Bergabunglah di Grup WhatsApp PTS, ikuti Program Tadarus setiap periode 15 hari DISINI
{{ date }}
{{ time }}
Sudah SHOLAT kah Anda?

Biografi Imam Syamsuddin Adz-Dzahabi

Biografi Imam Syamsuddin Adz-Dzahabi
Biografi Imam Syamsuddin Adz-Dzahabi


Biografi

Nama lengkap Imam Adz-dzahabi adalah Muhammad bin ahmad bin ‘Ustman bin Qiimaz Ibn Syaikh ‘Abdullah Atturkmani Alfaariqi Addimasyqi Ibn Adzdzahabi. Beliau mempunyai nama kunyah Abi ‘Abdillah dan mempunyai nama laqob Syamsuddin. Beliau lahir di Kafarbathna (sebuah desa yang ada di damaskus) pada tahun 673 H. Beliau terkenal dengan sebutan Adzdzahabi, dimana nama itu merupakan nama yang disandarkan kepada pekerjaan ayahnya yaitu tukang emas.

Ayah beliau bernama syihabuddin Ahmad bin ‘Ustman. Ayahnya adalah orang yang baik, bertaqwa dan cinta ilmu sehingga ayahnya suka menuntut ilmu. Ayahnya pernah mendengar kitab shohih bukhori pada tahun 666 H dari Miqdad bin Hibbatillah Al-Qoysi.

Imam Adz-dzahabi menikah dengan seorang wanita dari negaranya yang bernama fatimah binti Muhammad bin Nashrullah Ibn al-Qomar addimasyqiyyah dan dari hasil perkawinanya beliau dikaruniai tiga orang anak, yaitu Ummatul ‘aziiz ummu Salamah, Abu Darda ‘Abdullah, abu Hurairah ‘Abdurrahman.


Guru-Guru Beliau

   Imam Adz-dzahabi adalah orang yang sangat cinta ilmu, ini terbukti bahwa beliau sudah menuntut ilmu sejak kecil. Pada masa kecilnya, beliau belajar ilmu sastra  kepada ‘Alauddin ‘Ali bin Muhammad al-Halibi (yang terkenal dengan Bashish). Hal ini berlangsung selama 4 tahun hingga kemudian beliau belajar Dirasah Qur’an  kepada Mas’ud bin Abdullah al-Aghzazi al-Maqraiy (imam di salah satu mesjid yang ada di Syaghur, Damsyiq). Kemudian, pada tahun 691 H beliau belajar dan menekuni ilmu qiroat kepada Jamaluddin Abi Ishaq Ibrahim bin Daud al-Asqalani al-Dimasyqy, akan tetapi hanya sampai surat Al-qoshosh karena gurunya terkena penyakit lumpuh. Pada tahun yang sama, beliau juga belajar ilmu qiro’at pada Jamaluddin Ibrahim bin Ghali bin Syawir al-Badawi al-Humairi.   Dalam belajar ilmu qiroat, beliau tidak hanya berguru pada satu dua guru saja, melainkan kepada beberapa guru. Diantara guru-guru beliau dalam bidang qiro’at:

  1. Abu al-Fadhal Thalhah bin Abdullah al-Halabi.
  2. Yahya bin Ahmad as-Shawwaf (di Iskandariyyah sejak tahun 695 H)
  3. Majduddin Abi Bakar bi Muhammad bin Qasim al-Marasi. Dll

Selain itu, imam adzdzahabi juga memberikan perhatian besar kepada hadist dan tarikh. Pada tahun 692 H, beliau mengambil hadist dari gurunya Abi Hafsh ‘Umar bin ‘abdul mun’im bin ‘abdullah bin al-Qowas addimasyqi, Abi fadhl bi Hibbatullah ibn ‘asaakir, yusuf bin Ahmad bin Abi Bakr bin ‘ali al-Ghusuuli dll.


Penguasaan Bidang Ilmu

  Adz-Dzahabi adalah salah satu ulama yang menguasai berbagai macam bidang ilmu. Disamping menguasai ilmu tersebut, beliau menuangkannya dalam bentuk tulisan. Beliau sangat produktif dalam menulis. Karya beliau ratusan jumlahnya. Diantaranya adalah

  1. Dalam bidang Qiro’at: At-talwihat fi ilm al-Qiraat,
  2. Dalam bidang hadist: Al-arba’un al-buldaniyyah, Aststalastun al-buldaniyayah, al-kalam ‘alaa Hadist at-Thoiri, al-Arba’un al-Muwaafaqot, juz’un li ibn al-Kholad, juz’un li’abdil wahhab al-Iskandironi, juz’un al-‘Afiif al-Mathori, Thuruqu Hadist ar-Rohmah dll
  3. Dalam bidang Mushtholahul Hadist: al-Ziyadah al-Mudhthoribah, Thuruqu Ahadisti al-Nuzuul, Asmaa’u al-Ruwatu ‘an Malik, al-Muntaqo min Asmaairrijal assulaimani, al-Muntaqo min al-jarhi wa al-ta’dili lil’ijli,dll
  4. Dalam bidang ‘Aqidah: Ahadist ashshifaat, juz’un fii al-syafa’ati, juz’un fii shifati al-naari, Ru’yatul baari, al-‘Arsy, dll
  5. Dalam bidang fiqh:Tahriimu AdbaarinNisaa.

Dan masih banyak lagi karya-karya beliau yang tidak penulis cantumkan.


Pendapat Ulama

Pendapat ulama tentang Imam Adzdzahabi:

  • Tajuddin as-Subki (murid adz-Dzahabi), beliau berkata bahwa pada masanya ada 4 orang Hufadz yang umum dan khusus, yaitu al-Mizzy, al-Baizali, adz-Dzahabi, dan Imam al-Walid. Selain mereka tidak ada lagi yang lain. Adapun adz-Dzahabi maka tidak ada tandingan bagi beliau. Beliau merupakan syaikh Jarh wa at-Ta’di
  • Shalahuddin ash-Shafadi (murid adz-Dzahabi), menurut beliau adz-Dzahabi adalah seorang hafidz, sangat dipercaya hadis dan rawi-rawinya. Beliau menghilangkan kesamaran dalam tarikhnya.
  • Abu al-Mahasin al-Husaini (murid adz-Dzahabi), menurut beliau, adz-Dzahabi adalah Syaikh al-Imam al-‘Allamah, Syaikh al-Muhadditsin, pemimpim al-huffadz dan Qurra’, dan merupakan ahli hadistnya Syam.


Wafat

Imam Adzdzahabi wafat pada hari senin, tanggal 3 dzulhijjah tahun 748 H. Imam Tajuddin Assubki menggambarkan detik detik terakhir imam Adzdzahabi. Imam tajuddin berkata:”imam Adzdzahabi wafat pada senin tanggal 3 Dzulqo’adah tahun 748 H”.

Terima kasih telah membaca artikel kami yang berjudul: Biografi Imam Syamsuddin Adz-Dzahabi, jangan lupa ikuti website kami dan silahkan bagikan artikel ini jika menurut Anda bermanfaat.

Pengalaman adalah Guru Terbaik. Oleh sebab itu, kita pasti bisa kalau kita terbiasa. Bukan karena kita luar biasa. Setinggi apa belajar kita, tidahlah menjadi jaminan kepuasan jiwa, yang paling utama seberapa besar kita memberi manfaat kepada sesama.