Bergabunglah di Grup WhatsApp PTS, ikuti Program Tadarus setiap periode 15 hari DISINI
{{ date }}
{{ time }}
Sudah SHOLAT kah Anda?

Makam Kiai Walik, Penjaga Masjid Tertua di Kota Wonosobo

Makam Kiai Walik, Penjaga Masjid Tertua di Kota Wonosobo
Makam Kiai Walik, Penjaga Masjid Tertua di Kota Wonosobo

Kota Wonosobo berdiri konon berkat jasa tiga tokoh berpengaruh kala itu. Kiai Kolodete, Kiai Karim dan Kiai Walik. Ketiganya merintis kawasan yang semula hutan belantara menjadi pemukiman. Bersama sanak keluarga mereka bahu-membahu membabat hutan, mengubah menjadi ladang pertanian. Masing-masing memiliki peran yang berlainan. Kiai Walik sebagai perancang kota, Kiai Karim peletak dasar-dasar pemerintahan. Sedangkan Kiai Kolodete membuka wilayah di kawasan Dieng.

Kiai Walik dianggap paling dekat di hati rakyat. Figur pemimpin yang merakyat, disukai sekaligus disegani pada zamannya. Namun ketiga tokoh itu menjalin hubungan yang erat. Kiai Walik tinggal di kawasan Wonosobo. Konon, sebelum meninggal dunia pada hari Kamis, Kiai Walik mengatakan bahwa di tempat ditumbuhi pohon bambu kelak akan menjadi tempat luas. Menggambarkan kewibawaan negara, juga menggambarkan perbuataan buruk manusia. Ternyata ramalan tersebut ada benarnya. Kini di tempat yang ditunjuk Kiai Walik berdiri masjid, alun-alun dan lembaga pemasyarakatan.

Diyakini masyarakat, makam tokoh terkenal itu berada di belakang Masjid Al Manshur Kauman. Sebelumnya tidak diketahui bila di belakang masjid terdapat makam Kiai Walik.

“Dulu hanya dipercaya sebagai pekaringan atau tempat berjemur para wali. Kemudian KH Chabib Lutfi mengatakan kalau pekaringan itu adalah makam Kiai Walik. Itu dikatakan tanggal 27 Juli 1996 lalu,”ujar iImam Masjid Al Manshur KH Haidar Idris.

Banyak versi berkembang di masyarakat soal makam Kiai Walik. Ada yang mengatakan makam Kiai Walik berada di dalam penjara kompleks lembaga pemasyarakatan.

Karena dulu meninggal sewaktu ditahan kolonial Belanda. Ditambahkan KH Chabib, banyak versi mengenai keberadaan Kiai Walik ini.

“Pernah ada orang dari Kasunanan Surakarta datang ke masjid ini untuk salat. Dia cerita kalau mencari makam Kiai Wonosobo. Diceritakan kalau di belakang masjid ada makam kuno. Dia lalu berziarah. Katanya, yang dimakamkan tersebut adalah Kiai Wonosobo yang dicarinya itu,”tambahnya.

KH Haidar pernah bertanya pada beberapa alim ulama nama sebenarnya dari Kiai Walik itu. Dikatakan seorang ulama tafsir Surabaya Kiai Walik bernama Abdul Kholiq. Sedangkan menurut KH Chabib Lutfi bernama Ustman bin Yahya. Ada juga yang mengatakan Abdul Khaqam. Kiai Walik asli Yaman, datang pertama kali ke Indonesia di Kudus di rumah Sunan Kudus. Setelah 4 tahun di Kota Kretek, ia diajak Sunan Kalijaga berdakwah. Sunan Kalijaga ke Jawa Tengah selatan, sampai di Mataram. Sedangkan Kiai Walik ke Wonosobo. Di situ ia mendirikan masjid yang letaknya di sebelah selatan barat kota. Kini masjid tersebut sudah tidak ditemukan lagi. Para peziarah dulu, tambahnya, banyak yang datang sambil membawa makanan dan membakar kemenyan. Mereka meminta agar ziarah yang dilakukan itu membawa berkah.

Peziarah membaca yasinan dilanjutkan berdoa. Selain dari Wonosobo, para peziarah datang dari luar kota. Mereka meyakini berdoa di makam tersebut akan mendatangkan berkah.

Setelah mengikuti pengajian tiap hari Sabtu di Masjid Al Manshur, masyarakat berziarah ke makam Kiai Walik. Di masjid yang konon tertua di Wonosobo itu memiliki tradisi pengajian tiap hari Sabtu, disebut setonan.

Jamaahnya setiap waktu terus bertambah. Masjid Al Manshur selalu penuh sesak. Dalam satu kesempatan pengajian jamaahnya minimal 1500 orang. Selain itu, Masjid Al Manshur juga menjadi pathokan waktu salat. Banyak orang datang untuk mencocokkan jam. Terdapat bencet atau jam matahari yang menjadi pathokan waktu salat.

Masjid Al Manshur terdiri dari dua ruang besar. Memasuki masjid tampak bangunan kuno dengan tiang-tiang kayu tinggi yang dihiasai ukir-ukiran. Tidak ada kesan mewah, namun memasuki ruangan masjid, terasa adem, sejuk dan nyaman. Di sebelah kanan bangunan utama masjid, berderet ruang-ruang kelas sekolah dan pondok pesantren.

Terima kasih telah membaca artikel kami yang berjudul: Makam Kiai Walik, Penjaga Masjid Tertua di Kota Wonosobo, jangan lupa ikuti website kami dan silahkan bagikan artikel ini jika menurut Anda bermanfaat.

Pengalaman adalah Guru Terbaik. Oleh sebab itu, kita pasti bisa kalau kita terbiasa. Bukan karena kita luar biasa. Setinggi apa belajar kita, tidahlah menjadi jaminan kepuasan jiwa, yang paling utama seberapa besar kita memberi manfaat kepada sesama.