Kumpulan Syair Imam Syafii

أُحِبُّ الصَّالِحِيْنَ وَلَسْتُ مِنْهُمْ # لَعَلِّي أَنْ أَنَالَ بِهِمْ شَفَاعَةً

Saya menyukai orang-orang yang saleh, meskipun saya bukan termasuk mereka. Saya berharap, disebabkan mereka, saya akan mendapat syafa’at Allah Ta’ala.

قال الإمام الشافعي: سَلاَمٌ على الدُّنْيَا إذا لم يَكُنْ بِها # صَدِيْقٌ صَدُوْقٌ صَادِقُ الوَعْدِ مُنْصِفا

Ucapkan selamat tinggal pada dunia bila tidak ada lagi sahabat yang menyukai kebenaran, menepati janji, dan berlaku adil.

لَوْ شَاءَ أنْ تَصْلَى جَهَنَّمَ خَالِدًا # مَا كَانَ أَلْهَمَ قَلْبَكَ التَّوْحِيْدَا

Seandainya Allah menghendaki agar api Jahannam membakar(mu) selamanya, tentu Allah tak hendak memberi hidayah tauhid ke dalam hatimu.

قال الإمام الشافعي: مَنْ كَانَ لَمْ يُؤْتَ عِلْمًا فِي بَقَاءِ غَدٍ # مَاذَا تَفَكُّرُهُ فِي رِزْق بَعْدَ غَدٍ

Orang yang tidak diberi kesadaran tentang alam keabadian di hari nanti, pasti yang dia pikirkan hanyalah rezeki yang akan dia makan pada esok hari.

ثلاثٌ هُنَّ مُهْلِكَةُ الأنَامِ # وَدَاعِيَةُ الصَّحِيْحِ إلَى السِّقَامِ

دَوَامُ مُدَامَةٍ وَدَوَامُ وَطْأٍ # وإِدْخَالُ الطَّعَامِ عَلَى الطَّعَامِ

Tiga hal yang menjadikan seseorang rusak dan sakit: suka minum arak, keseringan tidur [: atau ehm, ditiduri (maaf)] dan memasukkan makanan terhadap makanan [: makan sebelum lapar]

لاَ يُدْرِكُ الحِكْمَةَ مَنْ عُمْرُهُ # يَكْدَحُ فِي مَصْلَحَةِ الأَهْلِ

وَلاَ يَنَالُ العِلْمَ إِلاَّ فَتًى # خَالٍ مِنَ الأَفْكَارِ والشُّغْلِ

Tidak mendapat hikmah, orang yang kesehariannya disibukkan dengan urusan-urusan keluarga. Tidak akan memperoleh ilmu, pelajar yang tidak memfokuskan pikirannya untuk belajar, dan malah menyibukkan dirinya dengan urusan-urusan lain.

فَادْرَأْ الهَمَّ مَا اسْتَطَعْتَ عَنِ النَّفْسِ، فَحُمْلاَنُكَ الهُمُوْمَ جُنُوْنٌ

إِنَّ رَبًّا كَفَاكَ بِالأَمْسِ مَا كَاَنَ، سَيَكْفِيْكَ فِي غَدٍ مَا يَكُوْنُ

Buanglah kesedihanmu. Tidak ada gunanya. Mengapa harus sedih? Percayalah bahwa Tuhan yang telah memenuhi kebutuhanmu di hari kemarin itu akan memberi kecukupan kepadamu di waktu esok hari.

سَهْرِي لِتَنْقِيْحِ العُلُوْمِ أَلَذُّ لِي # مِنْ وَصْلِ غَانِيَةٍ وَطِيْبِ عِنَاقٍ

Begadangku guna mengkaji ilmu lebih menyenangkanku daripada mendengar nyanyian biduanita dan ada dalam pelukannya

وَأَبِيْتُ سَهْرَانَ الدُّجَا وَتَبِيْتُهُ # نَوْمًا. وَتَبْغِي بَعْدَ ذَاكَ لِحَاقِي؟

Aku menemani gelapnya malam dan tidak tidur malam untuk belajar. Masihkah kamu ingin mengikuti jejakku?!

سَلِ المُفْتِيَ المـَكِّيَّ هَلْ فِي تَزَاوُرٍ # وَضَمَّةِ مُشْتَاقِ الفُؤَادِ جُنَاحٌ

Seorang menulis kepada Imam Syafi’i, “Tanyakan kepada si Mufti Makkah itu, apakah pelukan sepasang kekasih itu membatalkan puasa?”

أَقُوْلُ: مَعَاذَ اللهِ أَنْ يُذْهِبَ التُّقَى # تَلاَصُقُ أَكْبَادٍ بِهِنَّ جِرَاحٌ

Saya jawab, “Semoga Allah memberi perlindungan dari batalnya puasa sepasang kekasih yang sekadar berpelukan (tanpa jima’).”

فقيها وصوفيا فكُنْ لَييسَ واحدا # فإِنِّي وَحَقِّ الله إيّاك أَنصَحُ

فذلك قَاسٍ، لم يَذُقْ قلبُه تُقًى # وهذا جَهول، كيف ذو الجهل يَصلُحُ؟

Jadilah faqih sekaligus sufi. Sungguh aku menasehatimu karena Allah, jangan kamu menjadi salah satunya. Sebab, menjadi faqih saja hanya akan membuat keras kepala & kurang bertakwa, sedang menjadi sufi saja namanya bego. Mana mungkin ia bisa membawa kebaikan?

قال الإمام الشافعي: وَمِن الشَّقاوةِ أَنْ تُحِبَّ # وَمَنْ تُحِبُّ يُحِبُّ غَيْرَك

أَوْ أَنْ تُريدَ الخَيْرَ لِلإنـ # ـسانِ وَهُوَ يريدُ ضَيْرَكَ

Termasuk kemalangan adalah kamu mencintai seseorang, sementara orang itu mencintai orang lain. Atau, kamu ingin memberi kebaikan kepada seseorang, sementara orang itu menghendaki keburukan terhadapmu.

لَمْ يَفْتأِ الناسُ حتى أحدثوا بِدَعًا # في الدِّيْنِ بالرأيِ لَمْ يُبْعَثْ بها الرُّسُل

حتى اسْتَخَفَّ بِحَقِّ اللهِ أَكْثَرُهم # وفي الذي حَمِلُوا من حقِّه شُغْلٌ

Orang terus saja membuat bid’ah-bid’ah dengan dalih akal, segala sesuatu yang pada masa para rasul tidak ada. Mereka menganggap remeh hak Allah dan meninggalkan hal penting yang menjadi kewajiban, yang mestinya diprioritaskan.

إذا رُمْتَ المكارمَ من كريمٍ # فَيَمِّمْ مَنْ بَنَى لله بَيْتًا

فذاك اللَّيْثُ: مَن يَحْمِي حِماه # وَيُكْرِمُ ضَيْفَه، حَيًّا وَمَيْتًا

Jika Anda menginginkan kemuliaan-kemuliaan dari Allah, maka bertemanlah dengan orang-orang yang mau memelihara “rumah”-Nya. Itu seperti Anda berteman dengan seekor singa, dia harus bersedia menjaga larangan-larangannya dan memuliakan tamunya, dalam keadaan hidup atau mati.

عسى مَنْ له الإحسانُ يَغفِرُ زَلتي # ويَسْتُر أوزاري وما قد تقدَّمَ

Semoga Allah, Dzat yang memiliki segala kebaikan, akan mengampuni keburukan, kesalahan dan dosa-dosaku. Amin.