Bergabunglah di Grup WhatsApp PTS, ikuti Program Tadarus setiap periode 15 hari DISINI
{{ date }}
{{ time }}
Sudah SHOLAT kah Anda?

Bukti Ilmiah Kobaran Api di Dasar Laut (Al Bahrul Masjur)

Sesungguhnya di Bawah Lautan ada Api dan di Bawah Api ada Lautan
Bukti Ilmiah Fenomena Api di Dasar Laut
Bukti Ilmiah Fenomena Api di Dasar Laut

Baru-baru ini muncul sebuah fenomena retakan di dasar lautan yang mengeluarkan lava, dan lava ini menyebabkan air mendidih hingga suhunya lebih dari seribu derajat Celcius (1.0000C). Meskipun suhu lava tersebut luar biasa tingginya, ia tidak bisa membuat air laut menguap, dan walaupun air laut ini berlimpah-ruah, ia tidak bisa memadamkan api.

Daftar isi artikel:

Apabila kita berpikir secara logika, fenomena api pada dasar air laut sangat tidak mungkin terjadi. Jika Api itu tersiram air maka pasti akan padam. Faktanya api pada dalam laut yang terjadi sejatinya terkelilingi oleh air yang banyak dan tidak mampu untuk dipadamkan . Al-Qur’an telah menjelaskan fenomena ini terlebih dahulu sebelum para ilmuwan menemukan fakta fenomena ini.

Ungkapan Al-Qur’an pada Fenomena Api dalam Air Laut

Fenomena ini telah terungkap dalam al-Qur’an yaitu surah at-Thur ayat 6 yang berbunyi:
وَٱلْبَحْرِ ٱلْمَسْجُورِ
”dan laut yang pada dalam tanahnya ada api." (Qs. ath-Thur [52]: 6)

Dalam tafsir kemenag RI dijelaskan bahwa dalam ayat ini, Allah bersumpah: “Demi Al-Bahrul-Masjur (laut yang di dalamnya ada api)”. Yakni laut yang tertahan dari banjir. Karena jika laut itu terlepas, maka ia akan menenggelamkan semua yang ada pada atas bumi. Sehingga, hewan dan tumbuh-tumbuhan semuanya akan habis musnah. Maka, rusaklah aturan alam dan tidaklah ada hikmah alam ini tercipta.

Pendapat Ulama Tentang Fenomena Api dan air Laut

Sebagian dari ulama berpendapat dan menetapkan, bahwa lapisan bumi yang keseluruhannya itu seperti semangka dan kulitnya seperti kulit semangka. itu artinya bahwa, perbandingan kulit bumi dan api yaitu terdapat dalam kulitnya, seperti kulit semangka dengan isinya yang di makan. oleh sebab itu, sekarang kita sebenarnya berada di atas api yang besar, yakni di laut atau daratan yang sebenarnya berada pada bawah kita adalah penuh dengan api, yang telah tertutupi dengan kulit bumi dari segala penjurunya.

Menurut Jumhur bahwa maksud dalam ayat ini adalah laut bumi. Akan tetapi, mereka pendapat yang berbeda dalam kata “masjur”, salah satu pendapatnya adalah berarti: Api yang dinyalakan pada hari Kiamat. Seperti dalam Al-quran:
وَاِذَا الْبِحَارُ فُجِّرَتْ
"Dan apabila lautan dijadikan meluap." (Al-Infitar [82]: 3)

Fakta Ilmiah Fenomena Api Pada Dasar Air Laut

Fenomena api pada dasar air laut ini, mulai terbukti secara ilmiah. Ketika dua ahli geologi berkebangsaan Rusia, Anatol Sbagovich dan Yuvi Bagdanov bersama rekannya ilmuwan Amerika Serikat (As) Rona Clint. Mereka telah meneliti tentang kerak bumi dan patahannya yang berada pada dasar laut. Pertengahan tahun 1990-an, mereka menyelam pada dasar laut menggunakan kapal selam sedalam 1.750 km lepas pantai Miami. Pada darat laut itulah mereka terkejut dengan fenomena aliran air yang sangat panas mengalir pada arah retakan batu. Pada aliran air itu bersama dengan semburan lava cair panas yang menyembur layaknya api pada daratan, serta debu vulkanik yang ikut layaknya asap kebakaran. Panas suhu api vulkanis dalam air tersebut mencapai 231 derajat celcius.

Fenomena alam yang terjadi adalah akibat aliran lava vulkanis yang terjadi pada dasar laut seperti halnya gunung api pada daratan. Para ilmuwan menemukan lebih banyak lagi gunung api aktif pada bawah laut, yang tersebar pada seluruh lautan. Selain itu, penjelasan terkait fenomena ini juga muncul. ketika itu, para peneliti turun dan menyelam ke dasar laut dan samudera, dalam rangka mencari alternatif berbagai barang tambang. Para Ilmuwan tersebut terkejutkan dengan rangkaian gunung berapi (volcanic mountain chain) yang membentang berpuluh-puluh ribu kilometer pada tengah-tengah seluruh samudera bumi. Kemudian mereka sebut sebagai “gunung-gunung tengah samudera”. Rangkaian gunung-gunung tengah samudera ini sebagian besar terdiri dari bebatuan berapi (volcanic rocks); yang dapat meledak layaknya ledakan gunung berapi yang dahsyat melalui sebuah jaring retak yang sangat besar.

Jaring yang retak itu, dapat merobek lapisan bebatuan bumi dan juga melingkupi bola bumi kita secara sempurna dari segala arah, dan terpusat pada dalam dasar samudera dan beberapa lautan. Sedangkan, kedalamannya mencapai 65 km. Kedalaman jaring retak ini, menembus lapisan bebatuan bumi secara penuh hingga menyentuh lapisan lunak bumi (lapisan bumi ketiga). yang lapisan yang memiliki unsur bebatuan yang sangat elastis, semi cair, dan memiliki tingkat kepadatan dan kerekatan tinggi.

Batuan-batuan yang lunak itu terdorong oleh arus muatan yang panas ke dasar semua samudera dan beberapa lautan, semacam Laut Merah dengan suhu panas yang melebihi 1.000 derajat Celcius. Batuan-batuan elastis itu beratnya mencapai jutaan ton dan bisa mendorong kedua sisi samudera atau laut ke kanan dan ke kiri yang kemudian hal itu sebut oleh para ilmuwan dengan sebutan “fenomena perluasan dasar laut dan samudera”. Dengan terus berlangsungnya proses perluasan ini, wilayah-wilayah yang telah terbentuk oleh proses perluasan itupun penuh dengan magma dan bebatuan, yang dapat menimbulkan pendidihan pada dasar samudera dan beberapa dasar laut.

Salah satu fenomena yang mencengangkan saat ini adalah bahwa meskipun begitu banyak air laut atau samudera tetap tidak mampu memadamkan bara api magma tersebut. Dan, magma yang sangat panas sekalipun tidak mampu untuk memanaskan air laut dan samudera. Keseimbangan dua hal yang berlawanan: air dan api pada atas dasar samudera bumi, termasuk dalamnya Samudera Antartika Utara dan Selatan, dan dasar sejumlah lautan seperti Laut Merah. Fenomena retakan pada dasar lautan yang mengeluarkan lava. Lava tersebut menyebabkan air mendidih hingga suhunya lebih dari seribu derajat Celcius. Meskipun suhu lava tersebut luar biasa tingginya, ia tidak bisa membuat air laut menguap, dan walaupun air laut ini berlimpah-ruah, ia tidak bisa memadamkan api.

Hadits Rosululloh SAW tentang Fenomena ini


Nabi Muhammad SAW bersabda:
"Tidak ada yang mengarungi lautan kecuali orang yang berhaji, berumroh atau orang yang berperang di jalan Alloh. Sesungguhnya di bawah lautan terdapat api dan di bawah api terdapat lautan."

Salah satu fenomena yang mencengangkan para ilmuwan saat ini adalah bahwa meskipun sebegitu banyak, air laut atau samudera tetap tidak mampu memadamkan bara api magma tersebut. Dan magma yang sangat panas pun tidak mampu memanaskan air laut dan samudera. Keseimbangan dua hal yang berlawanan: air dan api di atas dasar samudera bumi, termasuk di dalamnya Samudera Antartika Utara dan Selatan, dan dasar sejumlah lautan seperti Laut Merah merupakan saksi hidup dan bukti nyata atas kekuasaan Alloh SWT yang tiada batas.

Firman Alloh SWT mengenai Fenomena ini

Hadits di atas sangat sesuai dengan Firman Alloh SWT yang tersurat dalam Al-Qur’an pada permulaan Suroh Ath-Thur, dimana Alloh bersumpah (Maha Besar Alloh yang tidak membutuhkan sumpah apapun demi lautan yang di dalam tanahnya ada api "al-bahrul masjur."
وَالطُّورِ ﴿١﴾
وَكِتَابٍ مَسْطُورٍ ﴿٢﴾
فِي رَقٍّ مَنْشُورٍ ﴿٣﴾
وَالْبَيْتِ الْمَعْمُورِ ﴿٤﴾
وَالسَّقْفِ الْمَرْفُوعِ ﴿٥﴾
وَالْبَحْرِ الْمَسْجُورِ ﴿٦﴾
إِنَّ عَذَابَ رَبِّكَ لَوَاقِعٌ ﴿٧﴾
مَا لَهُ مِنْ دَافِعٍ ﴿٨﴾
  1. demi bukit[a],
  2. dan kitab yang ditulis,
  3. pada lembaran yang terbuka,
  4. dan demi Baitul Ma'mur[b],
  5. dan atap yang ditinggikan (langit),
  6. dan laut yang di dalam tanahnya ada api,
  7. Sesungguhnya azab Tuhanmu pasti terjadi,
  8. tidak seorangpun yang dapat menolaknya,

Penjelasan
[a] Yang dimaksud bukit di sini ialah bukit Thur.
[b] Baitul Ma'mur ialah ka'bah karena ka'bah selalu mendapat kunjungan haji, 'Umroh, towaf dan lain-lain atau sebuah rumah di langit yang ketujuh yang setiap hari dimasuki oleh 70.000 malaikat.
(Qs. Ath-Thur: 1-8)

Bukti Fakta tentang Fenomena ini

Laut Merah misalnya, merupakan laut terbuka yang banyak mengalami guncangan gunung berapi secara keras sehingga sedimen dasar laut ini pun kaya dengan beragam jenis barang tambang. Atas dasar pemikiran ini, dilakukanlah proyek bersama antara Pemerintah Kerajaan Saudi Arabia, Sudan, dan salah satu negara Eropa untuk mengeksploitasi beberapa kekayaan tambang yang menggumpal di dasar Laut Merah.

Kapal-kapal proyek ini melemparkan stapler barang tambang untuk mengumpulkan sampel tanah dasar Laut Merah tersebut. Stapler pengeruk sampel tanah itu diangkat dalam batang air yang ketebalannya mencapai 3.000 m. Dan jika stapler sampai ke permukaan kapal, tidak ada seorang pun yang berani mendekat karena sangat panasnya. Begitu dibuka, maka keluarlah tanah dan uap air panas yang suhunya mencapai 3.000 derajat Celcius. Dengan demikian, sudah terbukti nyata di kalangan ilmuwan kontemporer, bahwa ledakan gunung vulkanik di atas dasar setiap samudera dan dasar sejumlah laut jauh melebihi ledakan vulkanik serupa yang terjadi di daratan.

...terbukti pula dengan beragam dalil dan bukti bahwa semua air yang ada di bumi dikeluarkan oleh Alloh SWT dari dalam bumi melalui ledakan-ledakan vulkanik dari setiap moncong gunung berapi...

Kemudian terbukti pula dengan beragam dalil dan bukti bahwa semua air yang ada di bumi dikeluarkan oleh Alloh SWT dari dalam bumi melalui ledakan-ledakan vulkanik dari setiap moncong gunung berapi. Pecahan-pecahan lapisan berbatu bumi menembus lapisan ini hingga kedalaman tertentu mampu mencapai lapisan lunak bumi. Di dalam lapisan lunak bumi dan lapisan bawahnya, magma vulkanik menyimpan air yang puluhan kali lipat lebih banyak dibanding debit air yang ada di permukaan bumi.

Dari sini tampaklah kehebatan hadits Nabi Muhammad SAW ini yang menetapkan sejumlah fakta-fakta bumi yang mencengangkan dengan sabdanya:

"Sesungguhnya di bawah lautan ada api dan di bawah api ada lautan."

Sebab fakta-fakta ini baru terungkap dan baru bisa diketahui oleh umat manusia pada beberapa tahun terakhir.

Pelansiran fakta-fakta ini secara detail dan sangat ilmiah dalam hadits Rosulullah SAW menjadi bukti tersendiri akan kenabian dan kerasulan Nabi Muhammad SAW, sekaligus membuktikan bahwa ia selalu terhubung dengan wahyu langit dan diberitahu oleh Alloh Sang Maha Pencipta langit dan bumi. Maha benar Alloh yang berfirman:
وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَى ﴿٣﴾
إِنْ هُوَ إِلا وَحْيٌ يُوحَى ﴿٤﴾
عَلَّمَهُ شَدِيدُ الْقُوَى ﴿٥﴾
ذُو مِرَّةٍ فَاسْتَوَى ﴿٦﴾
وَهُوَ بِالأفُقِ الأعْلَى ﴿٧﴾
ثُمَّ دَنَا فَتَدَلَّى ﴿٨﴾
فَكَانَ قَابَ قَوْسَيْنِ أَوْ أَدْنَى ﴿٩﴾
فَأَوْحَى إِلَى عَبْدِهِ مَا أَوْحَى ﴿١٠﴾
  1. dan Tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Qur'an) menurut kemauan hawa nafsunya.
  2. ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).
  3. yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat.
  4. yang mempunyai akal yang cerdas; dan (Jibril itu) Menampakkan diri dengan rupa yang asli.
  5. sedang Dia berada di ufuk yang tinggi.
  6. kemudian Dia mendekat, lalu bertambah dekat lagi.
  7. Maka jadilah Dia dekat (pada Muhammad sejarak) dua ujung busur panah atau lebih dekat (lagi).
  8. lalu Dia menyampaikan kepada hamba-Nya (Nabi Muhammad SAW) apa yang telah Alloh wahyukan.
(QS. An-Najm 3-10)

Tidak seorang pun di muka bumi ini yang mengetahui fakta-fakta ini kecuali baru pada beberapa dekade terakhir. Sehingga lontaran fakta ini dalam hadis Rosulullah SAW benar-benar merupakan kemukjizatan dan saksi yang menegaskan kenabian Nabi Muhammad SAW dan kesempurnaan kerosulannya.

Terima kasih telah membaca artikel kami yang berjudul: Bukti Ilmiah Kobaran Api di Dasar Laut (Al Bahrul Masjur), jangan lupa ikuti website kami dan silahkan bagikan artikel ini jika menurut Anda bermanfaat.

Pengalaman adalah Guru Terbaik. Oleh sebab itu, kita pasti bisa kalau kita terbiasa. Bukan karena kita luar biasa. Setinggi apa belajar kita, tidahlah menjadi jaminan kepuasan jiwa, yang paling utama seberapa besar kita memberi manfaat kepada sesama.