Nyi. Siti Aisyah keturunan dari simbah Lerik Kartowaseso dan Keturunan dari Simbah Jogonolo Sabuk Alu dikaruniai 10 (sepuluh) orang putera-puteri adalah sebagai berikut :

  1. H.R. Mohamad Amin di Sigedong
  2. Nyi. R.A. Mohamad Mofid di Gemawang.
  3. KH.R. Mustofa di Wonosobo.
  4. KH.R. Abudarda' di Sigedong
  5. K.R. Mohamad Fadlil di Wadaslintang
  6. Nyi. R.A. Ali Ibrohim di Kragen Salaman
  7. Nyi. R.A. Rofingi di Sigedong
  8. Nyi R.A. Abdul Kodir di Kuwarasan Kajoran.
  9. K.R. Djazuli al Jabrohim di Kaliwiro.
  10. Nyi. R.A. Ngalwi di Setugu Kajoran.


Pernikahan yang kedua KH.R. Abdul Fattah dari desa pasekan dikaruniai 8 (delapan) orang putera-puteri adalah sbb :

  1. K.R. Ngusman di Siblembeng.
  2. K.R. Irsyad di Sigedong.
  3. Nyi. R.A. Abdul Manan di Kedu Temanggung.
  4. K.R. Mohamad Said di Sigedong.
  5. Nyi. R.A. Burhan di Wonosobo.
  6. Nyi. R.A. Kostantiyah di Kalisuren Kertek.
  7. Nyi. R.A. Badarudin di Kadirejo Temanggung.
  8. K.R. Taftazani di Sigedong.


Pernikahan yang ketiga dari desa Tegalgot dikaruniai 1 (satu) orang putera, yaitu :

  1. K.R. Mohamad Tohir di Sigedong.


Pernikahan yang keempat dari desa Kaliwuluh dikaruniai 3 (tiga) orang putera-puteri adalah sbb:

  1. Nyi. R.A. Abdul Chanan di Ngalian Wadaslintang.
  2. K.R. Tamhid di Sigedong.
  3. K.R. Yusran di Ngasinan Loano.


Adapun keturunan beliau KH.R. Abdul Fattah hingga sekarang telah ribuan orang yang menyebar diseluruh penjuru tanah air, bahkan ada di Manca Negara.


Lokasi Makam

Makam beliau terletak di belakang Masjid Sigedong.

Dusun Sigedong Desa Tegalgot Kecamatan Kepil Kabupaten Wonosobo.

Terima kasih telah membaca artikel kami yang berjudul: Riwayat dan Silsilah KH.R. Abdul Fattah - Wonosobo, jangan lupa ikuti website kami dan silahkan bagikan artikel ini jika menurut Anda bermanfaat.

Pengalaman adalah Guru Terbaik. Oleh sebab itu, kita pasti bisa kalau kita terbiasa. Bukan karena kita luar biasa. Setinggi apa belajar kita, tidahlah menjadi jaminan kepuasan jiwa, yang paling utama seberapa besar kita memberi manfaat kepada sesama.