Makna hijrah bagi kaum Muslim memiliki makna yang sangat dalam dan
mendasar yaitu suara hati, perasaan yang sangat mendasar (Alwizdan),
mengaktualisasikan nilai-nilai akidah yang bertujuan untuk memisahkan antara
yang hak dan yang batil yaitu dengan berhijrah kepada Allah Swt secara
totalitas.
Hijrah dari kemusyrikan dan
kekufuran kepada nilai-nilai Islam yang murni.
Awal dari hijrahnya kenabian ini
bertujuan untuk keluar dari belenggu masyarakat Jahiliyah dan berbagai unsur
budayanya pada masa itu dan menuju kepada berdirinya Negara Islam di Madinah
Munawwarah. Dari awal hijrah inilah menjadi ujung tombak terbentuknya sejarah
Hijriyah yang dikenal dengan “Taqwim Hijrie; penanggalan Hijriyah atau tahun
hijriyah” di kalangan umat Islam, yang berawal dari hijrahnya Nabi Muhammad Saw
dari Makkah ke Yatsrib yang akhirnya nama ini berubah menjadi nama Madinah
Almunawwarah. Makna Hijrah dan keutamaan hijrah yang Allah Swt gambarkan dalam
Alqur’an diantaranya sebagai berikut,
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُواْ وَالَّذِينَ
هَاجَرُواْ وَجَاهَدُواْ فِي سَبِيلِ اللّهِ أُوْلَـئِكَ يَرْجُونَ رَحْمَتَ
اللّهِ وَاللّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ ( البقرة [2] : 218)
“Sesungguhnya orang-orang yang
beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu
mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang ” (QS.
Albaqarah [2] : 218)
فَاسْتَجَابَ لَهُمْ رَبُّهُمْ أَنِّي
لاَ أُضِيعُ عَمَلَ عَامِلٍ مِّنكُم مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَى بَعْضُكُم مِّن
بَعْضٍ فَالَّذِينَ هَاجَرُواْ وَأُخْرِجُواْ مِن دِيَارِهِمْ وَأُوذُواْ فِي
سَبِيلِي وَقَاتَلُواْ وَقُتِلُواْ لأُكَفِّرَنَّ عَنْهُمْ سَيِّئَاتِهِمْ
وَلأُدْخِلَنَّهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الأَنْهَارُ ثَوَابًا مِّن
عِندِ اللّهِ وَاللّهُ عِندَهُ حُسْنُ الثَّوَابِ (ال عمران [3] : 195)
Maka Tuhan mereka memperkenankan
permohonannya (dengan berfirman): “Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal
orang-orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki atau perempuan,
(karena) sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain. Maka orang-orang
yang berhijrah, yang diusir dari kampung halamannya, yang disakiti pada
jalan-Ku, yang berperang dan yang dibunuh, pastilah akan Ku-hapuskan
kesalahan-kesalahan mereka dan pastilah Aku masukkan mereka ke dalam surga yang
mengalir sungai-sungai di bawahnya, sebagai pahala di sisi Allah. Dan Allah
pada sisi-Nya pahala yang baik.” (QS. Ali Imran [3] : 195)
والسابقون الأولون من المهاجرين
والأنصار والذين اتبعوهم بإحسان رضى الله عنهم ورضوا عنه وأعد لهم جنات تجري تحتها
الأنهار خالدين فيها أبدا ذلك الفوز العظيم (التوبة [9] : 100
)
“Orang-orang yang terdahulu lagi
yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan
orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan
merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang
mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya.
Itulah kemenangan yang besar” (QS. Attaubah [9] : 100)
والذين تبوؤوا الدار والإيمان من قبلهم
يحبون من هاجر إليهم، ولا يجدون في صدورهم حاجة مما أوتوا ويؤثرون على أنفسهم ولو
كان بهم خصاصة ومن يوق شح نفسه فأولئك هم المفلحون (الحشر [59] : 9)
“Dan orang-orang yang telah
menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshor) sebelum (kedatangan) mereka
(Muhajirin), mereka (Anshor) ‘mencintai’ orang yang berhijrah kepada mereka
(Muhajirin). Dan mereka (Anshor) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka
terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka
mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun
mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya,
mereka itulah orang orang yang beruntung” (QS. Alhasyar [59] : 9)
Dari ayat-ayat Alqur’an di atas
makna hijrah mengandung interpretasi yang begitu luas baik secara
ruhiyah, bathiniyah maupun lahiriyah, baik secara mikro maupun makro. Tahun
baru hijriyah atau makna dari kata “Hijrah” itu sendiri merupakan momentum bagi
kaum Muslimin untuk terus mampu dalam berkreasi, menjunjung tinggi nilai-nilai
toleransi, menjunjung tinggi hak asasi manusia, menciptakan birokrasi yang
modern, transparan, rapi dan bersih, membangun dan menegakkan keadilan hukum
yang tegas dan berwibawa, kemajuan diberbagai bidang seperti politik, sosial,
budaya, pendidikan, ekonomi, industri, informasi, tekhnologi, meliter, dlsb menuju
peradaban sebuah negara yang aman, sejahtera dan makmur yang mampu bersaing
dengan negara lain secara terhormat dan beradab untuk membangun kemaslahatan
umat manusia diseluruh dunia.
Keutamaan Bulan Haram dan Muharram
Tahun baru Islam jatuh diantara
bulan Haram yaitu bulan Muharram. Bulan Haram ada empat dari bulan Arab
hijriyah yaitu Dzulqa’dah (bulan ke-11), Dzulhijjah (bulan ke-12), Muharram
(bulan ke-1) dan Rajab (bulan ke-7), sebagaimana Rasulullah Saw bersabda,
وعن أبي بكرة رضي الله عنه أن النبي
صلى الله عليه وسلم خطب في حَجِّتِه، فقال: ألا إن الزمان قد استدار كهيئته يوم
خلق الله السموات والأرض السنة اثنا عشر شهراً منها أربعة حرم، ثلاثة متواليات ذو
القعدة وذو الحجة والمحرم ورجب مضر بين جمادى وشعبان (الحديث متفق عليه)
Dari Abu Bakar r.a, bahwa
Rasulullah berkhotbah ketika beliau melaksanakan haji, beliau berkata:
ketahuilah bahwa zaman itu akan terus berputar seperti bentuknya. Hari
menciptakan Allah Swt pada langit dan bumi itu dalam setahun sebanyak 12 bulan
diantaranya ada 4 bulan Haram, 3 yang berturutan yaitu Dzulqa’dah, Dzulhijjah,
dan Muharram sedangkan bulan Rajab dihimpit antara bulan Jumadi (Jumadil Awwal
dan Jumadil Akhir) dan bulan Sya’ban.( HR. Bukhari- Muslim)
Pada bulan-bula Haram diharamkan
berperang terkecuali jika diperangi, maka boleh melawan mempertahankan diri
untuk berperang. Sebagaimana Allah Swt befirman,
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ
اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ
وَالأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلا تَظْلِمُوا
فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ .. (التوبة [9] :36)
“Sesungguhnya bilangan bulan pada
sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia
menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan)
agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang
empat itu” (QS. Attaubah [9] : 36)
Pada bulan-bulan Haram digandakan
bagi siapa saja yang melakukan kebajikan begitu juga bagi orang yang melakukan
kejahatan, pendapat ini juga disepakati oleh Imam Qurthubi. Namun sebagian
ulama orang yang berbuat kejahatan pada bulan tersebut tidak digandakan.
Menurut Imam Syafi’I dan kebanyakan para ulama bagi yang berperang tanpa sebab
pada bulan –bulan Haram maka dia wajib membayar Diat.
Keutamaan diantara bulan haram,
yaitu pada bulan Muharram disunnahkan berpuasa sebagaimana Rasulullah Saw
bersabda,
عن ابن عباس رضي الله عنهما أن رسول
الله صلى الله عليه وسلم قدم المدينة فوجد اليهود صياماً يوم عاشوراء، فقال لهم
رسول الله صلى الله عليه وسلم: (ما هذا اليوم الذي تصومونه؟) فقالوا: هذا يوم عظيم
أنجى الله فيه موسى وقومه، و أغرق فرعون وقومه، فصامه موسى شكراً، فنحن نصومه،
فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم: (فنحن أحق وأولى بموسى منكم) فصامه رسول الله
صلى الله عليه وسلم وأمر بصيامه.. متفق عليه.
“Dari Ibnu Abbas r.a bahwa ketika
Rasulullah Saw di Madinah berjumpa kepada orang Yahudi sedang berpuasa ‘Asura.
Rasulullah Saw berkata kepada mereka: Hari ini hari apa, kenapa kalian berpuasa
pada hari ini? Mereka (orang Yahudi) berkata: Hari ini adalah hari agung,
dimana Allah Swt telah menyelamatkan Musa dan umatnya, dan Allah tenggelamkan
Fir’aun dan pengikutnya, pada hari ini Musa berpuasa karena kesyukurannya
tersebut, oleh karena itulah kami juga (orang Yahudi) melakukan puasa pada hari
ini (hari ‘Asyura). Berkata Rasulullah Saw: Maka kamilah yang lebih berhak
terhadap Musa daripada kamu sekalian (orang Yahudi), maka Rasulullah Saw
berpuasa dan memerintahkan (umatnya) untuk berpuasa (pada hari ‘Asyura) ” (HR.
Bukhari Muslim)
Keutamaan lain puasa ‘Asyura, bahwa
Allah Swt menghapuskan dosa-dosa hambanya setahun yang lalu. Sebagaimana
Rasulullah Saw bersabda,
عن أبي قتادة أن رجلاً سأل النبي صلى
الله عليه وسلم عن صيام يوم عاشوراء، فقال: إني أحتسب على الله أن يكفر السنة التي
قبله (رواه مسلم)
“Dari Abu Qatadah, ada seseorang
bertanya kepada Nabi Saw tentang puasa ‘Asyura (10 Muharram) Sesungguhnya
(kelebihan bagi orang tang berpuasa ‘Asyura) adalah Allah Swt menghapuskan
dosanya satu tahun yang lalu ” (HR. Muslim)
Rasulullah sangat suka dan selalu
melakukan puasa ‘Asyura untuk mencari pahala dan harapan keredaan Allah Swt,
sebagaimana sabda beliau,
وعن ابن عباس رضي الله عنهما قال: ما
رأيتُ النبي صلى الله عليه وسلم يتحرّى صيام يوم فضله على غيره إلا هذا اليوم يوم
عاشوراء، وهذا الشهر يعني شهر رمضان ( رواه البخاري) ومعنى يتحرى، أي: يقصد صومه
لتحصيل ثوابه والرغبة فيه
“Dari Ibnu Abbas r.a berkata:
tidaklah aku melihat Rasulullah Saw bermaksud untuk berpuasa mengharapkan
pahala dan kelebihannya selai puasa Ramadhan yaitu beliau puasa ‘Asyura (10
Muharram) ” (HR. Bukhari)
Namun Nabi Muhammad Saw
menganjurkan kepada umatnya untuk berpuasa tiga hari pada bulam Muharram yaitu
pada tanggal 9, 10 dan 11 Muharram untuk membedakan puasanya kaum Muslimin dan
puasanya orang-orang Yahudi, sebagaimana sabda beliau,
عن ابن عباس رضي الله عنهما، أن النبي
صلى الله عليه وسلم قال: (خالفوا اليهود صوموا يوماً قبله أو يوماً بعده)، أخرجه
أحمد وابن خزيمة.
“Dari Ibnu Abbas r.a Rasulullah Saw
bersabda: Kamu bedakanlah (puasa pada bulan Muharram) dengan kebiasaan orang
Yahudi, berpuasalah kamu sehari sebelumnya (10 Muharram) dan sehari sesudahnya
(sesudah 10 Muharram) yaitu 9, 10 dan 11 pada bulan Muharram” (HR. Ahmad dan
Ibnu Khuzaimah)
Rasulullah Saw juga membedakan
kelebihan puasa puasa putih (Shaum Yaum Albidh), puasa Ramadhan, puasa ‘Arafah
dan puasa ‘Asyura, sebagaiman sabda beliau,
عن أبي قتادة رضي الله عنه : عن رسول
الله صلى الله عليه وسلم قال: ثلاث من كل شهر، ورمضان إلى رمضان، فهذا صيام الدهر
كله، صيام يوم عرفة أحتسب على الله أن يكفّر السنة التي قبله، والسنة التي بعده ،
وصيام يوم عاشوراء أحتسب على الله أن يكفِّر السنة التي قبله . ( رواه أحمد في
مسنده ورواه مسلم في صحيحه ورواه أبو داود في سننه ورواه الترمذي في سننه ورواه
ابن خزيمة في صحيحه )
“Dari Abu Qatadah r.a. Rasulullah
Saw bersabda: 3 hari perpuasa setiap bulanya, berpuasa Ramadhan setiap
tahunnya, maka ini sama seperti berpuasa sepanjang tahun. Puasa pada hari
‘Arafah kelebihannya bahwa Allah Swt menghapuskan dosanya satu tahun yang lalu
dan satu tahun yang akan datang. Dan puasa pada hari ‘Asyura (10 Muharram)
keutamaannya bahwa Allah Swt menghapuskan dosanya satu tahun yang lalu” (HR.
Ahmad, Muslim, Abu Dawud, Atturmudzi, dan Ibnu Khuzaimah).
Menurut Imam Nawawi dosa yang
diampuni adalah dosa-dosanya yang kecil bukan dosa-dosa besar .
Jika melakukan puasa ‘Asyura hanya
pada hari tanggal 10 Muharram saja tidak mengapa, sebagaimana sabda Nabi Saw,
عن ابن عباس – رضي الله عنهما – قال:
أمر رسول الله صلى الله عليه وسلم بصوم يوم عاشوراء يوم العاشر (رواه الترمذي في
سننه ، وقال : حديث ابن عباس حديث حسن صحيح)
“Dari Ibnu Abbas r.a, RAsulullah
Saw memerintahkan untuk berpuasa pada hari ‘Asyura yaitu hari yang ke sepuluh
bulan Muharram” (HR. Atturmudzi)
Kesimpulan
Tahun baru Islam 1435H ini dan
keutamaan dari bulam Muharram dengan melakukan puasa ‘Asyura dan amalan-amalan
sunnah lainnya, semoga dapat kita jadikan sebagai nilai ruhiyah dan lahiriyah
agar sikap dan keperibadian kita dapat menjadi sosok dan cermin keperibadian
sebagai orang yang beriman dan bertaqwa baik sebagai pemimpin di dalam rumah
tangga, masyarakat, dalam tatanan sosial, politik, budaya, dll. Karena hanya
orang yang beriman dan bertakwalah yang pasti dijamin oleh Allah Swt selamat
dunia dan akhirat, sebagaimana firman-Nya yang menyebutkan,
وَأَنجَيْنَا الَّذِينَ ءَامَنُوا
وَكَانُوا يَتَّقُونَ (سورة النمل [27] : 53)
“Dan telah Kami selamatkan
orang-orang yang beriman dan mereka itu selalu bertakwa” (QS. Annamal [27] :
53)
Artikel Terkait:
Terima kasih telah membaca artikel kami yang berjudul: Makna Hijrah & Keutamaan Bulan Muharram, jangan lupa ikuti website kami dan silahkan bagikan artikel ini jika menurut Anda bermanfaat.