Tiga Amalan Ahli Syurga
Tiga Amalan Ahli Syurga
Suatu ketika, saat Rasulullah SAW memberikan taushiyyahnya,
tiba-tiba Beliau SAW bersabda,
"Sebentar lagi akan datang seorang pemuda ahli surga." Para Shahabat Radhiallaahu 'Anhum pun saling bertatapan,
disana ada Abu Bakar Ash Shiddiq Radhiallaahu 'Anhu, Utsman bin Affan Radhiallaahu
'Anhu, Umar bin Khattab Radhiallaahu 'Anhu, dan beberapa Shahabat lainnya.
Tak lama kemudian, datanglah seorang pemuda yang sederhana. Pakaiannya
sederhana, penampilannya sederhana, wajahnya masih basah dengan air wudhu. Di tangan kirinya menenteng sandalnya yang sederhana
pula.
Di kesempatan lain, ketika Rasulullah SAW berkumpul
dengan para Shahabatnya, Beliau SAW pun bersabda, "Sebentar lagi kalian
akan melihat seorang pemuda ahli surga." Dan pemuda sederhana itu datang
lagi, dengan keadaan yang masih tetap sama, sederhana. Para Shahabat yang
berkumpul pun terheran-heran, siapa
dengan pemuda sederhana itu?
Bahkan hingga ketiga kalinya Rasulullah SAW mengatakan hal yang
serupa. Bahwa pemuda sederhana itu adalah seorang ahli
surga. Seorang Shahabat, Mu'adz bin Jabbal Radhiallaahu 'Anhu pun merasa
penasaran. Amalan apa yang dimilikinya sampai-sampai Rasul menyebutnya pemuda
ahli surga?
Maka Mu'adz Radhiallaahu 'Anhu berusaha mencari tahu. Ia berdalih sedang berselisih dengan ayahnya dan meminta
izin untuk menginap beberapa malam di kediaman si pemuda tersebut. Si pemuda
pun mengizinkan. Dan mulai saat itu Mu'adz mengamati setiap amalan pemuda
tersebut.
Malam pertama, ketika Mu'adz bangun untuk tahajud, pemuda tersebut
masih terlelap hingga datang waktu shubuh. Ba'da
shubuh, mereka bertilawah. Diamatinya bacaan pemuda tersebut yang masih
terbata-bata, dan tidak begitu fasih. Ketika
masuk waktu dhuha, Mu'adz bergegas menunaikan shalat dhuha, sementara pemuda
itu tidak.
Keesokannya, Mu'adz kembali mengamati amalan pemuda tersebut. Malam
tanpa tahajjud, bacaan tilawah terbata-bata dan tidak begitu fasih, serta di
pagi harinya tidak shalat dhuha.
Begitu pun di hari ketiga, amalan pemuda itu masih tetap sama. Bahkan di hari itu Mu'adz puasa sunnah, sedangkan pemuda
itu tidak puasa sunnah.
Mu'adz pun semakin heran dengan ucapan Rasulullah SAW. Tidak ada yang istimewa dari amalan pemuda itu, tetapi
Beliau SAW menyebutnya sebagai pemuda ahli surga. Hingga Mu'adz pun langsung
mengungkapkan keheranannya pada pemuda itu.
"Wahai Saudaraku, sesungguhnya Rasulullah SAW menyebut-nyebut
engkau sebagai pemuda ahli surga. Tetapi
setelah aku amati, tidak ada amalan istimewa yang engkau amalkan. Engkau tidak tahajjud, bacaanmu pun tidak begitu fasih,
pagi hari pun kau lalui tanpa shalat dhuha, bahkan shaum sunnah pun tidak. Lalu amal apa yang engkau miliki sehingga Rasul SAW menyebutmu
sebagai ahli surga?"
"Saudaraku, aku memang belum mampu tahajjud. Bacaanku
pun tidak fasih. Aku juga belum mampu shalat dhuha. Dan aku pun belum mampu untuk shaum sunnah. Tetapi
ketahuilah, sudah beberapa minggu ini aku berusaha untuk menjaga tiga amalan
yang baru mampu aku amalkan."
"Amalan apakah itu?"
"Pertama, aku berusaha untuk tidak menyakiti orang lain. Sekecil
apapun, aku berusaha untuk tidak menyinggung perasaan orang lain. Baik itu kepada ibu bapakku, istri dan anak-anakku,
kerabatku, tetanggaku, dan semua orang yang hidup di sekelilingku. Aku tak ingin mereka tersakiti atau bahkan tersinggung oleh ucapan
dan perbuatanku."
"Subhanallah...kemudian apa?"
"Yang kedua, aku berusaha untuk tidak marah dan memaafkan. Karena
yang aku tahu bahwa Rasullullah tidak suka marah dan mudah memaafkan."
"Subhanallah...lalu kemudian?"
"Dan yang terakhir, aku berusaha untuk menjaga tali
shilaturrahim. Menjalin
hubungan baik dengan siapapun. Dan
menyambungkan kembali tali shilaturrahim yang terputus."
"Demi Allah...engkau benar-benar ahli surga. Ketiga
amalan yang engkau sebut itulah amalan yang paling sulit aku amalkan."
Wallahu a'lam bi shawwab.
Semoga kita bisa mengambil hikmahnya.
Terima kasih telah membaca artikel kami yang berjudul: Tiga Amalan Ahli Syurga, jangan lupa ikuti website kami dan silahkan bagikan artikel ini jika menurut Anda bermanfaat.
Gabung dalam percakapan