Bergabunglah di Grup WhatsApp PTS, ikuti Program Tadarus setiap periode 15 hari DISINI
{{ date }}
{{ time }}
Sudah SHOLAT kah Anda?

Nama-Nama Bulan Dalam Tahun Hijriyah

Nama-Nama Bulan Dalam Tahun Hijriyah
Nama-Nama Bulan Dalam Tahun Hijriyah

Nama-nama bulan dalam perhitungan tahun Hijriyah mungkin menjadi suatu hal yang banyak dilupakan oleh bagi sebagian muslim di Indonesia. Padahal sebagai warga negara yang memiliki identitas Muslim, selayaknya bahkan Wajib ‘Ain hukumnya kita mengetahui nama-nama bulan dalam tahun Hijriyah yang merupakan perhitungan tahun dalam kalender Islam. Penetapan kalender hijriah menggunakan peredaran bulan sebagai acuannya (seperti penetapan bulan puasa) dan dilakukan pada kekhalifahan Umar bin Khattab r.a., dengan menetapkan peristiwa hijrahnya Nabi ke Madinah. Penetapan 12 bulan ini seperti yang difirmankan dalam Al Qur’an.

“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.” (QS At Taubah (9): 36).

Berikut nama-nama bulan dalam tahun Hijriyah disertai dengan arti dan keutamaannya :

Muharam al-Haram (Muharram – محرّم)

Bulan ini mengambil perkataan “Haram” yang bermaksud terlarang. Ini disebabkan budaya atau tradisi Arab mengharamkan peperangan pada bulan ini. Bulan muharram termasuk dalam empat bulan yang diharamkan dalam Islam serta dianjurkan bagi umat Islam untuk memperbanyak amalan-amalan apapun di bulan-bulan tersebut.

Di bulan MUHARRAM mengandung berbagai peristiwa penting dalam perkembangan ISLAM sejak nabi ADAM di jadikan oleh ALLAH S.W.T. Bulan muharram merupakan bulan awal tahun Hijriah serta karena terdapat beberapa keutamaan dalam beramal di bulan ini, umat Islam tentu bergembira menyambut bulan ini. Hari Asyura yaitu hari kesepuluh bulan Muharram dan disunnahkan untuk berpuasa pada hari itu.

Berdasarkan sabda nabi saat beliau ditanya “Puasa apakah yang paling utama sesudah puasa Ramadhan?” Nabi menjawab,”Puasa pada bulan Allah yang kalian namakan bulan Muharram.” (HR Muslim)

“Puasa hari Asyura dapat menghapus dosa tahun lalu.” (HR Muslim)

Safar (ﺼفر)

Bulan ini berarti tiupan angin atau kosong. Bulan ini menunjukkan masyarakat Arab meninggalkan rumah mereka , melakukan perjalanan atau berperang. SAFAR adalah bulan kedua mengikuti perkiraan bulan calender ISLAM yang berdasarkan tahun Qamariyah (perkira’an bulan mengelilingi bumi). Safar yang berarti kosong dan dinamakan safar karena di bulan ini orang-orang arab sering meninggalkan rumah tangga mereka menjadi kosong karena melakukan serangan dan menuntut pembalasan pada musuh-musuh mereka.

Menurut kepercayaan turun temurun setengah orang ISLAM yang jahil, bulan safar ini merupakan bulan turunnya bencana dan malapetaka khusunya pada hari rabu di minggu terakhir. Oleh karena itu mereka melakukan semacam ritual-ritual untuk menolak malapetaka yang mereka percayai itu. Selama berpuluh tahun bahkan sampai beratus tahun lamanya mereka telah mengamalkan mandi-manda dan berpesta yang di kenali dengan “mandi safar” pada hari rabu di minggu terakhir pada bulan safar ini. Kebanyakan dari mereka tidak maumengadakan resepsi pernikahan di bulan ini.

Sebenarnya bencana dan malapetaka itu tidak hanya terjadi di bulan SAFAR saja namun juga berlaku di bulan lainnya. Dan tentunya ISLAM melarang keras kepercayaan tersebut sebagaimana ALLAH S.W.T berfirman dalam Q.S ATTAUBAH ayat 51 yang artinya:

“Katakan lah (wahai MUHAMMAD): tidak akan sekali-kali menimpa kami sesuatu apapun melainkan apa yang telah di tetapkan oleh ALLAH S.W.T bagi kami. DIA lah pelindung yang menyelamatkan kami, dan (dengan kepercayaan itu), maka hanya kepada ALLAH S.W.T lah hendaknya orang-orang yang beriman bertawakkal”.

Oleh sebab itu kita sebagai umat ISLAM yang beriman hendaklah membuang prasangka itu. Dan membuang semua kepercayaan yang percaya kepada sebuah benda atau lain sebagainya supaya kita terlepas dari yang namanya syirik.

Rabi’ul Awwal (ﺭﺑﻴﻊ ﺍﻷﻭﻝ)

Bulan pertama musim bunga saat bulan tersebut dinamakan. Disebut juga sebagai masa kembalinya kaum yang merantau (shafar) dari perang atau perjalanan. Pada bulan ini pula Nabi Muhammad dilahirkan di dunia dan dikenal dengan maulid nabi yakni lebih tepatnya pada tanggal 12 RABIUL AWAL. Kemudian menjadi RASUL pada tanggal 9 rabiul awal dan wafat pada tanggal 12 RABIUL AWAL juga.

ALLAH S.W.T berfirman dalam Q.S ALI IMRAAN ayat 31-32 yang artinya:

“Katakanlah (wahai MUHAMMAD): Jika benar kamu mengasihi ALLAH S.W.T maka ikutilah Aku, niscaya ALLAH S.W.T mengasihi kamu dan mengampuni dosa-dosa kamu.Dan (ingatlah) ALLAH S.W.T maha pengampun lagi maha mengasihani. Katakanlah (wahai MUHAMMAD) ta’atlah kamu kepada ALLAH S.W.T dan RASUL-NYA. Oleh itu jika kamu berpaling, maka sesungguhnya ALLAH S.W .T tidak suka kepada orang-orang yang kafir”.

Rabi’ul Akhir (ﺭﺑﻴﻊ ﺍﻷﺧﻴﺮ/’ﺭﺑﻴﻊ ﺍﻟﺜﺎﻧﻲ)

Bulan kedua musim bunga.

Jumadil Awwal (ﺟﻤاﺪ ﺍﻷﻭﻝ)

Bulan pertama musim panas. Jumada berarti kering.

Jumadil Akhir (ﺟﻤاﺪ ﺍﻷﺧﻴﺭ/ﺟﻤاﺪ ﺍﻟﺜﺎﻧﻲ)

Bulan kedua musim panas. Jamada, juga berarti lebih sejuk karena musim kering telah berakhir. JUMADIL AKHIR ialah bulan ke enam pada tahun HIJRIAH dan pada bulan ini terjadi suatu peristiwa yang di sebut dengan perang zi qarad. Dalam peperangan ini tercatat kehebatan ISLAM pada zaman RASULULLAH SAW. Tentara ISLAM yang hanya memiliki 30.000 orang mengalahkan tentara rom yang memiliki lebih dari 100.000 orang. Tentara ISLAM di pimpin oleh Khalid bin Al Walid dan Abu ‘Ubaidah. Dan ada juga yang mempunyai pandangan dengan mengatakan peperangan itu terjadi pada bulan rejab tahun ke – 15 HIJRIAH.

Rajab (ﺭﺠﺏ)

Berarti mulia. Dikenali sebagai Rajab al Fard. Fard berarti keseorangan / kesendirian; karena tiga bulan suci yang lain berada jauh dan berturutan dibandingkan bulan Rajab yang berada ditengah.

Merupakan empat dari bulan yang diharamkan dalam Islam. Bulan Rajab dianggap sebagai bulan persiapan menjelang bulan Ramadhan. Puasa pada bulan Rajab dimaksudkan untuk persiapan agar pada bulan Ramadhan kita siap dan berada dalam kondisi yang suci. Nabi muhammad pada bulan ini dan bulan Sya’ban menggiatkan ibadah dan puasanya. Begitu rindunya dengan bulan Ramadhan, terdapat amalan doa yang sering diucapkan pada bulan Rajab dan Sya’ban dengan harapan dapat bertemu dengan bulan Ramadhan.

“Allahumma bariklana fii rajaba wa sya’bana wa balighna Ramadhana.” “Ya Allah berkahilah kami pada bulan Rajab dan Sya’ban, dan sampaikanlah kami ke bulan Ramadhan.” (HR Ahmad dan Thabrani)

Sya’ban (ﺷﻌﺒاﻦ)

SYA’BAN adalah bulan ke delapan pada calender ISLAM yang berarti berpecah belah. Bulan ini dinamakan demikian karena orang-orang arab berpecah belah untuk pergi mencari air. Dalam bulan ini juga terjadi peristiwa penting dalam sejarah ISLAM yaitu peralihan kiblat dari MASJID AL-AQSA ke KA’BAH di MASJIDIL HARAM. Semenjak peristiwa itu setiap menunaikan shalat dengan menghadap ke ka’bah sebagai kiblat.

SYA’BAN merupakan salah satu bulan yang mempunyai keistimewaan tersendiri di dalam ISLAM. Keadaan ini samalah dengan bulan RAJAB dan RAMADHAN yang mepunyai keistimewaan tersendiri. Oleh karenanya kehadiran bulan-bulan ini selalu di tunggu oleh orang-orang yang beriman dan bertaqwa kepada ALLAH S.W.T sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh AL IMAM ABU DAUD dari AISYAH RA yang artinya:

“Bulan yg paling di cintai oleh RASULULLAH SAW akan berpuasa di bulan SYA’ABAN kemudian akan meneruskannya di bulan RAMADHAN”.

Pada bulan ini juga terdapat suatu malam yang di namakan dengan malam NISFU SYA’BAN dan kita juga di himbau untuk melakukan amalan dengan membaca AL-QUR’AN dan surah YAASIN untuk menghidupkan kembali malam tersebut. AL IMAM IBNU MAJAH meriwayatkan dari ALI RA yakni RASULLULAH SAW bersabda yang artinya:

“Apabila tiba malam pertengahan SYA’BAN maka hendaklah menghidupkan malam itu (dengan beramal ibadah) dan berpuasa di siangnya, maka sesungguhnya ALLAH S.W.T turun pada waktu itu lantaran terbenamnya matahari ke langit dunia dan berfirman: “Siapa yang memohon ampun maka AKU akan mengampuninya, siapa yang meminta rezeki maka AKU akan karuniakan kepadanya rezeki, siapa yang di timpa musibah maka AKU akan melepaskannya, adakah kamu…adakah kamu…adakah kamu…(berurutan pertanyaan dari ALLAH S.W.T) sehingga terbitnya fajar SHUBUH”.

Pada bulan ini dianjurkan lebih memperbanyak amalan-amalan karena mendekati bulan puasa. Nabi juga menggiatkan puasanya pada bulan ini.

Dari Aisyah r.a. “Saya tidak melihat Rasulullah SAW menyempurnakan puasa satu bulan penuh selain dalam bulan Ramadhan, dan saya tidak melihat beliau dalam bulan-bulan yang lain berpuasa lebih banyak daripada bulan Sya’ban.” (HR Bukhari dan Muslim)

Di akhir bulan ini, umat muslim akan sangat sibuk untuk menyiapkan ibadah puasa mereka dengan memperbanyak aktifitas ibadah sunnah dan perhitungan awal puasa.

Ramadhan (ﺭﻣﻀاﻦ)

RAMADHAN yaitu bulan ke sembilan di tahun HIJRIAH yang mempunyai banyak kelebihan. Berikut ada beberapa hadis yang menyebutkan keutama’an tentang bulan RAMADHAN. Kata Ramadhan diambil dari kata “ramda”, yang bermaksud batu panas. Menceritakan ketika nama bulan tersebut diberikan, ketika keadaan amat panas.

Dengan menetapkan awal bulan Ramadhan dengan rukyah atau hisab, maka umat Islam yang telah baligh diwajibkan untuk berpuasa pada bulan ini. Bulan ini begitu agung karena segala amalan kita akan dilipat gandakan tidak seperti pada bulan-bulan lainnya.

“Jika kalian melihat bulan (hilal Ramadhan) maka berpuasalah, dan berbukalah (berhari raya), karena melihat bulan (hilal Syawal).” (Muttafaq ‘alaih)

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS Al Baqarah (2) : 183)

Puasa merupakan ibadah yang ditujukan dan dibalas langsung oleh Allah karena upaya bersusah payah mengalahkan hawa nafsu dan menyucikan diri karena Allah. Pada bulan ini para setan akan dibelenggu danpara hamba-Nya akan diberikan ampunan, rahmat dan pembebasan dari api neraka.

ABU HURAIRAH menyatakan RASULULLAH SAW bersabda yang artinya:

“Apabila telah tiba RAMADHAN, maka di bukakanlah semua pintu Syurga dan di tutup segala pintu Neraka dan di ikat segala seytan.”

hadits di riwayatkan: IMAM BUKHAIRI, MUSLIM, NASAI’E,AHMAD dan BAIHAQI.

Dari ABU HURAIRAH RASULULLAH SAW bersabda yang artinya:

“Siapa yang berpuasa penuh di bulan RAMADHAN dengan penuh keimanan dan keikhlasan niscaya akan diampuni segala dosanya yang telah lalu.

hadits riwayat: IMAM NASAI’E, IBN MAJJAH, IBN HABBAN dan BAIHAQI.

ABU HURAIRAH berkata aku telah mendengar RASULULLAH SAW bersabda yang artinya:

“SHALAT FARDHU kepada SHALAT yang sebelumnya merupakan penebus apa antara keduanya, dan JUM’AT kepada JUM’AT yang sebelumnya merupakan penebus antara keduanya, dan bulan kepada bualan (yaitu RAMADHAN) merupakan kaffarah antara keduanya melainkan tiga golongan: Syrik kepada ALLAH S.W.T, meninggalkan sunnah dan perjanjian (dilanggar) telah berkata ABU HURAIRAH: maka aku tahu perkara itu akan berlaku maka aku bertanya wahai RASULULLAH adapun syrik dengan ALLAH S.W.T telah kami tahu maka apakah perjanjian dan meninggalkan sunnah BAGINDA SAW bersabda: adapun perjanjian engkau membuat perjanjian dengan orang lain dengan sumpah kemudian engkau melanggarnya maka engkau membunuhnya dengan pedang engkau, manakala meninggalkan sunnah maka keluar dari pada jama’ah (ISLAM)

hadits riwayat: AHMAD, AL HAKIM, BAIHAQI

Dari ABI SOLEH AZ-ZAYYAT bahwa ia telah mendengar ABU HURAIRAH berkata RASULULLAH teleh bersabda yang artinya:

“Setiap amalan anak ADAM baginya melainkan puasa untukKU dan AKU akan membalasnya. Dan puasa adalah perisai, maka apabila seseorang berada pada hari puasa maka dia dilarang untuk menghampiri (bercumbu) pada hari itu dan tidak meninggikan suara. Sekiranya dia di hina atau di serang maka dia berkata: sesungguhnya aku berpuasa demi ALLAH S.W.T yang mana diri nabi MUHAMMAD di tangan NYA maka perubahan bau mulut orang berpuasa lebih harum di sisi ALLAH S.W.T pada hari kiamat dari pada bau kasturi, dan bagi orang berpuasa dua kegembiraan dengan waktu berbukanya dan apabila bertemu dengan ALLAH S.W.T dia gembira dengan puasanya.

hadits riwayat: IMAM BUKHAIRI, MUSLIM, NASAI’E, AHMAD, IBN KHUZAIMAH, IBN HABBAN, dan BAIHAQI.

ABU HURAIRAH berkata: aku telah mendengar RASULULLAH SAW bersabda yang artinya:

“Siapa yang mendirikannya (puasa RAMADHAN) penuh keimanan dan keikhlasan di ampunkan baginya dosanya yang telah lau.

hadits riwayat: BUKHAIRI, MUSLIM, TARMIZI, ABU DAUD, NASAI’E, MALIK, AHMAD dan BAIHAQI

Ramadhan Nama Bulan Islam (Tahun Hijriah)

“Barangsiapa berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharap pahala (dari Allah), niscaya kan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (Muttafaq ‘alaih)

Syawwal (شوال)

SYAWAL merupakan bulan ke sepuluh pada tahun HIJRIAH dan juga sebagai puncak kegembiraan bulan puasa dengan datangnya HARI RAYA IDUL FITRI. Dan di ketika itu semua golongan dari anak-anak remaja dewasa dan para orang tua lengkap dengan persiapannya masing-masing.

Bulan Syawal merupakan bulan peningkatan setelah kita sebulan penuh berpuasa. Bulan ini umat muslim juga bergembira dengan merayakan hari raya Idul Fitri, hari raya kemenangan karena telah dikembalikan dalam keadaan fitri / suci kembali.

Idul Fitri atau sering disebut lebaran, umat muslim bergembira dengan saling bermaaf-maafan dengan kerabat dan bersilaturahmi bersama. Bagi yang tidak mampupun merasakan senangnya lebaran dengan zakat fitrah yang diterimanya. Pada bulan syawal terdapat puasa sunnah juga yang memiliki ganjaran yang sangat besar.

HARI RAYA IDUL FITRI bertujuan untuk merayakan kejayaan dan kemenangan yang telah di peroleh selama berpuasa di bulan RAMADHAN. Maka mereka akan berkumpul d MASJID ataupun di lapangan yang luas untuk menunaikan SHALAT ID berjama’ah sambil berzikir, bertakbir, tahlil, dan bertasbih.

AL-IMAM AT-TABARANI telah meriwayatkan dari ANAS bahwa RASULULLAH SAW bersabda yang artinya:

“Hiasilah hari raya kamu itu dengan TAKBIR”

Dalam bulan SYAWAL ini juga banyak terdapat amalan amalan seperti puasa enam. AL-IMAM IBNU MAJAH telah meriwayatkan dari ABU AYYUB bahwa RASULULLAH SAW bersabda yang artinya:

“Barang siapa berpuasa di bulan RAMADHAN di ikuti puasa enam hari di bulan SYAWAL adalah menyerupai puasanya itu puasa setahun”.

Puasa ini lebih afdhal dilakukan selepas hari raya dengan berturut turut.Berarti kebahagiaan.

“Barangsiapa puasa dalam bulan Ramadhan, kemudian ia puasa pula enam hari dalam bulan Syawal, adalah seperti puasa sepanjang masa.” (HR Muslim)

Dzulqo’dah (ﺫﻭ ﺍﻟﻘﻌﺪة)

Diambil daripada perkataan “qa’ada” berarti untuk duduk, waktu istirahat bagi kaum lelaki Arab. Umat muslim mulai menghentikan aktivitas perniagaan mereka untuk duduk dan bersiap menunaikan ibadah Haji. Inilah bulan suci ketiga yang diharamkan dalam Islam.

Rasulullah saw. Bersabda: “Puasalah pada bulan-bulan haram (mulya).” (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Ahmad)

Dzulhijjah (ﺫﻭ ﺍﻟﺤﺠة)

Ini adalah bulan suci terakhir dalam setahun dan ibadah haji dilaksanakan. Bulan ini mengambil kata “haji” sebagai nama bagi bulan haji ini. Sedangkan bagi umat muslim yang tidak menunaikannya, akan merayakan hari raya Idul Adha (Asyik hari raya lagi)..

Hari raya Idul Adha diperingati dengan ibadah puasa sunnah pada hari Arafah (tanggal 9 zulhijjah) sebelumnya. Dan hari raya idul Adha jatuh pada hari ke-10. Seperti yang kita ketahui, Idul Adha merupakan lebaran kurban dimana umat muslim salat hari raya dan menyembelih hewan kurban sebagai bentuk mengingat terhadap kisah pengorbanan Nabi Ibrahim dan Ismail a.s dalam Al Qur’an.

“Puasa pada hari Arafah dapat menghapuskan dosa selama dua tahun, yaitu tahun yang berlalu dan tahun yang akan datang.” (HR Muslim)

Semoga bermanfaat. Syukron katsiron.

(dari Berbagai Sumber).

Terima kasih telah membaca artikel kami yang berjudul: Nama-Nama Bulan Dalam Tahun Hijriyah, jangan lupa ikuti website kami dan silahkan bagikan artikel ini jika menurut Anda bermanfaat.

Pengalaman adalah Guru Terbaik. Oleh sebab itu, kita pasti bisa kalau kita terbiasa. Bukan karena kita luar biasa. Setinggi apa belajar kita, tidahlah menjadi jaminan kepuasan jiwa, yang paling utama seberapa besar kita memberi manfaat kepada sesama.