Bergabunglah di Grup WhatsApp PTS, ikuti Program Tadarus setiap periode 15 hari DISINI
{{ date }}
{{ time }}
Sudah SHOLAT kah Anda?

Matinya Abu Jahal dan Siksaannya di Alam Kubur

Assalamu'alaikum sahabatku yang seiman..
Tahukah kalian bahwa Abu Jahal yang merupakan salah satu paman Rasulullah SAW yang selalu menentangnya ini mati secara mengenaskan dan di dalam kuburnya pun mendapat siksa berupa cambukan dari Malaikat Kubur.

Abu Jahal mati secara mengenaskan dalam perang Badar Kubro. Dia dibunuh oleh 2 anak muda belia dalam Perang Kubro. Abu Jahal tercabik-cabik oleh pedang kedua anak muda itu dan bersimbah darah. Belum cukup sampai di situ, setelah dikubur, pemuka Quraisy itu mendapatkan siksaan dari malaikat di alam kubur.
Bagaimana Kisahnya sahabat...

Malaikat Maut

Berikut Kisahnya...
Dalam sejarah Islam telah dicatat, sahabat Abdurrahman bin Auf menceritakan bahwa ketika ia berada di tengah-tengah Perang Badar Kubro, ia melihat dua anak muda yang gagah berani itu.
Salah satu diantaranya lalu menghampirinya.

"Paman, tunjukkan kepadaku mana Abu Jahal," katanya dengan lantang.
"Anakku, apa yang akan kau perbuat dengannya," tanya Abdurrahman.
"Aku mendengar bahwa ia telah mencela Rasulullah, dan aku pun berjanji kepada Allah seandainya aku melihatnya niscaya aku akan membunuhnya atau aku yang akan mati ditangannya," jawab anak muda itu.

Kematian Tragis Abu Jahal.
Abdurrahman pun dibuat kaget dibuatnya, lalu pemuda yang satunya lagi memeluknya dan mengatakan hal yang sama kepada Abdurrahman.
Seketika itu juga Abdurrahman melihat Abu Jahal berjalan di tengah kerumunan orang.
"Tidakkah kalian lihat? Itulah orang yang kalian tanyakan tadi," tutur Abdurrahman.

Kedua pemuda itupun saling berlomba mengayunkan pedangnya kepada Abu Jahal hingga keduanya berhasil membunuhnya. Itulah sekelumit kisah kematian Abu Jahal, dan beberapa lamanya diketahui bahwa Abu Jahal tengah mendapatkan siksa kubur.
Kisah yang mengesankan itu diceritakan oleh sahabat Ibnu Umar r.a.

Siksaan Abu Jahal di Alam Kubur.
Pada suatu hari Ibnu Umar melakukan perjalanan dan melewati daerah bekas Perang Badar Kubro.
Ketika sedang melintas di daerah tersebut, tiba-tiba dari dalam tanah yang ada di hadapannya keluar sesosok manusia dan meminta sesuatu darinya.
Orang tersebut berkata,
"Wahai Abdullah , berilah saya air minum. Saya sangat haus," kata sosok manusia itu beberapa kali.

Ibnu Umar ra seketika bingung apakah orang tersebut memanggil namanya dengan nama Abdullah (Ibnu Umar atau Abdullah Ibnu Umar), ataukah memanggil nama orang lain.
Karena kebiasaan orang Arab, memanggil nama orang yang tidak dikenal dengan panggilan Abdullah juga.
Tak lama kemudian, di dekat orang yang pertama tadi, bangkit juga dari dalam tanah satu sosok dengan membawa sebuah cambuk.

"Wahai Ibnu Umar, jangan engkau beri orang ini air minum dan jangan dengar ucapannya," katanya (suara malaikat).

Abu Jahal dicambuk Malaikat.
Lalu sesosok itu mencambuk orang yang pertama bangkit itu hingga orang tersebut kembali masuk ke dalam tanah. Melihat kejadian itu, Ibnu Umar segera menjumpai Rasulullah SAW dan menceritakan apa yang dialaminya.

Mendengar cerita Ibnu Umar, Rasulullah SAW balik bertanya,
"Benarkah apa yang kamu ceritakan itu tadi wahai Abdullah Ibnu Umar?" tanya Rasulullah SAW.
"Benar ya Rasulallah," jawabnya dengan tegas.

Maka Rasulullah SAW berkata keada Ibnu Umar bahwa orang pertama yang keluar dari dalam tanah itu adalah Abu Jahal yang mati dalam Perang Badar Kubro.
Sedangkan sosok kedua yang keluar dari dalam tanah tersebut adalah seorang malaikat kubur.
Malaikat tersebut menyiksa Abu Jahal karena perbuatan yang dilakukan Abu Jahal semasa hidupnya.

Begitulah nasib orang-orang yang menentang Utusan Allah SWT, dan Rasulullah SAW pun membenarkan kejadian tereebut sehingga jelaslah memang benar siksaan itu dan benarlah dia memang Abu Jahal.
Nauzubillah Min Zalik..

Terima kasih telah membaca artikel kami yang berjudul: Matinya Abu Jahal dan Siksaannya di Alam Kubur, jangan lupa ikuti website kami dan silahkan bagikan artikel ini jika menurut Anda bermanfaat.

Pengalaman adalah Guru Terbaik. Oleh sebab itu, kita pasti bisa kalau kita terbiasa. Bukan karena kita luar biasa. Setinggi apa belajar kita, tidahlah menjadi jaminan kepuasan jiwa, yang paling utama seberapa besar kita memberi manfaat kepada sesama.