Bergabunglah di Grup WhatsApp PTS, ikuti Program Tadarus setiap periode 15 hari DISINI
{{ date }}
{{ time }}
Sudah SHOLAT kah Anda?

Biografi Habib Segaf Baharun secara singkat

Biografi Habib Segaf Baharun secara singkat

Pondok Pesantren Darul-Lughah wad-Da’wah sudah banyak diketahui dan dikenal banyak orang akan nama besarnya, DALWA menjadi sebutan yang populer di banyak kalangan untuk mengingat nama Pondok Pesantren Darul-Lughah wad-Da’wah yang terletak di desa Raci, Bangil, Jawa Timur.


Pondok pesantren dengan ribuan santri itu didirikan oleh seorang tokoh ulama besar, Al-Habib Hasan bin Ahmad Baharun. Sebelum sepeninggalan Habib Hasan Baharun, beliau menyiapkan pendidikan yang terbaik untuk putra-putranya agar dapat menggantikannya setelahnya.


Putra Habib Hasan yang bernama Habib Zen bin Hasan Baharun kini memimpin Pondok Putra. Putra lainnya, Habib Segaf bin Hasan Baharun, menjadi pengasuh Pondok Putri, dibawah kepemimpinan ibunda Habib Segaf sendiri. Sementara putra yang lainnya lagi, Habib Ali dan Habib Husen, diamanahkan untuk mengurus Pondok I’dadi, jenjang persiapan dasar memasuki pendidikan dasar untuk memasuki pendidikan pesantren tingkat selanjutnya. Jumlah santri pun semakin meningkat dari waktu ke waktu.

Biografi Habib Segaf Baharun secara singkat

Habib Segaf bin Hasan bin Ahmad Baharun, S.HI, M.HI adalah putra kedua dari Habib Hasan Baharun, pendiri pondok pesantren Darullughah Wadda’wah, Raci Pasuruan. Beliau lahir pada 7 juni 1974.


Mengawali pendidikan agama di Darullughah Wadda’wah, Bangil Pasuruan yang diasuh oleh sang ayah, Habib Hasan bin Ahmad Baharun dari tahun 1981-1994. Beliu juga mengikuti pendidikan umum dari Sekolah Dasar sampai PerguruanTinggi.


Dan Beliau juga menyempatkan waktu untuk membantu pendidikan di pondok selama dua tahun. Setelah itu melanjutkan pendidikan ke Ribath Madinah yang diasuh oleh Habib Zein bin Smith dari tahun 1994-1998.

Terima kasih telah membaca artikel kami yang berjudul: Biografi Habib Segaf Baharun secara singkat, jangan lupa ikuti website kami dan silahkan bagikan artikel ini jika menurut Anda bermanfaat.

Pengalaman adalah Guru Terbaik. Oleh sebab itu, kita pasti bisa kalau kita terbiasa. Bukan karena kita luar biasa. Setinggi apa belajar kita, tidahlah menjadi jaminan kepuasan jiwa, yang paling utama seberapa besar kita memberi manfaat kepada sesama.