Bergabunglah di Grup WhatsApp PTS, ikuti Program Tadarus setiap periode 15 hari DISINI
{{ date }}
{{ time }}
Sudah SHOLAT kah Anda?

Kisah Perang Hunain bagian 1


Kisah Perang Hunain bagian 1

Setelah terjadi peristiwa Fathul Makkah, dimana Rasulullah shalallahu alaihi wassalam dan para sahabatnya berhasil menaklukkan kota Makkah dan menghancurkan 360 berhala yang ada di dalam dan sekitar Ka'bah. Banyak penduduk kota Makkah yang masuk Islam. Ya, keberhasilan tersebut merupakan kemenangan yang sangat besar bagi umat Islam. Nabi Muhammad shalallahu alaihi wassalam telah berhasil menyebarkan Islam dengan hikmah, sehingga para penduduk Madinah dan Makkah beriman kepada Allah dan RasulNya.

Namun ada beberapa suku Makkah yang marah akan keberhasilan kaum muslimin. Mereka tidak terima dan ingin menyerang para sahabat nabi dengan kekuatan penuh. Dari sinilah akan terjadi perang besar antara kaum muslimin dengan suku Makkah yang masih kafir. Perang ini disebut, perang Hunain. Bagaimana kisahnya? Apa penyebab terjadi perang Hunain?


Kisah Perang Hunain Antara 2 Suku Hawazin dan Tsaqif Melawan Pasukan Nabi

kisah perang hunain rasulullah lengkap

Tidak jauh dari kota Makkah, terdapat perkampungan dua suku besar, yaitu suku Hawazin dan suku Tsaqif. Mereka mendengar bahwa kota Makkah telah berhasil dikuasai Rasulullah shalallahu alaihi wassalam. Kondisi itu membuat mereka khawatir jika nabi dan para sahabatnya akan menyerang perkampungan mereka. Tokoh mereka yang bernama Malik bin Auf an Nashri pun mengumpulkan seluruh penduduk kampung mereka. Malik menyampaikan kekhawatirannya dan mengajak setiap penduduk untuk mengumpulkan pasukan demi menyerang kaum muslimin,.... (Bersambung)

Terima kasih telah membaca artikel kami yang berjudul: Kisah Perang Hunain bagian 1, jangan lupa ikuti website kami dan silahkan bagikan artikel ini jika menurut Anda bermanfaat.

Pengalaman adalah Guru Terbaik. Oleh sebab itu, kita pasti bisa kalau kita terbiasa. Bukan karena kita luar biasa. Setinggi apa belajar kita, tidahlah menjadi jaminan kepuasan jiwa, yang paling utama seberapa besar kita memberi manfaat kepada sesama.