3 Hal yang Tidak Boleh Ditanyakan Kepada Orang Lain

Islam mengatur banyak hal tentang kehidupan. Termasuk di antaranya kenyamanan dan cara membangun relasi dengan kenalan. Salah satunya adalah dengan tidak bertanya sesuatu yang dapat menyinggung lawan bicara.

Biasanya, seseorang mengajukan pertanyaan untuk menjawab rasa ingin tahu atau penasaran. Tapi ternyata ada pertanyaan yang tidak boleh kita ajukan pada orang lain. Hal-hal yang tidak boleh ditanyakan tersebut seringnya berhubungan dengan hal-hal pribadi seseorang atau yang dapat menimbulkan rasa tidak nyaman pada orang lain.

Dalam sebuah riwayat, dari Abu Hurairah, dikatakan: “Jika kalian datang ke rumah saudara kalian sesama muslim, lalu ia memberimu makanan, maka makanlah dan jangan bertanya. Jika ia memberimu minuman, maka minumlah dan jangan bertanya.”

Makanan adalah sumber kehidupan. Dan untuk mendapatkan makanan, maka orang-orang membutuhkan sumber penghasilan. Menanyakan jamuan yang disediakan, berarti sama saja menanyakan sumber penghasilan yang menyajikan atau menyediakan jamuan. Hal tersebut seakan-akan meragukan tuan rumah bahwa sumber penghasilannya tidak halal.

Pada dasarnya, sebagai saudara sesama muslim, mestilah kita beranggapan bahwa saudara kita yang memberikan jamuan memiliki sumber penghasilan yang halal. Sebagaimana tuan rumah memiliki keyakinan bahwa rizkinya berasal dari yang halal. Maka tidak perlu kita menanyakan asal makanan yang dihidangkan, atau bagaimana proses mendapatkannya apalagi kandungan yang terdapat di dalamnya.

Pertanyaan-pertanyaan yang kita tanyakan pada tuan rumah mengenai jamuannya, akan membuat kita tidak dapat menikmati makanan. Makanan yang tidak dinikmati, sedang sudah dihidangkan oleh tuan rumah, sama saja mengabaikan rezeki dari Allah yang disampaikan melalui tuan rumah. Makanan yang diabaikan akan menjadikannya mubazir.

Padahal makanan yang beredar di negeri kaum muslimin dan tidak tampak keharaman secara zhahir, maka hukum asalnya halal. Walau tidak ada cap atau label halal. Kecuali, keraguan kita terhadap makanan yang dihidangkan berdasar pada kabar yang dapat dipertanggungjawabkan atau terdapat bukti yang membuatnya tidak haram. Maka yang demikian wajib ditinggalkan.

Termasuk salah satu etika sesama muslim adalah dengan tidak menanyakan tujuan seseorang yang Anda temui di jalan. Meskipun terlihat sederhana, menanyakan tujuan sama saja dengan menanyakan hal privasi dan ranah pribadi orang tersebut. Karena bisa saja orang yang Anda ajak bicara tidak ingin memberi tahu kemana ia akan pergi atau ia pergi ke suatu tempat untuk urusan yang rahasia.

Menanyakan tujuan dapat membuat seseorang merasa tidak nyaman. Selain itu, jika urusan yang ia akan lakukan adalah sesuatu yang rahasia, maka jika ia menjawab jujur, Anda menjadi tahu sesuatu yang bukan hak Anda untuk tahu. Sedangkan jika ia tidak menjawab jujur, maka Anda membuat saudara Anda melakukan kebohongan.

Daripada menanyakan tujuan lawan bicara, ada baiknya Anda hanya memberi salam dan menanyakan kabar saja. Dan hal ini cukup serta lebih aman bagi Anda maupun lawan bicara.

Menikah, memiliki anak, dan kematian adalah bagian dari takdir yang tidak seorang pun tahu. Seorang muslim yang menghargai saudaranya tidak akan menanyakan hal ini, apalagi hanya untuk menggoda dan memanas – manasi.

Mengajukan pertanyaan seperti kapan menikah atau kapan hamil juga akan menimbulkan rasa tidak nyaman bahkan sakit hati pada orang lain. Sementara seorang muslim yang baik selalu berusaha untuk menjaga perasaan lawan bicaranya dan tidak menanyakan sesuatu yang menyakitkan lawan bicaranya.

Nah, itulah 3 hal yang tidak boleh Anda tanyakan pada lawan bicara. Jika Anda terbiasa melakukan hal itu, tidak ada salahnya untuk mulai berbenah dari sekarang.