Bergabunglah di Grup WhatsApp PTS, ikuti Program Tadarus setiap periode 15 hari DISINI
{{ date }}
{{ time }}
Sudah SHOLAT kah Anda?

Jibril Membantu Malaikat Lainnya

Kisah islami teladan hadir kembali, kali ini dengan kisah malaikat. Malaikat Jibril terkenal akan kearifannya kepada sesama malaikat Allah SWT.

Dan pada suatu kesempatan, Jibril mendapati sesama teman malaikat, sayapnya lunglai karena patah. Setelahn ditanyakan penyebabnya, ternyata pernyebabnya karena malaikat tersebut tidak berdiri ketika Nabi Muhammad SAW berkunjung ke langit.

Malaikat yang tidak berdiri dan membaca shalawat Nabi, maka tiba-tiba saja, sayapnya tidak bisa digerakkan lagi alias lunglai.

Jibril Membantu Malaikat Lainnya

Kejadiannya pad waktu isra mikraj. Setelah mendapatkan penjelasan dan menangkap penjelasan tersebut, Malaikat Jibril pun mencoba untuk memberikan pertolongan.

Jibril merendahkan diri di hadapan Allah SWT. Akhirnya doa Jibril dikabulkan Allah SWT.

Allah SWT berfirman,
"Hai Jibril, katakanlah agar dia membaca shalawat atas kekasihKu, Muhammad."

Kemudian Malaikat Jibril menyampaikan hal tersebut kepada malaikat yang sedang malang tadi, agar membaca shalawat pada Rasulullah SAW.

Sesuai dengan perintah Jibril, malaikat malang tersebut langsung membaca shalat kepada Baginda Nabi Muhammad SAW. Pada akhirnya Allah SWT memberikan ampunan ke malaikat malang tersebut.

Kemudian Allah SWT menumbuhkan kembali sayap malaikat malang tadi dengan sekejap mata. Bukan itu saja, malaikat tersebut diangkat kembali menjadi penghuni di atas singgasana Allah SWT.

Sungguh betapa mulianya Nabi Muhammad SAW ini. Bukan hanya manusia saja, tapi malaikat yang tidak menghormatinya pasti akan diberikan azab yang menyiksa.

Sebagai seorang muslim, sudah seharusnyalah kita memperbanyak shalawat kepada Baginda Rasulullah SAW.

Terima kasih telah membaca artikel kami yang berjudul: Jibril Membantu Malaikat Lainnya, jangan lupa ikuti website kami dan silahkan bagikan artikel ini jika menurut Anda bermanfaat.

Pengalaman adalah Guru Terbaik. Oleh sebab itu, kita pasti bisa kalau kita terbiasa. Bukan karena kita luar biasa. Setinggi apa belajar kita, tidahlah menjadi jaminan kepuasan jiwa, yang paling utama seberapa besar kita memberi manfaat kepada sesama.