Bergabunglah di Grup WhatsApp PTS, ikuti Program Tadarus setiap periode 15 hari DISINI
{{ date }}
{{ time }}
Sudah SHOLAT kah Anda?

Syarah dan Terjemah Wirdul Lathif Lengkap

Syarah dan Terjemah Wirdul Lathif Lengkap
Syarah dan Terjemah Wirdul Lathif Lengkap

Wirdul-Latif adalah satu dari susunan wirid dan zikir oleh Al-Imam Al-Habib Abdullah bin Alawi Al-Haddad. Selalunya ia dibaca berseorangan pada waktu pagi dan petang. Seperti karangannya yang lain, Imam Haddad menguatkan wirid ini dengan ayat-ayat Al-Quran dan hadith.

Dengan cara tulisannya yang senang difaham, pendek dan tepat, beliau menyusun ayat-ayat Al-Quran dan Hadith untuk berzikir kebesaran dan kelebihan Allah. Dinamakan Wirdul-Latif (wirid ringan) sebab senang dibaca dan senang dirasakan di hati kita. Juga sebab ia tidak begitu panjang seperti wirid yang besarnya, iaitu Wirdul-Kabir.

Karangan dan bacaan Wirdul-Latif di sini ialah seperti yang dianjurkan oleh pengikut-pengikut, murid-murid dan muslimin di negeri Arab, Semenanjung Asia dan Africa, dari keturunan Al-Haddad, Munsib-munsibnya di maqam Imam al Haddad di Al-Hawi, Tarim – Hadhramaut di negara Yaman.

Imam Alawi bin Ahmad bin Hassan Al-Haddad, anak kepada cucu beliau telah menyusunkan wirid ini dengan mengurangkan jumlah bacaan tasbih and tahmeed. Perulangan tasbih dan tahmeed dikurangkan kepada tiga dan ditambah satu ayat untuk gantinya. Baginda mengikut arahan Allah seperti di Surah 2 Al-Baqarah Ayat 286: “Allah tidak memberati seseorang melainkan apa yang terdaya olehnya.”

Diriwayatkan daripada Anas r.a. katanya: Rasulullah s.a.w telah masuk ke masjid dan baginda mendapati ada seutas tali yang direntangkan di antara dua tiang, lalu baginda bertanya: “Tali apakah ini?” Para Sahabat menjawab, “Tali itu digunakan oleh Zainab untuk sembahyang, apabila dia merasa malas atau keletihan dia akan berpegang pada tali tersebut.” Rasulullah s.a.w bersabda lagi, “Lepaskan ikatan tali tersebut, seseorang dari kamu hendaklah bersembahyang dengan keupayaan yang ada pada dirinya, apabila dia malas atau letih maka hendaklah dia berhenti.” Zainab adalah seorang yang kukuh imannya. Kemudian Rasulullah s.a.w. bertanya kepada Zainab r.a. jikalau ia mahu belajar satu zikir yang berpahala serupa dengan membaca bilangan zikir-zikir ini. Dan Baginda pun berkata, “tambahkan kalimah ‘seberapa banyak ciptaan Nya’ kepada setiap tasbih, taslim and tahmeed”.

Sudah tentulah lebih baik kalau kita ada masa dan tenaga untuk membaca wirid ini dengan sepenuhnya. Insya Allah Allah akan memberi kita taufiq dan hidayat dan merahmati Al-Habib kita serta memimpin kita ke jalan yang benar.


SYARAH dan TERJEMAHNYA

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
Al-Wirdul Latif ini dimulai dengan bacaan Basmalah.
Mulailah sesuatu dengan membaca basmalah karena jika tidak akan berkurang lah keberkahannya.

Surat Al Ikhlas (3X)

قُلْ هُوَ اْللهُ أَحَدٌ، اَللهُ اْلصَّمَدُ، لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يٌوْلَدْ، وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ. (ثلاثا)
“Katakanlah: Dialah Allah, Yang Maha Esa, Allah adalah Tuhan yang bergantung kepadnya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakan, Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.”

Dari Imam Bukhari, diriwayatkan daripada Abu Sa’id al-khudri; seseorang mendengar bacaan surah Al-Ikhlas berulang-ulang di masjid. Pada keesokan paginya dia datang kepada Rasulullah SAW. dan sampaikan perkara itu kepadanya sebab dia menyangka bacaan itu tidak cukup dan lengkap. Rasulullah SAW berkata, “Demi tangan yang memegang nyawaku, surah itu seperti sepertiga al Quran!” Rasulullah mengibaratkan Al-Ikhlas seperti 1/3 Al-Qur’an. Maka barang siapa yang membaca surat Al-Ikhlas 3x maka seperti dia membaca seluruh Al-Qur’an.

Nabi SAW bersabda: apakah ada seseoang diantara kalian yang mengkhatamkan Al-Qur’an setiap hari? (rangkaian dari hadits yang sebelumnya).

Dari Al-Muwatta’, diriwayatkan oleh Abu Hurairah; Saya sedang berjalan dengan Rasulullah SAW, lalu baginda mendengar seseorang membaca surah Al-Ikhlas. Baginda berkata, “Wajiblah.” Saya bertanya kepadanya, “Apa ya Rasulallah?” Baginda menjawab, “Syurga” (Wajiblah syurga bagi si pembaca itu).

Dari Aisyah RA, bahwasanya Nabi Muhammad SAW mengutus seseorang dalam perjalanan. Lelaki itu didalam shalatnya mengakhirinya dengan Qul HuwaAllahu Ahad, maka ketika mereka kembali mereka menyebutkan hal itu kepada Baginda Nabi SAW, maka Nabi pun bersabda untuk menyakannya mengapa ia melakukan hal itu? Merekapun menanyakannya, dan dia pun menjawab “sesungguhnya pada surat (Al-Ikhlas) terdapat sifat Ar-Rahman,dan saya suka membacanya. Maka Rasulullah SAW bersabda: kabarkanlah kepadanya bahwa Allah menyukainya.

Surat Al Falaq (3X)

قُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ، مِنْ شَرِّ ماَ خَلَقَ، وَمِنْ شَـرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ، وَمِنْ شَـرِّ النَّـفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ، وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ. (ثلاثا)
“Katakanlah: Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai Subuh, Dari kejahatan makhluknya, Dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, Dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul, Dan dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki.”

Surat An Naas (3X)

قُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِ، مَلِكِ النَّاسِ، إِلَهِ النَّاسِ، مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ اَلَّذِيْ يُوَسْوِسُ فِيْ صُدُوْرِ النَّاسِ، مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ. (ثلاثا)
“Katakanlah: aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia. Raja manusia, Sembahan manusia, Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi, Yang membisikan (kejahatan) kedalam dada manusia, Dari (golongan) Jin dan manusia.”
قال : قل هو الله أحد والمعوذتين حين تمسي وحين تصبح ثلاث مرات تكفيك من كل شئ ”
Sabda Rasulullah SAW: “Barangsiapa yg membaca Al Ikhlas dan Alfalaq dan Annaas masing masing 3X ketika sore dan pagi maka ia akan terjaga dari segala sesuatu” (Berkata Tirmidziy ini hadits hasan shahih).

Inti kedua surat ini (Al-Falaq dan An-Nas) adalah surat untuk meminta perlindungan kepada Allah dari segala keburukan, kejahatan dan penyakit, dengan menyebut sifat-sifat Allah yang terdapat di dalamnya. Rabbunnas, Malikinnas, Ilahinnas, Rabbulfalaq, oleh karena itu Rasulullah menamakan kedua surat ini dengan Mu`awwidzatain. Mua`awizdatain -yang melindungi- adalah dua surat yang banyak memiliki keutamaan. Rasulullah SAW sering menyebutkan keutamaan-keutamaanya dalam hadits, walaupun suratnya pendek tapi memiliki kandungan makna dan keutamaan yang sangat luar biasa.

Aisyah RA menerangkan: bahwa Rasulullah SAW pada setiap malam apabila hendak tidur, Beliau membaca Surat Al-Ikhlas, Surah Al-Falaq dan Surah An-Nas, ditiupkan pada kedua telapak tangan kemudian disapukan ke seluruh tubuh dan kepala.

Diriwayatkan daripada Aisyah RA katanya: Rasulullah SAW biasanya apabila ada salah seorang anggota keluarganya yang sakit, Rasulullah SAW menyemburnya dengan membaca bacaan-bacaan. Sementara itu, ketika beliau menderita sakit yang menyebabkannya wafat, aku juga menyemburkannya dan mengusap Rasulullah SAW dengan tangan beliau sendiri, kerana tangan beliau tentu lebih banyak berkatnya daripada tanganku.

Sayyidina Ali R.A. menerangkan: pernah Rasulullah SAW. digigit kalajengking, kemudian Beliau mengambil air garam. Dibacakan Surah Al-Falaq dan Surah An-Nas lalu disapukan pada anggota badan yang digigit kala tadi.

‘Uqbah bin’ Amir menerangkan, ketika saya sesat jalan dalam suatu perjalanan bersama dengan Rasulullah SAW, Beliau membaca Surah Al-Falaq dan Surah An-Nas dan akupun disuruh Beliau juga untuk membacanya.

Dari Tirmidhi diriwayatkan daripada Abu Sa’id al-Khudri; Nabi Muhammad SAW selalu meminta perlindungan daripada kejahatan jin dan perbuatan hasad manusia. Apabila surah Al-Falaq dan An-Nas turun, beliau sampingkan yang lain dan membaca ayat-ayat ini saja.

Surah 23: Al-Mu’minun Ayat 97-98

رَبِّ أَعُوذُ بِـكَ مِنْ هَمَـزَاتِ الشَّيَـاطِينِ، وَأَعُوذُ بِكَ رَبِّ أَنْ يَحْضُـرُونِ. (ثلاثا)
“Dan katakanlah wahai Tuhan aku berlindung pada-Mu dari bisikan dan godaan syaitan, dan aku belindung dari kehadiran mereka (3x).”

Doa meminta perlindungan dari hamazat syetan

Hamazat Syetan atau was-was merupakan ajakan-ajakan yang timbul dihati untuk melakukan sesuatu yang seharusnya manusia tinggalkan. Setan tidak hanya membisiki suara-suara tetapi juga memberikan imaginasi dan khayalan (seperrti alunan musik, film, dan berbagai macam yang menghibur) yang memasuki relung hati dan dapat merusak hati dari keimanan jika manusia terus mengikuti hamazat tersebut.

Sebenarnya apa saja yang telah kita lakukan selama ini?; bagaimana kita menghabiskan hari-hari kita?; apakah dengan bermain dan bersenang-senang dan yang serupa dengan itu?….. Pada hakikatnya apakah kita dapat membeli kehidupan kita di dunia? Misalnya: jika kita menjual ginjal kita berapa harga yang kita mau berikan? Dan bagaimana jika itu tentang seluruh bagian dari tubuh kita dan hidup kita? Apakah kita hanya akan menyia-nyiakan diri kita dan waktu hidup kita? (tanpa mengingat Allah SWT, dst).

Allah tidak hanya menganugrahkan hambanya hidup tetapi juga iman, sehat, dan lain-lainnya. Lalu bagaimana kita akan membalasnya. Hal ini tidak berarti Islam tidak memberikan kesempatan untuk berehat ataupun menikmati hidup sendiri Karena sesungguhnya Allah telah menciptakan dan memberikan mubahat. Jika kita melihat pada masa nabi Muhammad SAW, ketika seorang sahabat dari golongan Anshor menikah terdapat nyanyian yang menghiasi pernikahan tersebut dan Nabi tidak melarangnya. Namun jika kita melihat pada masa kemudian hingga kini begitu banyak hiburan ada setiap saat dan dimana saja dan kebanyakan dari manusia tidak mau berhenti dari mencari kenikmatan dunia/ lahwun.

Maka ini adalah doa yang dipanjatkan semoga kita terhindar dari hamazat syetan yang tidak pernah berhenti mengganggu manusia sehingga senantiasa hawa nafsunya terjjerat dengan lahwun.

Surah 23: Al-Mu’minun Ayat 115-118

أَ فَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثاَ وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لاَ تُرْجَعُـوْنَ. فَتَعَالَى اللهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْكَرِيْمِ. وَ مَنْ يَدْعُ مَعَ اللهِ إِلَهاً آخَرَ لاَ بُرْهَانَ لَهُ بِـهِ، فَإِنَّمَا حِسَـابُهُ، عِنْدَ رَبّـِهِ، إِنَّـهُ لاَ يُفْلِحُ الْكَافِـرُوْنَ. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ
“Apakah kalian mengira sesungguhnya kalian ini diciptakan dengan sia-sia dan sungguh apakah kalian mengira kalian tidak akan dikembalikan kepada kami. Maka Maha Luhurlah Allah, maha Raja, Maha Benar, tiada Tuhan selain-Nya, Maha Pemilik Arsy yang agung. Dan barang siapa yang menyeru kepada selain Allah SWT berupa Tuhan yang lain maka dia tidak akan mendapatkan petunjuk dan kemuliaan dan sungguh perhitungannya kelak disisi Allah SWT, sungguh Dia Allah tidak akan membuat orang-orang kafir mendapat keberuntungan. Dan katakanlah wahai Tuhanku ampunilah dan kasihanilah kami dan Kau lah sebaik-baik yang menyayangi.”
Ayat-ayat tersebut merupakan ayat yang sering dipakai dalam wirid-wirid lainnya untuk menghilangkan bahaya sihir.
Rasul saw menasihati kami dalam suatu peperangan, maka kami diperintahkan membaca diwaktu sore dan pagi : AFAHASIBTUM ANNAMA…, maka kami membacanya, dan kami pulang dengan kemenangan dan ghanimah (HR Ibn Sunniy)

Surah 30: Ar-Rum Ayat 17-19

فقرأنا ، فغنمنا وسلمنا.
فَسُبْحَانَ اللهِ حِيْنَ تُمْسُوْنَ وَحِيْنَ تُصْبِحُوْنَ. وَلَهُ الْحَمْدُ فِي السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ وَعَشِيًّا وَحِيْنَ تُظْهِرُوْنَ. يُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَيُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنَ الْحَيِّ، وَيُحْيِ الأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا وَكَذَلِكَ تُخْرِجُوْنَ.
“Maka Maha Suci Allah SWT mulai sore hari hingga malam hari. Dan milik-Nya lah segala puji disetiap tingkatan-tingkatan langit dan bumi sepanjang petang dan ketika kalian dimunculkan. Allah SWT mengeluarkan dari yang mati, mengeluarkan kehidupan dari kematian dan mengeluarkan kematian dari kehidupan, dan menghidupkan bumi setelah kematiannya, dan demikianlah mereka akan dikeluarkan kelak di hari Kiamat.”

Berkata Ibn Abbas ra dari Rasulullah saw: “Barangsiapa yang berkata dipagi hari: “FASUBHANALLAHI HIINA TUMSIY… (QS Arrum 17-18), maka Allah akan mengembalikan apa-apa yang hilang darinya dihari itu, dan barangsiapa yang membacanya di sore hari maka Allah akan mengembalikan apa-apa yg hilang darinya di malam hari (hilang darinya bisa berupa pahala yg tercabut, rizki yg tertahan dll) (HR Abu Dawud)
Nabi Ibrahim AS diberi gelar Kholil Ar-Rahman karena selalu membaca ayat-aat ini 3 kali setiap pagi dan petang.
Surat Ar-Rum ayat 17-18 menyebutkan waktu untuk bertasbih; tumsuna pada solat asar; tushbihuna pada solat shubuh; ’asyiyyan pada sholat maghrib dan ‘isya; dan tuzhhiruna pada sholat Zuhur.

Surat Ar-Rum ayat 19 dapat ditafsirkan bahwa terdapat siklus kehidupan; hati ini bisa terbolak-balik; iman bisa datang dari kufr dan sebaliknya; hati yang telah mati dapat kembali kepada cahaya yaitu dengan mengingat Allah.
أَعُوْذُ بِاللهِ السَّمِيْعِ الْعَلِيْمِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْم.ِ (ثلاثا)
“Aku berlindung kepada Allah SWT yang Maha mendengar dan Maha mengetahui daripada syetan yang terkutuk (3x).”

Dari Abu Daud diriwayatkan daripada Abu Sa’id al-Khudri: “Apabila Rasulullah SAW. sembahyang tahajjud, selepas beliau bertakbir, baginda membaca: “Subhanallah, Alhamdulillah, Allahuakbar dan Lailaha illallah, tiga kali kemudian beliau mengucap: “Aku berlindung dengan Allah, Yang Maha Mendengar Lagi Maha Mengetahui dari bisikan syaitan yang terkutuk, dari bisikannya, godaannya dan ludahnya.

Surah 59: Al-Hashr Ayat 21-24

لَوْ أَنْزَلْنَـا هَذَا الْقُرْآنَ عَلَى جَبَلٍ لَرَأَيْتَهُ خَاشِعًـا مُتَصَدِّعًا مِنْ خَشْيَةِ اللهِ، وَتِلْكَ الْأَمْثَالُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُوْنَ. هُوَ اللهُ الَّذِيْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ عَالِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهاَدَةِ هُوَ الرَّحْمَنُ الرَّحِيْمُ. هُوَ اللهُ الَّذِيْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلاَمُ الْمُؤْمِـنُ الْمُهَيْمِنُ الْعَزِيزُ الْجَبَّارُ الْمُتَكَبِّرُ، سُبْحَانَ اللهِ عَمَّا يُشْرِكُوْنَ. هُوَ اللهُ الْخَالِقُ الْبَارِئُ الْمُصَوِّرُ، لَهُ الأَسْمَاءُ الْحُسْنَى، يُسَبِّحُ لَهُ مَا فِي السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ، وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيمُ.
“Kalau sekiranya kami menurunkan Al Qur’an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan takut kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir. Dia-lah Allah yang tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Dia-lah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Dialah Allah yang tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Raja, Yang Maha suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan keamanan, Yang memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki segala keagungan, Maha Suci, Allah dari apa yang mereka persekutukan. Dia-lah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang Mempunyai nama-nama, Yang paling baik. Bertasbih kepadanya apa yang ada dilangit dan dibumi. Dan Dia-lah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”

Nabi SAW bersabda: “Barangsiapa yang mengucapkan ketika berada di waktu pagi; A’UDZUBILLAHIS SAMI’IL ‘ALIM MINASY SYAITHANIR RAJIM dan tiga ayat dari akhir surat Al Hasyr, maka Allah akan menugaskan tujuh puluh ribu malaikat untuk memintakan ampun untuknya hingga ia berada di waktu sore. Dan jika ia membacanya di waktu sore, maka Allah akan menugaskan tujuh puluh ribu malaikat untuk memintakan ampun untuknya juga hingga ia berada di waktu pagi.” (Musnad Ahmad,19419).

Sabda Nabi SAW: ”Barangsiapa yang membaca akhir surah Al-Hasyr dari waktu malam atau siang maka dipegang erat (dijaga rapi oleh Allah SWT) pada hari itu, ataupun dibaca ayat itu pada malam hari maka sesungguhnya ia mesti dapat syurga”.

Sabda Nabi SAW: “ barang siapa membaca tiga ayat terakhir dari surat Al-Hasyr pada pagi hari dan mati pada hari itu maka kedudukannya sama dengan para syuhada.

Dari Abu Hurairoh RA, sesungguhnya aku bertanya kepada kekasihku Abu Qasim SAW mengenai nama-nama Allah Yang Maha Agung, maka Rasulullah SAW pun menjawab: atasmu akhir surat Al-Hasyr perbanyaklah membacanya.”

Ayat-ayat ini menjelaskan teori Bigbang

Sebagian ulama menafsirkan bahwa kata jabal dalam surat Al-Hasyr: 21 berarti Alam. Karena makhluq jika diurutkan menurut tingkat kebesarannya, maka syurga menempati urutan pertama, diteruskan alam dunia, gunung ….dst. Namun Allah menurunkan Al-Qur’an kepada makhluqnya menurut tingkat kebesarannya tetapi Allah SWT menurunkan kepada makhluqnya yang menempati maqam yang paling tinggi yaitu Nabi Muhammad SAW.

Khosyatillah disini berarti takut kepada Allah karena dia memiliki pengetahuan akan kebesaran Allah. Ini berbeda arti dengan khouf yang artinya hanya takut. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda: Ana Akhsyaakum Lillah. Begitu juga dengan para ulama dan orang-orang yang mengenal dan mempelajari Al-Qur’an akan membawanya kepada kekhusyuan dan penuh kehambaan kepada Allah SWT.

KHUSYU’

Pertama-tama harus kita ketahui bahwa Allah tidak pernah memerintahkan kita untuk khusyu’ dalam shalat. Dalam Al-Qur’an maupun hadits tidak ada satu kalimat pun yang berbentuk fi’il ‘amr (kalimat perintah) tentang khusyu’. Kenapa? Karena Allah Maha Tahu bahwa manusia memang mengalami kesulitan untuk bisa khusyu’ sekalipun dia itu seorang ulama atau kiai. Memang belum ada pakar tentang khusyu’ dalam sejarah intelektual Islam yang benar-benar representatif. Bentuk kata khâsyi’ûn, adalah bentuk fa’il, bukan kata perintah tetapi semacam penghargaan luar biasa bahwa Anda termasuk orang-orang khusyu’. Karena itu, Anda sebagai fa’il, atau pelaku khusyu’.

Lalu bagaimana caranya khusyu’? yaitu ketika Anda menyadari bahwa shalat Anda tidak khusyu’ itu adalah takdir dari Allah. Terimalah takdir Allah saat itu bahwa Anda tidak atau belum ditakdirkan khusyu.” “Ya Allah, aku terima bahwa saat ini aku belum bisa khusyu’.” Kelak Anda dihantar khusyu’ oleh Allah. Jadi khusyu’ itu lebih sebagai al-ahwâl itu sendiri.

Apakah al-ahwâl itu? Jika disebut: La haulâ walâ quwwata illâ billâh, artinya: “Tidak ada kekuatan secara batin dan kekuatan lahir kecuali bersama Allah.” Karena dari kalimat haulun ini berkembang jamaknya menjadi ahwâl. Ini adalah kondisi ruhaniah, ketika kita khusyu’, masuklah di dalam ahwâl al-qalb, karena itu merupakan gerak-gerik hati kita. Khusyu’ itu tentu bersemayam di dalam hati, bukan dalam tingkah laku. Jika Anda berjalan dengan menekuk leher Anda, menunduk, itu tidak bisa dibilang bahwa Anda orang yang khusyu’. Dulu ada seorang pemuda yang seperti itu, lalu dibentak oleh Sayyidina Umar RA: “Hai fulan, khusyu’ itu bukan di situ” (khusyu’ itu di dada anda).

Jadi, khusyu’ pada akhirnya membutuhkan elemen-elemen yang mendukung. Dukungan khusyu’ itu antara lain al-khudhû’. Artinya ketundukan hati kepada Allah. Orang khusyu’ juga harus mempunyai perasaan at-tawakkul (kepasrahan). Artinya ketika kita shalat, dzikir menghadap Allah, mestinya hati kita juga harus pasrah menghadap kepada Allah. Jiwa Anda, bagaikan sajadah yang Anda gelar. “Ya Allah, inilah saya, apa adanya, kupasrahkan lahir batin saya kepada-Mu …”

Anda, jangan menghadap Allah, seperti orang yang mengajukan proposal: “Ya Allah, sudah sekian tahun saya sujud, dzikir, wirid, tahajud, maka saya mohon dipenuhi permintaan saya …” Pada saat itu seseorang merasa menutupi kelemahannya. Dia melebih-lebihkan dirinya, padahal Allah itu butuh ash-shidqu (kejujuran hati), bukan kejujuran mulut. Allah Maha senang kepada orang-orang yang jujur di hadapan-Nya. “Ya Allah, saya ini lebih banyak jeleknya daripada baiknya …” Tuhan, Allah lebih senang kepada orang seperti itu, daripada yang mengatakan: “Ya Allah, saya sudah melakukan ini dan itu…, namun do’a saya belum juga dikabulkan…” Lebih baik bicara apa adanya kepada Allah. Itulah antara lain usaha khusyu’.

Kata Al-Ghoib dan As-Syahadah pada surat Al-Hasyr ayat 22 berarti Allah maha mengetahui segala apa yang tampak dan tidak tampak. As-syahadah juga dapat diartikan persaksian. Semua yang dapat terlihat mengucapkan kalimat Laa ilaha illa Allah. Maka bagaimana mungkin seseorang tidak bisa percaya kepada Allah. Ini merupakan sesuatu yang aneh karena didalam setiap pergerakan, dan sebagainya pasti ada persaksian yang menyaksikan “annahu waahid”, (Sesungguhnya Dialah Satu). Itulah apa yang dipersaksikan oleh makhluq di seluruh alam raya ini baik yang tampak maupun tidak tampak.

Surat Al-Hasyr ayat 24 menyiratkan 3 fase penciptaan yang ada pada asma Allah Al-Kholiq, al-Bari’, dan Al-Mushowwir. Al-Kholiq berarti Allah sebagai Pencipta. Peranannya sebagai Ilah; ketika ciptaannya itu terwujud maka menjadi Al-Bari’ (sebagaimana yang sering disebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah khoirul bariya); dan ketika makhluq itu memasuki tahap penciptaan secara detail (seperti jika pada manusia yang mempunyai otak, daging, tulang, darah, cara tubuh berfungsi, dst) maka Allah adalah Al-Mushowwir. Menurut Imam Al-Ghazali: akal manusia hanya bisa mengerti fase itu satu persatu. Sedangkan ilmu Allah menembus multiphase itu sekaligus sehingga penciptaan itu terjadi. Multi fase itu ada pada Asma’ul Husna.

Surah 37:Al-Saffat Ayat 79-81

سَلاَمٌ عَلَى نُوْحٍ فِي الْعَالَمِيْنَ. إِنَّا كَذَلِكَ نُجْزِي الْمُحْسِنِيْنَ
إِنَّهُ مِنْ عِبَادِنَا الْمُؤْمِنِيْن
“Salam sejahtera atas Nabi Nuh dialam semesta. Sungguh demikianlah Kami memberi balasan kemuliaan kepada orang-orang yang beramal baik. Dan sungguh Nabi Nuh as itu adalah di antara hamba- hamba kami yang beriman.”

Barangsiapa yang berkata: salamun ala nuhin fil alamiin…dst, maka ia tak akan disengat kalajengking dan ular” (Alkassyaaf wal bayaan lil Imam Attsa’labiy).

Menurut Syeikh Hamzah Yusuf Surat As-Saffat: 79-81 yang menerangkan tentang kejadian pada masa Nabi Nuh As juga dapat dianalogikan pada masa kita saat ini. Dahulu Nabi Nuh AS diuji dengan hinaan dari kaumnya lalu mempersiapkan bahtera guna menyelamatkan diri dari banjir besar. Kita sebagai ummat Nabi Muhammad SAW pada akhir zaman ini pun sedang mempersiapkan bahtera kita dengan amalan-amalan untuk menghadapi bencana (banjir). Di mana ketika kita mulai berbicara tentang kebenaran maka orang lain pun mulai mentertawakanmu; ketika kita mulai mempersiapkan perahu (amal ibadah) kita untuk akhirat maka orang-orang mulai mentertawakan dan mengira kita bodoh. Bahkan ada orang-orang muslim yang menganggap kita bodoh karena percaya kepada akhirat-walaupun sebenarnya merekapun percaya akan akhirat- tetapi jika keadaannya demikian, hal ini menyiratkan bahwa sesungguhnya mereka tidak siap dengan adanya kebenaran akhirat. Namun Allah lah yang akan menyelamatkan orang-orang yang ihsan dari bencana tersebut.

أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ. (ثلاثا)
“Aku berlindung dengan kalimat Allah swt yang Sempurna dari keburukan-keburukan ciptaannya.” (Hadits)

Dari Abu Hurairah R.A: “datang seorang lelaki kepada Nabi SAW dan berkata: wahai Rasulullah, aku semalam disengat kalajengking, maka Rasul SAW bersabda: Jika kau berdoa di sore hari (atau pagi): Audzu bikalimatillahittammaati min syarri maa khalaq, maka tak akan menyakitimu” (HR Muslim). Pada riwayat Ibn Sunniy dijelaskan 3x.

Dari Abu Dawud dan Tirmidhi, Rasulullah SAW bersabda: “Siapa yang membaca doa ini tiga kali, tiada apa-apa malapetaka akan terjatuh atasnya.”

بِسْمِ اللهِ الَّذِيْ لاَ يَضُرُّ مَعَ أسْمِهِ شَيْءٌ فِي اْلأَرْضِ وَلاَ فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. (ثلاثا)
“Dengan nama Allah yang tiada akan membawa mudhorot dosa apapun yang ada dilangit dan dibumi dan Dialah yang Maha Mendengar dan Maha Mengetahui.” (3x) (Hadits)

Diriwayatkan oleh Ibn Sunniy dan Attirmidziy, dari Utsman bin Affan RA berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Tiadalah seorang hamba berdoa di pagi setiap hari dan sore setiap petang: Bismillahilladzi….(dst) sebanyak 3X maka ia tak akan diganggu sesuatu”. Berkata Imam Tirmidziy hadits ini hasan shahih, dan ini lafadh riwayat Tirmidzy.

Pada lafadh riwayat Abu Dawud: “Barangsiapa yang membacanya maka ia tak akan mendapat musibah yang datang tiba-tiba/dikagetkan musibah.”

الَّلهُمَّ إِنِّي أَصْبَحْتُ مِنْكَ فِي نِعْمَةٍ وَعَافِيَةٍ وَسِتْرٍ، فَأَتْمِمْ نِعْمَتَكَ عَلَيَّ وَعَافِيَتَكَ وَسِتْرَكَ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ. (ثلاثا)
“Wahai Allah sungguh aku melewati pagi ini dari-Mu dalam kenikmatan, dalam kesembuhan dan afiah, dalam perlindungan maka sempunkanlah nikmatan-Mu atasku dan kesembuhanMu yang Kau berikan kepadaku dan lindungilah aku didunia dan akhirat.” (Hadits)

Dari Ibn Abbas ra barangsiapa yang berdoa: Allahumma inniy Ashbahtu….dst, 3X dipagi hari dan di sore hari, maka merupakan kepastian bahwa Allah SWTS akan menyempurnakan baginya hari itu. (HR Ibnussunniy dari Ibn Abbas RA)

اللَّهُمَّ إِنِّي أَصْبَحْتُ أُشْهِدُكَ وَأُشْهِدُ حَمَلَةَ عَرْشِكَ وَمَلاَئِكَتَكَ وَجَمِيعَ خَلْقِكَ أَنَّكَ أَنْتَ اللهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ وَحْدَكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُكَ وَرَسُولُكَ. (أربعا)
“Wahai Allah sungguh aku melewati pagi ini disaksikan oleh-MU dan disaksikan oleh para penopang ArsyMu dari pada para Malaikat dan seluruh MalaikatMu dan seluruh ciptaanMU, mereka semua menyaksikan aku, bahwa sungguh Engkau adalah Allah yang tiada Tuhan selainMu yang Maha Tunggal dan tiada sekutu bagiMu, Dan sungguh Sayyidina Muhammad adalah hambaMu dan RasulMu. (mengucapkan syahadat disaksikan oleh seluruh Malaikat dan seluruh makhluk).” (Hadits)

Diriwayatkan oleh Abu Dawud dengan sanad jayyid (baik) dan ia tidak mendhoifkannya, dari Anas ra bahwa Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yg berdoa ketika pagi atau sore: Allahumma Inniy Ashbahtu Usyhiduka…dst, maka Allah bebaskan seperempatnya dari neraka. Jika ia membacanya 2X maka Allah bebaskan setengah tubuhnya dari neraka, jika ia membacanya 3X maka Allah bebaskan tiga perempat tubuhnya dari neraka, barangsiapa membacanya 4X maka Allah bebaskan ia dari neraka. (Fathul Baari bisyarh Shahih Bukhari)

Menurut sebagian ulama kalimat ini diulang sampai empat kali sehingga hurufnya mencapai 360 (huruf) dan anak adam terdiri atas 360 anggota tubuh, maka Allah akan membebaskan semua bagian tubuhnya dengan huruf-huruf itu. (inilah apa yang dimaksud dengan husnul khotimah). Ini seperti yang dinukilkan dari As-Sayid Al-Jalil Ahmad bin ‘Alawi Jamalullail Bahsan Ba’alawi.

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ حَمْداً يُوَافِي نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ. (ثلاثا)
“Segala puji bagi Allah Tuhan sekalian alam, pujian yang mencakup seluruh kenikmatannya dan mencakup seluruh kelebihan kenikmatan.” (3x) (Hadits)

Dari Muhammad bin Annadhr RA berkata: Berkata Adam AS: “Wahai Tuhan, aku disibukkan pekerjaanku, maka ajarilah aku sesuatu yg menjadi perpaduan pujian dan tasbih”, maka Allah SWT wahyukan padanya: “Wahai Adam, jika di pagi hari maka ucapkanlah 3X: Alhamdulillahi…dst. Maka Itu adalah kumpulan pujian dan Tasbih. (Addurrul Mantsur Lilhafidh Jalaluddin Abdurrahman Assuyuthiy, dan adzkar shabah wal masa’ Linnawawiy).

Dan yang dimaksud dengan “…..yuwaafii ni’amahu…” adalah bertasbih dengan pujian yang setimpal dengan banyak nikmat-Nya dan pujian dengan menggunakan hak nikmat tersebut.

Surah Al-Baqarah Ayat 256

آمَنْتُ بِاللهِ العَظِيْمِ، وَكَفَرْتُ بِالْجِبْتِ وَالطَّاغُوْتِ، وَاسْتَمْسَكْتُ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَى، لاَ اَنْفِصَامَ لَهاَ، وَاللهُ سَمِيْعٌ عَلِيمٌ. (ثلاثا)
“Segala Puji bagi Allah yang Maha Agung, dan aku berpaling dari pada semua kejahatan dan sesembahan selain Allah dan aku berpegang teguh dengan tali yang erat, dan Allah Maha Mendengar dan MahaMmengetahui.” (3x). (Hadits)

Dijelaskan pada attarghiib wattarhiib bahwa dzikir ini jika dibaca 3x di pagi hari dan sore maka akan menjaga dari gangguan Jin.

Dari Bukhari, diriwayatkan oleh Abdullah ibn Salam, yang menceritakan satu peristiwanya kepada Rasulullah SAW. lalu beliau berkata, “Surga itu Islam, dan berpeganglah pada Pegangan Yang Teguh (urwat al-wuthqa) supaya kamu sentiasa menjadi seorang muslim sampai kamu mati.”

Doa pelindung supaya aman dari Syirik

Yang dimaksud dengan al-‘Urwat al-Wutsqo disini adalah Al-Qur’an Al-Hadits dan agama Islam.

رَضِيْتُ بِاللهِ رَبـًّا، وَ بِالإِسْلاَمِ دِيْنـًا، وَبِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَبِيًّا وَرَسُولاً. (ثلاثا)
“Ku ridho dengan Allah sebagai Tuhan dan Islam sebagai agama dan Nabi Muhammad SAW sebagai Nabi dan Rasul.” (3x). (Hadits)

Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yg berucap di pagi hari dan sore: Radhiina…, kecuali telah berhak Allah meridhoinya” (HR sunan Abu Dawud).

Dari Abu Daud dan Tirmidzi; Nabi Muhammad SAW bersabda: “Sesiapa berdoa setiap pagi dan petang dengan doa ini akan masuk ke syurga.” Surah 3: Ali-Imran: 19: Sesungguhnya agama (yang benar dan diridoi) di sisi Allah ialah Islam.

Surah 9 al-Taubah ayat 129

حَسْـبِيَ اللهُ لاَ إِلَهَ إِلاَ هُـوَ عَلَيْـهِ تَـوَكَّلْتُ وَهُـوَ رَبُّ العَرْشِ العَظِيْـمِ. (سبعاً)
“Cukuplah bagiku Allah, Tiada Tuhan selain-Nya, kepada-Nya aku bertawakal dan Dialah pemilik Arsy yang Agung.”

Dari Abu Darda RA: barangsiapa di pagi hari atau sore membaca Hasbiyallah…dst 7 kali, maka Allah akan melindunginya dari apa-apa yang dirisaukannya, apakah ia membacanya dengan kesungguhan atau tidak dengan kesungguhan. (HR Abu Dawud).

Ada beberapa cara agar pintu syurga terbuka untuk kita. Salah satunya dengan mendawamkan bacaan HasbiyAllahu, La ilaha illa huwa, Alaihi Tawakkaltu” 7 kali pada pagi dan sore hari, maka dia akan memperoleh apa-apa yang diharapkannya di dunia dan di akhirat. (Ibn As-Sunni (no. 71), Abu Dawud 4/321)

Dari Tirmidhi, diriwayatkan daripada Abu Sa’id al-Khudri; Rasulullah SAW. bersabda, “Bagaimana saya bisa tenang sedangkan sangkakala telah menempel di mulutnya (Malaikat Israfil), membuka telinganya dan tunduk kepalanya, menunggu perintah untuk meniup? Ditanya lagi, apa pula arahan baginda, “Cukuplah Allah sebagai pelindungku dan Dia lah sebaik-baik penjaga.” Disini hamba mengakui dan percaya bahwa hanya Allah lah yang dapat membelanya, mengasihinya dan memenuhi segala kebutuhannya.

Surat At-Taubah: 128-129 mengandung unsur I’jaz Adadi Bilangan Prima.[13]

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ. (عَشرًا)
Ya Allah limpahkanlah sholawat untuk Sayyidina Muhammad dan keluarganya dan sahabatnya dan limpahkan baginya salam.

Dari Muslim, diriwayatkan daripada Abdullah bin Amr bin Al ’As: Rasullulah SAWs. bersabda: “Sesiapa meminta Allah berselawat kepadaku, Allah akan membalas keatasnya dengan sepuluh kali selawat.”

Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang bershalawat padaku ketika pagi dan petang 10 kali maka dia akan mendapatkan syafaatku pada hari kiamat.”

Surah 33: Al-Ahzab ayat 56

“Sesungguhnya Allah dan malaikat-Nya bershalawat (memberi segala penghormatan dan kebaikan) kepada Nabi (Muhammad SAW); wahai orang-orang yang beriman berselawatlah kamu kepadanya serta ucapkanlah salam sejahtera dengan penghormatan yang sepenuhnya..”

اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنْ فُجَاءَةِ الْخَيْرِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فُجَاءَةِ الشَّرِّ.
Wahai Allah sungguh aku minta kepadaMU kejutan kebaikan dan aku berlindung kepada-Mu dari kejutan- kejutan yang buruk. (Hadits)

Dari Anas RA bahwa Rasulullah SAW berdoa dengan doa doa ini jika pagi dan sore : Allahumma inniy as’aluka…dst, sungguh seorang hamba tak tahu apa yang akan menimpanya dipagi atau sore” (Musnad Abi Ya’la Almuushiliy)

اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ خَلَقْتَنِيْ، وَ أَناَ عَبْدُكَ، وَأَناَ عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ. أَعُوْذُ بِـكَ مِنْ شَرِّ مـَا صَنَعْـتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فاَغْفِرْ لِيْ، فَاِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ.
Wahai Allah Engkaulah Tuhanku tiada Tuhan selain Engkau, Engkaulah yang menciptakan aku dan aku adalah hamba-Mu dan aku berada dalam perjanjian-Mu dan ikatan kesetiaanku pada-Mu semampuku, aku berlindung dari buruknya perbuatanku dan aku sadar kenikmatan-kenikmatanMu padaku dan aku sadar atas dosa-dosaku, dan ampunilah aku maka sesungguhnya tiada yang mengampuni dosa-dosa selain Engkau. (Hadits)

Sayyidul Istigfar

Dinamakan dengan sayyidul istigfar karena ini adalah seluruh permohonan ampun, permohonan maaf atas keudzuran, taubat, dan tauhid.

Diriwayatkan pada shahih Bukhari dari Syaddad bin Aus RA dari Nabi SAW yang bersabda : “Pemimpin semua Istghfar adalah : Allahumma anta rabbiy…dst, jika dibaca saat sore lalu ia wafat di malam itu maka ia masuk sorga, jika dibaca dipagi hari lalu ia wafat hari itu maka ia masuk sorga”.masuk surga disini berarti kabar gembira tentang kesetiaan terhadap Islam (karena menjalani ajarannya) dan termasuk satu dari sebab-sebab husnul khotimah.

Dari Bukhari, diriwayatkan oleh Shaddad ibn Aws; Rasulullah SAW. bersabda, “Sebaik-baiknya cara memohon ampunan dari Allah ialah: “Ya Allah, Engkaulah Tuhanku, tiada Tuhan selain Engkau; Engkau ciptakan aku dan aku ini adalah hamba-Mu dan aku akan menuruti perintah dan amanat-Mu sekuat tenagaku. Aku berlindung dengan-Mu dari hal-hal buruk yang Engkau ciptakan, dan aku mengakui nikmat kurnia-Mu kepadaku, serta mengakui dosaku, maka ampunilah daku, kerana tak ada yang mampu mengampuni dosa itu selainkan Engkau.”

Dari Abu Dawud, diriwayatkan oleh Buraydah ibn Hasib; Rasullulah SAW. bersabda: Jika siapapun berkata di waktu pagi dan petang,: “ Ya Allah! Engkaulah Tuhanku; tiada tuhan selain-Mu, Engkau Penciptaku, aku hamba-Mu, dan aku berpegang dengan tali yang kokoh yang tidak akan putus; Aku berlindung dari perkara buruk yang aku telah lakukan; aku mengakui nikmat-Mu serta dosaku; ampunilah aku sebab tiada yang mampu mengampuni selainkan Engkau.”, dan jika dia mati pada hari atau malam itu, dia akan masuk syurga.
اَللَّهُـمَّ أَنْتَ رَبِّيْ، لاَ اِلَهَ إلاَّ أَنْتَ، عَلَيْكَ تَوَكَّلْـتُ، وَأَنْتَ رَبُّ الْعَـرْشِ الْعَظِيْـمِ.
مَا شَاءَ اللهُ كَـانَ، وَمَا لَمْ يَشَأْ لَـمْ يَكُنْ، وَلاَ حَـوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ.
Wahai Allah sungguh Engkau adalah Tuhanku, tiada Tuhan selain Engkau, pada-Mu aku bertawakal dan Engkaulah pemilik Arsy yang Agung, apa-apa yang dikhendaki Allah SWT akan terjadi dan yang tidak yang dikehendaki Allah tidak akan terjadi, tiada daya dan upaya selain dengan kekuatan Allah yang Maha Tinggi dan Maha Agung. (Hadits)

Dari Bukhari, diriwayatkan oleh Abdullah ibn Abbas; Rasullulah SAW. apabila diwaktu kesusahan berdoa dengan membaca: “Tiada yang berhak disembah melainkan Allah, Maha Sejahtera, Maha Kuasa. Tiada yang berhak disembah selain Allah, Tuhan senanjung syurga dan dunia, Raja Yang Agung.”

Surah 65: Al Talaq Ayat 12

اَعْلَـمُ أَنَّ اللهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْـرٌ، وَاَنَّ اللهَ قَدْ أَحَـاطَ بِكُلِّ شَيْءٍ عِلْمًـا.
Aku tahu sungguh Allah itu berkuasa atas segala sesuatu dan sungguh Allah itu meliputi segala sesuatu dengan pengetahuannya (Maha Tahu atas segala sesuatu).

اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِـكَ مِنْ شَرِّ نَفْسِيْ، وَمِنْ شَرِّ كُـلِّ دَابَّـةٍ أَنْتَ آخِـذٌ بِنَا صِيَتِهاَ، إِنَّ رَبِيِّ عَلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيْمٍ.
Wahai Allah sungguhnya aku berlindung dari keburukan diriku dan dari kejahatan semua makhluk dan ciptaan-Mu sungguh Engkau mengenggam semua ubun-ubun mereka (kepala), sungguh Tuhanku berada pada jalan yang benar. (Hadits)

Dikenal sebagai Doa abi Darda’

Diriwayatkan oleh Imam Ibn Sunniy, dari Thalq bin Hubaib yg berkata : telah datang seorang lelaki kepada Abu Darda RA bahwa rumahnya telah terbakar, maka berkata Abu Darda ra : rumahku tidak akan terbakar!, tiada Allah SWT akan menjatuhkan hal itu karena kalimat kalimat yg kudengarkan dari Rasul SAW, barangsiapa yg membacanya dipagi hari maka ia tak akan terkena musibah hingga petang, barangsiapa mengucapkannya di akhir petang maka tak akan terkena musibah hingga pagi, yaitu Allahumma anta Rabbiy…dst.

Dan diriwayatkan pada jalur lainnya dari seorang lelaki dari sahabat Nabi SAW bahwa orang itu datang lagi pada Abu Darda ra dengan mengabarkan hal kebakaran rumahnya, maka Abu Darda ra menjawab : Tidak terbakar, karena Aku dengar dari Rasul saw bahwa barangsiapa yg membaca dipaginya kalimat kalimat ini maka tak akan terkena ia, tidak pula keluarganya, tidak pula hartanya, hal hal yg tak disukainya”, maka kami bersama sama menjenguk rumahnya, sungguh telah terbakar sekitar rumahnya, dan rumahnya tak disentuh api.

يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ، بِرَحْمَتِكَ اَسْتَغِيْثُ، وَمِنْ عَذَابِكَ أَسْتَجِيْرُ. أَصْلِحْ لِيْ شَأْنِيْ كُلَّهُ، وَلاَ تَكِلْنِيْ إِلَي نَفْسِيْ وَلاَ إِلَى أَحَدٍ مِنْ خَلْقِكَ طَرْفَةَ عَيْنٍ. . اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ، وَ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّجَالِ.
Wahai yang Maha hidup dan Maha berdiri sendiri aku beristighotsah dan mohon bantuan pada Rahmat-Mu, Dan aku berlindung kepada-Mu dan mohon dijauhkan dari siksa, perbaikilah keadaanku semuanya, dan janganlah Engkau palingkan aku pada diriku dan jangan Kau palingkan aku pada ciptaan-ciptaanMu walau sebentar saja. Jagalah aku agar selalu khusyuk kepada-Mu. Wahai Allah sungguh aku berlindung kepada-Mu dari kegundahan dan kesedihan, aku berlindung kepada-MU dari kelemahan dan kemalasan, dan aku berlindung kepada-Mu daripada sifat pengecut dan sifat kikir, dan aku berlindung kepada-Mu dari terjeratnya hutang-hutang dan penguasa yang zalim. (Hadits)

Dari Anas RA : bersabda Rasulullah SAW pada Fathimah Azzahra RA : kiranya tak ada yg menghalangimu dari apa apa yg kuajarkan agar kau membaca dipagi hari dan sore hari : Yaa Hayyu Yaa Qayyum…dst.(hadits hasan) (Al Adzkar Imam Nawawi)

Doa anti Hutang

Rasul SAW masuk ke masjid, maka terlihatlah seorang lelaki dari Anshar yg bernama Abu Umamah RA, maka bersabda Rasulullah SAW : Wahai Abu Umamah, mengapa kulihat duduk terpaku di masjid di selain waktu shalat..?”, ia menjawab : “gundah.. aku dijerat hutang wahai Rasulullah..”, maka bersabda Rasulullah saw : ”maukah kau kuajari kalimat yang jika kau ucapkan maka Allah akan menghilangkan gundahmu dan terselesaikan hutangmu?”, maka Abu Umamah RA : “ajari aku wahai Rasulullah..”, maka Rasul SAW bersabda : “Jika di pagi harimu dan sore harimu ucapkanlah : Allahumma inniy…dst.

Maka berkata Abu Umamah RA : kulakukan itu maka Allah menghilangkan gundahku dan dan terselesaikan hutangku” (Hadits hasan). (Al Adzkar Imam Nawawi)

Aslihlii Sya’nii pada doa ini berarti bahwa semua pertolongan datang atas seizin Allah. Walaupun datang dari makhluq lainnya atapun kita yang meminta pertolongan itu maka sesungguhnya Allah lah yang bisa mewujudkan itu semua bukan yang lainnya. Maka meminta itu hanyalah pada Allah SWT. Hal ini dapat dilihat dari kisah roja’ pada masa Imam Ja’far Shodiq RA tentang seorang lelaki yang terombang-ambing dilaut dari sebelumnya dia menggantungkan harapannya agar selamat dalm perjalanannya dilaut kepada nahkoda kapal, terkena ombak pada sepotong kayu, hingga akhirnya tidak pada apapun. Maka kepada siapakah dia mengharapkan pertolongan kecuali kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.

Di dalam doa ini kita meminta perlindungan Allah agar terhindar dari Al-Hamm, Alhuzn, dst.

< div style="text-align: justify;">Hamm berarti kehawatiran yang akan terjadi pada masa yang akan datang sedangkan huzn berarti kesedihan yang telah terjadi sebelumnya.

Ajz berarti tidak bisa berbuat sesuatu karena tidak adanya kemampuan (qudrat) walaupun memiliki keinginan (iradat) sedangkan kaslan berarti malas/tidak adanya iradat untuk melakukan sesuatu walaupun dia memiliki qudrat

Jubn berarti ketidakmauan untuk memberikan pertolongan dengan kekuatan tubuh/fisik yang dia miliki sedangkan Bukhl berarti ketidakmauan untuk mengeluarkan hartanya (kikir/pelit). Hal ini bisa tercermin pada jihad dalm arti luas; jihad terbagi pada dua kondisi yaitu bisa dengan badan/kekuatan ataupun dengan uang.

Ghalabat ad-dayn berarti terlilit hutang sedangkan qahr ar-rijal berari takuta akan kekuatan maupn pengaruh manusia yang lebih mempunyai kekuasaan atasnya. Ini maksudnya bahwa ketika seseorang berhutang maka posisi dia adalah lemah secara ekonomi. Karena dengan berhutang menempatkan mereka seolah-olah sebagai ‘budak’ bagi sang qahr rijal.

اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْعَافِيَةَ، فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ. اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَـافِيَةَ، وَالْمَعَافاَةَ الدَّائِمَةَ، فِي دِيْنِيْ وَدُنْياَيَ وَأَهْلِيْ وَماَلِيْ. اَللَّهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَاتِيْ وَآمِنْ رَوْعَاتِيْ. .اَللَّهُمَّ احْفَظْنِيْ مِنْ بَيْنِ يَدَيَّ وَمِنْ خَلْفِيْ وَعَنْ يَمِيْنِيْ وَعَنْ شِماَلِيْ وَمِنْ فَوْقِيْ، وَأَعُوْذُ بِعَظَمَتِكَ أَنْ أُغْتاَلَ مِنْ تَحْتِيْ.
Wahai Allah sungguh aku meminta kepadamu kesembuhan dan afiah, dunia dan akhirat. Wahai Allah sungguh aku meminta kepadamu maaf-Mu, dan afiah-Mu dan atas segala yang mengganggu kami jasad kami dan ruh kami dan penjagaan dan pemeliharaan yang abadi dalam agamaku, duniaku, keluargaku, hartaku. Wahai Allah tutupilah auratku dan kejahatan- kejahatanku dan jagalah aku Dari apa yang kurisaukan. Wahai Allah jagalah aku dari depanku, dari belakangku, dari kananku, dari kiriku ,dari atasku dan aku berlindung dengan keagungan-Mu dari pada kejahatan yang datang dari bawahku (fitnah dari bumi/ sihir). (Hadits)

Berkata Ibn Umar RA : bahwa Nabi SAW tak pernah meninggalkan doa doa ini ketika pagi dan sore, Allahumma inniy… dst

Berkata Imam Hakim hadits ini sanadnya Shahih. (Al Adzkar Imam Nawawi)

Dari Abu Dawud, diriwayatkan daripada Abdullah ibn Umar; Rasulullah SAW. selalu mengucapkan doa ini di waktu pagi dan petang: “Ya Allah, aku memohon kesejahteraan kepada-Mu di dunia dan akhirat. Ya Allah, aku memohon kepada-Mu ampunan dan kesejahteraan serta perlindungan yang abadi dalam agamaku, duniaku, keluargaku, dan hartaku. Ya Allah, tutupilah segala ke’aibanku, dan amankanlah ketakutanku. Ya Allah, peliharalah daku dari malapetaka yang datang dari depanku dan dari belakangku, dan dari kananku dan dari kiriku, dan dari atasku, dan aku berlindung dengan keagungan-Mu agar jangan ditipu dari bawahku (tanpa disedari). Ini merupakan doa untuk perlindungan secara menyeluruh bagi dirinya.

اَللَّهُـمَّ أَنْتَ خَلَقْتَنِـيْ، وَأَنْتَ تَهْدِيْنِـيْ، وَأَنْتَ تُطْعِمُنِـيْ وَأَنْتَ تَسْقِيْنِـيْ، وَأَنْتَ تُمِيْتُنِـي، وَأَنْتَ تُحْيِيْنِـيْ.
Wahai Allah sungguh Engkaulah yang menciptakan aku dan Engkau yang memberi aku hidayah, Engkau yang memberiku makanan, Engkau yang memberiku minuman dan Engkaulah yang menghidupkan aku dan engkaulah yang mematikanku dan Engkaulah yang berkuasa ats segala sesuatu. (Hadits)

Berkata Hasan bin Ali radhiyallahu ‘anhuma, dari Samurah bin Jundub RA: maukah kukabarkan hadits dari Rasulullah SAW yang kudengar berkali-kali, dan dari Abu Bakar RA berkali kali, dan dari Umar RA berkali-kali?, Barangsiapa dipagi hari membaca : Allahumma…dst. Tiadalah ia minta sesuatu pada Allah SWT kecuali diberi Nya. (Ma’jamul Ausath Al Imam Tabrani)

Dari Muslim, diriwayatkan oleh Miqdad, Rasulullah SAW bersabda, “Allah, memberiku makanan, memberiku minuman,” setelah baginda dapati susunya telah di minum oleh seorang.

Surah 5: al-Ma’idah Ayat 3

أَصْبَحْناَ عَلَى فِطْرَةِ اْلإِسْلاَمِ، وَعَلَى كَلِمَةِ اْلإِخْلاَصِ، وَعَلَى دِيْنِ نَبِيِّناَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ، وَعَلَى مِلَّةِ أَبِيْنَا إِبْراَهِيْمَ حَنِيْفاً مُسْلِماً، وَماَ كاَنَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ.
Aku lewati pagi ini dengan kesucian Islam dan kulewati pagi ini dalam kalimat yang ikhlas pada agama Nabi Muhammad SAW. Dan atas tuntunan tauhid dari Ayah kami (Ayah para Nabi/ Nabi Ibrahim AS) yang berada dalam kelembutan seorang muslim dan Nabi Ibrahim AS itu bukan orang-orang yang musrik.

Dan bahwa Rasulullah SAW jika dipagi hari berdoa : Ashbahna ala….dst. (Al Adzkar Imam Nawawi)

“Hari ini Kami telah lengkapkan agamamu, dan penuhkan nikmat–Ku kepadamu, dan meredhai untukmu Islam sebagai agamamu. Surah 5: al-Ma’idah Ayat 3

اَللَّهُمَّ بِكَ أَصْبَحْنَا، وَبِكَ أَمْسَيْنَا، وَبِكَ نَحْيَا، وَبِكَ نَمُوْتُ، وَإِلَيْكَ النُّشُوْرُ، أَصْبَحْنَا وَأَصْبَحَ الْمُلْكُ لِلَّهِ، وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعاَلَمِيْنَ.
Wahai Allah bersama-Mu kami melewati pagi ini dan bersama-Mu kami melewati sore ini dan denganmu kami hidup dan denganmu pula kami wafat. Dan kepada-Mu kami bertawakal dan kepadamu pula kami akan kembali. Kami melewati pagi ini dan kami lewati pagi ini sedangkan kerajaan alam semesta tetap milik Allah dan segala puji untuk Allah. (Hadits)

Dari Abu Dawud, diriwayatkan oleh Abu Malik; Rasulullah SAW. bersabda: “Apabila bangun pagi, bacalah: “Ya Allah, sesungguhnya kami berada di waktu pagi bersama Tuhan seru sekalian alam. Ya Allah, kami memohon kepada-Mu kebaikan hari ini keterbukaannya, kemudahannya, cahayanya, keberkatanmya dan petunjuknya; dan perlindungan dari keaiban yang datang dengannya dan sesudahnya.” Pada petang hari juga sama.

اَللَّهُّمَ إِنِّي أَسْأَلُكَ خَيْرَ هَذَا الْيُوْمِ فَتْحَهُ وَنَصْرَهُ وَنُوْرَهُ وَبَرَكَتَهُ وَهُداَهُ
Wahai Allah sungguh aku meminta kebaikan hari ini, kemenangannya, pertolongannya, cahayanya, keberkahannya, dan petunjuk hidayahnya yang ada di hari ini . (Hadits)

اَللَّهُمَّ إِنَّي أَسْأَلُكَ خَيْرَ هَذاَ الْيُوْمِ، وَخَيْرَ ماَ فِيْهِ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ هَذاَ الْيُوْمِ وَشَرِّ مَا فِيْهِ.
Sungguh Allah aku meminta kepada-Mu kebaikan hari ini dan kebaikan yang apa-apa tersimpan hari ini dan kebaikan pada hari yang lain dan kebaikan yang ada pada hari esok. Dan aku berlindung kepada-Mu dari keburukan yang pada hari ini dan keburukan yang tersimpan pada hari ini dan keburukan atau kejahatan yang ada pada hari yang lain dan yang ada pada hari esok. (Hadits)

عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه كان يقول إذا أصبح : ” اللهم بك أصبحنا وبك أمسينا ، وبك نحيا ، وبك نموت ، وإليك النشور ” وإذا أمسى قال : ” اللهم بك أمسينا ، وبك نحيا ، وبك نموت وإليك النشور ” قال الترمذي : حديث حسن.
Dan dari Nabi SAW bahwa jika pagi beliau SAW berdoa : Allahumma bika ….dst
وإذا أمسى قال : ” اللهم بك أمسينا ، وبك نحيا ، وبك نموت وإليك النشور ” قال الترمذي : حديث حسن.
Dan jika sore : Allahumma bika amsayna…dst (Berkata Imam Tirmidziy hadits hasan. . (Al Adzkar Imam Nawawi)
وروينا في ” سنن أبي داود ” بإسناد لم يضعفه عن أبي مالك الأشعري رضي الله عنه : أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : ” إذا أصبح أحدكم فليقل : أصبحنا وأصبح الملك لله رب العالمين ، اللهم أسألك خير هذا اليوم فتحه ونصره ونوره وبركته وهداه ، وأعوذ بك من شر ما فيه وشر ما بعده ، ثم إذا أمسى فليقل مثل ذلك “
Dan kami riwayatkan pada Sunan Abu Dawud dengan sanad yg tidak didhoifkannya dari Malik Al Asy’ariy ra bahwa Sungguh Rasulullah SAW bersabda : Jika kalian dipagi hari maka ucapkanlah : Ashbahna….dst, dan jika sore maka ucapkanlah pula seperti itu” (Al Adzkar Imam Nawawi)

اَللَّهُمَّ ماَ أَصْبَحَ بِيْ مِنْ نِعْمَةٍ أَوْ بِأَحَـدٍ مِنْ خَلْقِكَ، فَمِنْكَ وَحْدَكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ، فَلَكَ الْحَمْدُ وَلَكَ الشُّكْرُ عَلَى ذَلِكَ.
Wahai allah apa-apa yang kutemukan dipagi ini dari kenikmatan datang dari salah satu ciptaan-Mu maka itu adalah hakekatnya dari-Mu Tunggal, tiada sekutu atas-Mu dan atas- Mulah segala pujian dan bagimulah segala terimakasih atas segala nikmat yang datang pada hari ini. (Hadits)

Dan kami riwayatkan oleh Sunan Abu Dawud dengan sanad baik, dan ia tak mendhoifkannya, dari Abdullah bin Ghannaam Albayadhiy RA: Sungguh Rasulullah SAW bersabda : Barangsiapa berdoa di pagi hari : Allahumma Maa Ashbaha biy….dst maka ia telah menunaikan syukurnya dihari itu, barangsiapa yg membacanya seperti itu disore hari maka ia telah menunaikan syukurnya dimalam itu (Al Adzkar Imam Nawawi)

Dari Abu Dawud, diriwayatkan oleh Abu Malik; “Seorang bertanya Rasulullah SAW.: ‘Berilah kami suatu ayat yang boleh kami ulangi tiap pagi, petang dan apabila kami bangun dari tidur.’ Baginda suruh kami berdoa: “Ya Allah! Yang Mencipta Syurga dan dunia, Yang Mengetahui semua yang zahir dan batin, Engkaulah Tuhan sekian makhluk; para malaikat saksikan bahwa tiada tuhan selain-Mu, kami berlindung dengan-Mu dari keburukan diri kami dan dari bisikan syaitan yang menyekutukan Mu.”

سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ عَدَدَ خَلْقِـهِ وَرِضَـى نَفْسِهِ وَزِنَةَ عَرْشِهِ وَمِداَدَ كَلِمَاتِهِ. (ثلاثا)
Maha Suci Allah dan segala pujian untuk-Nya, sebanyak ciptaan-Nya, sebanyak keridhoan dzat-Nya, dan sebanyak kemegahan perhiasan Arsy-Nya, dan sebanyak tinta kalimatkaliamat- Nya (3x). (Hadits)

سُبْحَانَ اللهِ الْعَظِيْمِ وَبِحَمْدِهِ عَدَدَ خَلْقِـهِ وَرِضَـى نَفْسِـهِ وَزِنَةَ عَرْشِهِ وَمِداَدَ كَلِمَاتِهِ. (ثلاثا)
Maha Suci Allah yang Maha Agung bersama segala pujian untuk-Nya, sebanyak ciptaan-Nya, sebanyak keridhoan dzat-Nya, dan sebanyak kemegahan perhiasan Arsy-Nya, dan sebanyak tinta kalimat-kaliamat-Nya (3x). (Hadits)

Dari Juwairiyah RA: Sungguh Nabi SAW keluar menuju shalat subuh dan Juwayriyah berdzikir di tempat sujudnya, lalu Rasul saw pulang selepas dhuha, dan Juwairiyah RA masih duduk di tempatnya, lalu Rasul SAW bersabda :”kau masih duduk disini sejak subuh tadi?”, maka Juwairiyah berkata : betul, maka Rasul SAW : “Aku sudah berdzikir sesudahmu dengan hanya 4 kalimat saja 3X, jika ditimbang maka lebih berat dari semua dzikirmu sedari tadi, ucapkanlah : Subhanallah…. Dst. (Riyadhusshalihin oleh Imam Annawawiy)

.سُبْحَـانَ اللهِ عَدَدَ مَا خَلَقَ فِي السَّمَـاءِ، سُبْحَـانَ اللهِ عَدَدَ مَا خَلَـقَ فِي الأَرْضِ، سُبْحَـانَ اللهِ عَدَدَ مَا بَيْنَ ذَلِكَ، سُبْحَـانَ اللهِ عَدَدَ مَا هُوَ خَـالِقٌ. (ثلاثا)
Maha Suci Allah sebanyak ciptaanNya di langit. Maha Suci Allah sebanyak Ciptaan-Nya di Bumi. Maha Suci Allah sebanyak apa-apa yang ada diantara langit dan bumi.

Maha Suci Allah sebanyak apa-apa yang diciptakan-Nya. (Hadits)

Dari hadits Abu Hurairah RA sabda Rasulullah SAW: Subhanallahil ‘adhiim….dst, diriwayatkan Imam Muslim dan Imam 4 (Tirmidziy, Nasa;iy, Abu Dawud dan ibn Majah), dari hadits Ibn Abbas RA. (Ma’arijul Qabul).

Diriwayatkan daripada Sa’ad bin Abu Waqqash RA. bahawasanya dia bersama Rasulullah SAW. mendatangi seorang perempuan sedang pada kedua tangan perempuan itu ada biji (kurma) atau kerikil dihitungnya dalam tasbihnya, maka bersabda Rasulullah SAW.: Mahukah engkau aku memberitahumu sesuatu yang lebih mudah atau lebih utama buatmu? Lalu beliau menyambung dengan membaca wirid yang disambung seperti diatas ini

اَلْحَمْدُ للهِ عَدَدَ مَـا خَلَـقَ فِي السَّمَـاءِ، اَلْحَمْدُ للهِ عَدَدَ مَـا خَلَـقَ فِي الأَرْضِ، اَلْحَمْدُ للهِ عَدَدَ مَـا بَيْـنَ ذَلِكَ، اَلْحَمْدُ للهِ عَدَدَ مَـا هُوَ خَـالِقٌ. (ثلاثا)
Segala Puji bagi Allah sebanyak ciptaanNya di langit. Segala Puji bagi Allah sebanyak Ciptaan-Nya di Bumi. Segala Puji bagi Allah sebanyak apa-apa yang ada diantara langit dan bumi. Segala Puji bagi Allah sebanyak apa-apa yang diciptakan-Nya. (Hadits)

Dari Aisyah binti Sa’ad bin Abi Waqqash RA dari ayahnya, bahwa ia masuk bersama Rasulullah SAW pada seorang wanita dihadapannya terdapat banyak biji atau batu untuk menghitung berdzikir, maka Rasul saw bersabda : Kuberitahu engkau dengan yg lebih mudah dari itu/lebih afdhal?, maka ucapkanlah Subhanallah adada maa…dst, dan Allahu Akbar seperti itu pula, dan Alhamdulillah seperti itu pula, dan Laa ilaha Illallah seperti itu pula, dan Laa haula walaa quwwata illa billahil aliyyil adhim seperti itu pula” (Syi’bul iman oleh Imam Albaihaqiy).

لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ عَدَدَ مَـا خَلَـقَ فِي السَّمَـاءِ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ عَدَدَ مَـا خَلَـقَ فِي الأَرْضِ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ عَدَدَ مَـا بَيْـنَ ذَلِـكَ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ عَدَدَ مَـا هُوَ خَـالِقٌ. (ثلاثا)
Tiada Tuhan selain Allah sebanyak ciptaanNya di langit. Tiada Tuhan selain Allah sebanyak Ciptaan-Nya diBumi. Tiada Tuhan selain Allah sebanyak apa-apa yang ada diantara langit dan bumi. Tiada Tuhan selain Allah sebanyak apa-apa yang diciptakan-Nya. (Hadits)

اللهُ أَكْبَرُ عَدَدَ مَـا خَلَـقَ فِي السَّمَـاءِ، اللهُ أَكْبَرُ عَدَدَ مَـا خَلَـقَ فِي الأَرْضِ، اللهُ أَكْبَرُ عَدَدَ مَـا بَيْـنَ ذَلِكَ، اللهُ أَكْبَرُ عَدَدَ مَـا هُوَ خَـالِقٌ. (ثلاثا)
Allah Maha Besar sebanyak ciptaanNya di langit. Allah Maha Besar sebanyak Ciptaan-Nya di Bumi. Allah Maha Besar sebanyak apa-apa yang ada diantara langit dan bumi.
Allah Maha Besar sebanyak apa-apa yang diciptakan-Nya. (Hadits)

Dari Al-Muwatta, diriwayatkan daripada Abu Hurairah RA katanya: Rasulullah SAW bersabda: Barang siapa yang membaca: “Tiada tuhan selain Allah, Yang Maha Esa, tiada sekutu baginya, kepunyaan-Nya lah kerajaan, dan hanya bagi-Nya segala puji dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu” dalam sehari sebanyak seratus kali, niscaya dia mendapat pahala sebagaimana memerdekakan sepuluh orang hamba sahaya. Dia juga diampunkan seratus kejahatan, dibuat untuknya benteng sebagai pelindung dari syaitan pada hari tersebut hingga ke petang. Tidak diganjarkan kepada orang lain lebih baik daripadanya kecuali orang tersebut melakukan amalan lebih banyak daripadanya. Manakala mereka yang berkata: “Maha suci Allah dan segala puji hanya bagi Allah”, dalam sehari sebanyak seratus kali niscaya terhapuslah segala dosanya sekalipun dosanya itu banyaknya seperti buih di lautan .

Al-Habib Abi Bakar Sakran didalam Hizibnya telah mengatakan bahwa pengucapan, “Ya Allah, limpahkanlah kurnia dan kesejahteraan atas penghulu kami Nabi Muhammad SAW dan atas keluarga dan sahabat-sahabatnya sekalian” ialah sebagai pintu menuju kepada Allah; dan kunci ke pintu itu ialah ucapan, “Tiada tuhan melainkan Allah”; dan pertahanannya ialah ucapan, “Tiada kekuatan atau kuasa melainkan dengan izin Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Agung”

لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ العَلِيِّ الْعَظِيْـمِ عَدَدَ مَـا خَلَقَ فِي السَّمَاءِ
لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ العَلِيِّ الْعَظِيْـمِ عَدَدَ مَـا خَلَقَ فِي الأَرْضِ
لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ العَلِيِّ الْعَظِيْـمِ عَدَدَ مَـا بَيْـنَ ذَلِـكَ
لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ العَلِيِّ الْعَظِيْـمِ عَدَدَ مَا هُوَ خَالِقٌ. (ثلاثا)
Tiada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah yang Maha Mulia dan Maha Agung sebanyak ciptaanNya di langit.
Tiada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah yang Maha Mulia dan Maha Agung sebanyak Ciptaan-Nya di Bumi.
Tiada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah yang Maha Mulia dan Maha Agung sebanyak apa-apa yang ada diantara langit dan bumi .
Tiada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah yang Maha Mulia dan Maha Agung sebanyak apa-apa yang diciptakan-Nya.

لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَـى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ عَدَدَ كُلِّ ذَرَّةٍ أَلْفَ مَرَّةٍ. (ثلاثا)
Tiada Tuhan selain Allah Maha Tunggal dan tiada sekutu bagi Nya, bagi Nya Kerajaan alam semesta dan bagi Nya segala pujian. Maha Menghidupkan dan Maha Mematikan dan Dia Allah Berkuasa atas segala sesuatu, sebanyak semua debu dan butiran-butiran dan seribu kali.

Dari Abu Hurairah RA, Sungguh Rasulullah SAW bersabda : “Laa ilaaha illallahu wahdahu…dst, dalam suatu hari 100X, maka baginya pahala membebaskan 10 orang budak, dan dituliskan 100 pahala, dan dihapus darinya 100 dosa, dan ia dijaga dari syaitan di hari itu hingga sore, dan tiadalah orang lain yg mempunyai amal lebih darinya di hari itu kecuali yg beramal lebih banyak dari itu” (Shahih Bukhari dan shahih Muslim)

Dalam dzikir ini Imam Haddad meringkasnya 1X saja namun diakhiri dg kalimat : “adada kulli dzarrah alf marrah” (sebanyak setiap debu, 1000X).

لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَـى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ عَدَدَ ماَ هُوَ خَالِقٌ.
سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ (مائة مرة)، سُبْحَانَ اللهِ الْعَظِيْمِ وَبِحَمْدِهِ (مائة مرة)
سُبْحَانَ اللهِ، وَالْحَمْدُ للهِ، وَلاَ إِلَهَ إِلاَ اللهُ، وَ اللهُ أَكْبَرُ. (مائة مرة)
(وَيَزِيدُ صَبَاحًا) لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْـدَهُ لاَ شَرِيْـكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْـكُ وَلَهُ الْحَمْـدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ. (مائة مرة)

Catatan

Jika dibaca pada waktu sore gantikanlah perkataan-perkataan yang di garis bawah itu seperti berikut:
وَيَقُولُ فِي الْمَسَاء بَدَل ” أَصْبَحْتُ ” – “ أَمْسَيْتُ “
Di bait 22, 23, 44 dan 45: “Pagi” digantikan dengan “Sore”.

وَبَدَل “ اَلْنُشُوْرِ ” – “ اَلْمَصِيْرِ “
Di bait 45 “kebangkitan” digantikan dengan “kembali”.

وَبَدَل ” الْيَوْمِ ” – ” اللَّيْلِ “
Dan di dalam bait 46 dan 47: “hari” digantikan dengan “malam”.

[1] Penggunaan Zawiyah pada Betawi Corner ini lebih diharapkan menjadi tempat untuk mencari ilmu dan keberkahan yang ada pada Zawiyah kaum Sufi.

[2] Abuya K.H. Saifuddin Amsir melihat Prof. Harun Nasution sebagai seorang cendikiawan filsafat yang dalam penguasaan filsafat Islam klasiknya tidak sempurna sehingga menghasilkan produk kegamangan dalam filsafat.

[3] Permasalahan Ibu kota memang sangat memprihatinkan sebagaimana diungkapkan oleh Dr Luthfi Fathullah (Cucu dari Guru Mugeni, Kuningan, Jakarta Selatan). Dalam penuturannya, Dr Luthfi mengatakan bahwa dahulu di Jakarta suara ngaji terdengar dari berbagai sudut kota akan tetapi yang kita lihat saat ini berbeda. Sekarang sangat sulit untuk menemukan sosok seperti Muallim Syafi’I Hadzami, Kiai Abdullah Syafi’I yang memperjuangkan Islam di Jakarta khususnya. Upaya yang dilakukan oleh Kiai Saifuddin Amsir melalui Yayasan yang dibangunnya memberikan harapan yang membutuhkan dukungan dari seluruh masyarakat untuk menegakkan Islam kembali di Jakarta.

[4] Bersandar pada Istigotsah Jakarta dan Zawiyah Jakarta inilah tercipta keinginan untuk menghadirkan kesejukan, kedamaian ketengah-tengah Masyarakat, perwujudan Amar ma’ruf Nahi Munkar, dan kebersamaan Ahl Sunnah Waljama’ah. Selain itu inti dari semua do’a yang terangkum dalam Istigotsah Jakarta ini juga sarat dengan muatan-muatan yang bertujuan membantu pemerintah dalam mengentaskan berbagai bentuk premanisme, kelicikan, penipuan, dan kejahatan-kejahatan lain yang berpotensi besar dalam meruntuhkan martabat dan moralitas bangsa.

[5] satu kesempatan dalam Konferensi- Konferensi Umum Dakwah Islamiyyah ke- 7 yang diselenggarakan di Tripoli, Libya 27-30 Oktober 2008. Dalam pertemuan yang di hajat oleh World Islamic Call Society (WICS) itu, berbagai hal berkaitan dengan dakwah Islam secara global dibahas secara menyeluruh oleh cendekiawan muslim dari 120 Negara. Dan pada Konferensi berikutnya pada awal 2011.

disusun oleh Badrah Uyuni

Terima kasih telah membaca artikel kami yang berjudul: Syarah dan Terjemah Wirdul Lathif Lengkap, jangan lupa ikuti website kami dan silahkan bagikan artikel ini jika menurut Anda bermanfaat.

Pengalaman adalah Guru Terbaik. Oleh sebab itu, kita pasti bisa kalau kita terbiasa. Bukan karena kita luar biasa. Setinggi apa belajar kita, tidahlah menjadi jaminan kepuasan jiwa, yang paling utama seberapa besar kita memberi manfaat kepada sesama.