Bergabunglah di Grup WhatsApp PTS, ikuti Program Tadarus setiap periode 15 hari DISINI
{{ date }}
{{ time }}
Sudah SHOLAT kah Anda?

Dalil Manfaat dan Keutamaan Mengaji

Dalil Manfaat dan Keutamaan Mengaji
Dalil Manfaat dan Keutamaan Mengaji

Hadist Tentang Keutamaan Membaca & Mengkaji Al Quran

Al-Qur'an Sebagai Penolong

Al Qur'an bisa menjadi pemberi syafaat bagi orang yang membaca dan mengamalkannya pada hari kiamat kelak.

Dalilnya adalah hadits Abu Umamah radhiallahu 'anhu, bahwasanya Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:
اقرؤوا القرآن فإنه يأتي يوم القيامة شفيعا لأصحابه
"Bacalah Al Qur'an, sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafaat bagi pembacanya." [HR Muslim (804)]

Dalil lainnya adalah hadits An Nawwas bin Sam'an radhiallahu 'anhu, bahwasanya Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:
يؤتى بالقرآن يوم القيامة وأهله الذين كانوا يعملون به تقدمه سورة البقرة وآل عمران
"Akan didatangkan pada hari kiamat Al Qur'an dan orang-orang yang membacanya yang mereka itu dulu beramal dengannya ketika di dunia, dipimpin oleh surat Al Baqarah dan Alu Imran" [HR Muslim (805)]

Pahala Bagi yang Membaca

Orang yang lancar membaca Al Qur'an dan orang yang tidak lancar membacanya, kedua-duanya tetap akan mendapatkan pahala dari membacanya.

Dalilnya adalah hadits Aisyah radhiallahu 'anha, bahwasanya Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:
الماهر بالقرآن مع السفرة الكرام البررة والذي يقرأ القرآن ويتتعتع فيه وهو عليه شاق له أجران
"Orang yang membaca Al Qur'an dan dia pandai membacanya maka dia akan bersama para malaikat yang mulia dan berbakti. Adapun orang yang membacanya Al Qur'an dan tidak lancar membacanya dan berat baginya maka dia akan mendapatkan dua pahala." [HR Muslim (798)]

Orang yang Paling Mulia

Orang yang mempelajari dan mengajarkan Al Qur'an adalah orang yang paling mulia.

Dalilnya adalah hadits Utsman bin Affan radhiallahu 'anhu, bahwasanya Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:
خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ
"Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Al Qur'an dan mengajarkannya." [HR Al Bukhari (5027)]

Amalkan dalam Kehidupan Sehari-hari

Orang yang membaca dan mengamalkan Al Qur'an di dalam kehidupan sehari-hari adalah termasuk dari orang-orang yang pantas untuk ditiru.

Dalilnya adalah hadits Abdullah bin Umar radhiallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:
لَا حَسَدَ إِلَّا عَلَى اثْنَتَيْنِ رَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ الْكِتَابَ وَقَامَ بِهِ آنَاءَ اللَّيْلِ وَرَجُلٌ أَعْطَاهُ اللَّهُ مَالًا فَهُوَ يَتَصَدَّقُ بِهِ آنَاءَ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ
“Tidak boleh iri kecuali terhadap dua jenis manusia: (Yang pertama adalah) orang yang telah diberikan ilmu Al Qur`an oleh Allah lalu dia mengamalkannya sepanjang malam dan sepanjang siang. (Yang kedua adalah) orang yang telah diberikan harta oleh Allah lalu dia menafkahkannya sepanjang malam dan sepanjang siang.” [HR Al Bukhari (5025) dan Muslim (815)]

Yang dimaksud dengan dengki di atas adalah iri positif (ghibthoh) yang artinya dia mendambakan dirinya agar bisa menjadi seperti orang tersebut, dengan tanpa menginginkan hilangnya kelebihan tersebut dari orang tadi. Adapun iri negatif (hasad/dengki) artinya dia mendambakan dirinya agar bisa menjadi seperti orang tersebut, dengan menginginkan hilangnya kelebihan tersebut dari orang tadi.

1 Huruf Mendapat 10 Pahala

Membaca satu huruf dari Al Qur'an mendapatkan sepuluh pahala. Semakin banyak yang kita baca maka semakin banyak pula pahala yang diperoleh.

Dalilnya adalah hadits Abdullah bin Mas’ud radhiallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:
من قرأ حرفا من كتاب الله فله به حسنة والحسنة بعشر أمثالها لا أقول آلم حرف ولكن ألف حرف ولام حرف وميم حرف
“Barangsiapa yang membaca satu huruf dari kitab Allah (Al Qur'an) maka dia mendapatkan satu kebaikan, dan satu kebaikan akan dijadikan sepuluh kali lipatnya. Saya tidak mengatakan “Alif Laam Miim” itu satu huruf, akan tetapi “Alif” itu satu huruf, “Laam” satu huruf, dan “Miim” satu huruf.” [HR At Tirmidzi (2910). Hadits shahih]

Semakin Mulia Kedudukan Pembacanya

Semakin banyak huruf dan ayat yang dibaca, semakin tinggi pula kedudukan dan kemuliaan orang yang membacanya.

Dalilnya adalah hadits Abdullah bin Amr radhiallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:
يقال لصاحب القرآن اقرأ وارتق ورتل كما كنت ترتل في الدنيا فإن منزلك عند آخر آية تقرؤها
“Dikatakan kepada orang yang membaca Al Qur'an: Bacalah, naiklah/meningkatlah, dan bacalah dengan baik dan benar (tartil) sebagaimana dahulu kamu melakukannya ketika di dunia. Sesungguhnya kedudukanmu berdasarkan ayat terakhir yang kamu baca.” [HR Abu Daud (1464) dan At Tirmidzi (2914). Hadits hasan]

الْأَلْبَابِ أُولُو وَلِيَتَذَكَّرَ آيَاتِهِ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا كِتَابٌ
Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran. (QS: Shaad Ayat: 29)

Semoga memberikan manfaat dan semangat untuk terus memperbanyak mengaji.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ قَالَ مَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوْتِ اللهِ تَعَالَى يَتْلُوْنَ كِتَابَ اللهِ وَيَتَدَارَسُوْنَهُ بَيْنَهُمْ إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِيْنَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ وَذَكَرَهُمُ اللهُ فِيْمَنْ عِنْدَهُ. رواه ابو داود كتاب الصلاة
Dari Abu Huroiroh : Dari Nabi Shollallohu ‘alaihi wa Sallam bersabda : “Tidaklah berkumpul suatu kaum di dalam rumah Alloh dari beberapa rumah Alloh (Masjid), dimana mereka membaca dan saling menderes Kitab Alloh (Al Quran), kecuali turun atas mereka ketenangan, menutupi atas mereka rohmat, mengelilingi atas mereka malaikat dan menyebutlah Alloh tentang mereka dikalangan orang-orang di sisiNya” (HR Abu Dawud)

قَالَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ اِذَا جَلَسَ الْمُتَعَلِّمُ بَيْنَ يَدَيِ الْعَالِمِ فَتَحَ اللهُ تَعَالَى عَلَيْهِ سَبْعِيْنَ بَابًا مِنَ الرَّحْمَةِ, وَلاَ يَقُوْمُ مِنْ عِنْدِهِ اِلاَّ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ اُمُّهُ, وَاَعْطَاهُ اللهُ بِكُلِّ حَرْفٍ ثَوَابَ سِتِّيْنَ شَهِيْدًا, وَكَتَبَ اللهُ لَهُ بِكُلِّ حَدِيْثٍ عِبَادَةَ سَبْعِيْنَ سَنَةً, وَ بَنَى اللهُ لَهُ بِكُلِّ وَرَقَةِ مَدِيْنَةٍ كُلِّ مَدِيْنَةٍ مَثَلَ الدُّنْيَا عَشْرَ مَرَّاةٍ. رواه الديلمى عن جابر بن عبد الله
Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wa Sallam besabda : “Ketika murid duduk dihadapan gurunya maka Alloh Ta’ala membuka baginya 70 pintu rohmat dan tidaklah sang murid berdiri dari tempat duduknya, melainkan seperti halnya ketika ia dilahirkan (bersih dari dosa). Alloh memberi untuk tiap-tiap huruf (dalam Al Quran yang dipelajari), pahala 60 syuhada’, dan Alloh menulis baginya untuk tiap hadits (yang dipelajari), pahala ibadah selama 70 tahun dan Alloh membangun baginya untuk tiap mata uang yang ia keluarkan (untuk mencari ilmu), 10x dunia” (HR Ad Dailamiy dari Jabir bin Abdillah)

عَنْ أَبِي ذَرٍّ قَالَ قَالَ لِي رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ يَا أَبَا ذَرٍّ لأَنْ تَغْدُوَ فَتَعَلَّمَ أَيَةً مِنْ كِتَابِ اللهِ خَيْرٌ لَكَ مِنْ أَنْ تُصَلِّيَ مِائَةَ رَكْعَةٍ وَلأَنْ تَغْدُوَ فَتَعَلّمَ بَابًا مِنَ الْعِلْمِ عُمِلَ بِهِ أَوْ لَمْ يُعْمَلْ خَيْرٌ مِنْ أَنْ تُصَلِّيَ أَلْفَ رَكْعَةٍ. رواه ابن ماجه 219
Dari Abu Dzarr berkata : Bersabda kepadaku Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wa Sallam : “Wahai Abu Dzarr, niscaya jika engkau pagi-pagian, lantas engkau belajar satu ayat dari Kitab Alloh (Al Quran), itu lebih bagimu dari jika engkau sholat sunnah 100 rokaat. Dan niscaya jika engkau pagi-pagian, lantas engkau belajar satu bab dari Ilmu (Al Hadits), baik (ilmu itu) diamalkan atau tidak diamalkan, itu lebih baik bagimu daripada jika engkau sholat 1000 rokaat (HR Ibnu Majah 219)

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ مَنْ خَرَجَ فِي طَلَبِ الْعِلْمِ فَهُوَ فِي سَبِيلِ رواه

Waallahu a’lam ...

Terima kasih telah membaca artikel kami yang berjudul: Dalil Manfaat dan Keutamaan Mengaji, jangan lupa ikuti website kami dan silahkan bagikan artikel ini jika menurut Anda bermanfaat.

Pengalaman adalah Guru Terbaik. Oleh sebab itu, kita pasti bisa kalau kita terbiasa. Bukan karena kita luar biasa. Setinggi apa belajar kita, tidahlah menjadi jaminan kepuasan jiwa, yang paling utama seberapa besar kita memberi manfaat kepada sesama.