Bergabunglah di Grup WhatsApp PTS, ikuti Program Tadarus setiap periode 15 hari DISINI
{{ date }}
{{ time }}
Sudah SHOLAT kah Anda?

Misteri Rumah Limas pada Cetakan Uang 10.000 Rupiah Menyimpan Sejarah

Rumah Limas pada cetakan uang pecahan 10 ribu rupiah menyimpan sejarah bagi Rakyat Indonesia dan Para Bani 'Alawy Dzurriyat Mulia BAGINDA ROSUL SHOLAL
Rumah Limas pada cetakan uang pecahan 10 ribu rupiah menyimpan sejarah bagi Rakyat Indonesia dan Para Bani 'Alawy Dzurriyat Mulia BAGINDA ROSUL SHOLALLAAHU 'ALAYHI WASALLAM.

Rumah Limas pada cetakan uang pecahan 10 ribu rupiah menyimpan sejarah bagi Rakyat Indonesia dan Para Bani 'Alawy Dzurriyat Mulia BAGINDA ROSUL SHOLALLAAHU 'ALAYHI WASALLAM.

Sebuah rumah panggung, berkonstruksi atap berbentuk limas, lengkap dg kijing-kijing diruang muka, kemudian bagian tertinggi dari kijing-kijing itu terletak diruangan dalam yg terdapat kamar tidur.

Dibagian belakang terdapat garang yg biasa apabila di banjar kalimantan selatan org menyebutnya dg nama pajijipan, yaitu ruangan tak beratap untuk tempat mandi, mencuci, menjemur pakaian dan sebagainya.

Rumah tersebut pernah ditinggali atau ditempati oleh keluarga Bani 'Alawy Dzurriyat BAGINDA NABI MUHAMMAD, yaitu Al Habib Abubakar bin Sholih bin 'Aly bin Ahmad bin Syeikh Abubakar bin Salim Assegaf, Ayah dari Pangeran Syarief 'Aly Palembang.

Syarief 'Aly dilahirkan di Palembang tahun 1795 M dari seorang ibu bernama Syarifah Nur binti Ibrahim bin Zein bin Yahya.

Adapun ayahnya Habib Abubakar dilahirkan di kota Inat, Hadhramaut. Habib Abubakar datang ke kota Palembang bersama ayahnya yaitu Habib Sholeh bin 'Aly sekitar tahun 1755 diakhir masa kepemimpinan Sultan Mahmud Badaruddin I.

Setelah itu Habib Sholeh kembali ke Hadhramaut dan meninggal di kota kelahirannya Inat, Hadhramaut.

Sejak kecil beliau Syarief 'Aly dididik langsung oleh kedua orang tuanya. Ayah beliau Habib Abubakar merupakan cucu langsung dari Waliyullah Al-Habib 'Aly bin Ahmad bin Syeikh Abubakar, salah seorang murid Al-Imam Al-Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad.

Sedangkan ibu beliau Syarifah Nur merupakan putri Waliyullah Al-Habib Ibrahim bin Zein bin 'Alwi bin Yahya, sekaligus saudari Syarifah Zainab, ibu dari Al-Habib Ahmad bin Syeikh Shahab.

Pangeran Syarief 'Aly merupakan saudara sepupu Al-Habib Ahmad bin Syeikh Shahab. Selain menimba ilmu dari kedua orang tuanya, Pangeran Syarief 'Aly juga menimba ilmu dari paman-paman beliau dari sebelah ibu, antara lain Habib Muhammad, Habib Yahya, Habib Abdullah, Habib Alwi, Habib Syeikh dan Habib Zen serta para ulama dan waliyullah lainnya di masa itu.

Diriwayatkan pula bahwa beliau memiliki koleksi kitab lebih kurang 1000 buah. Semasa hidupnya Syarief 'Aly tampil sebagai seorang yang berwibawa dan amanah.
Suatu ketika beliau diminta oleh Sultan Husin Dhiauddin untuk melaksanakan misi khusus ke Kalimantan dan misi tersebut berhasil dengan baik.

Karena ini Sultan menikahkan salah seorang putrinya yang bernama Laila dan dari perkawinan inilah Syarief 'Aly diberi gelar Pangeran.

Pangeran Syarief 'Aly wafat pada tanggal 27 Muharram 1295 H / 1877 M.

Beliau dimakamkan di lawang kidul palembang.
Selain makam Habib Pangeran Syarief 'Aly dan keluarganya, ditempat itu juga dimakamkan Habib Umar bin Alwi bin Zain bin Syahab, saudara dari Syarifah Sidah, istri Pangeran Syarief 'Aly, beliau dimakamkan tepat di sebelah makam Pangeran Syarief 'Aly.

Habib Umar adalah seorang ulama yang menyebarkan agama Islam ke pelosok-pelosok terpencil, beberapa suku adat di pedalaman masuk Islam berkat beliau, terutama di pesisir sungai Musi, antara lain daerah Pegayut, Pemulutan, Muara Batun, Lingkis, Ulak Temago, Suko Darmo, bahkan sampai saat ini banyak keturunannya tinggal di Kampung Bungin Ayip (Pegayut) Pemulutan - Ogan Ilir.

Mudah2n ALLAAH meninggikan derajat mereka semua dan mengumpulkan mereka semua bersama DATUK mereka yaitu BAGINDA NABI MUHAMMAD SHOLALLAAHU 'ALAYHI WASALLAM.
AAMIIIN ALLAAHUMMA AAMIIIN...

SHOLLUU 'ALAANNABY MUHAMMAD...

Terima kasih telah membaca artikel kami yang berjudul: Misteri Rumah Limas pada Cetakan Uang 10.000 Rupiah Menyimpan Sejarah, jangan lupa ikuti website kami dan silahkan bagikan artikel ini jika menurut Anda bermanfaat.

Pengalaman adalah Guru Terbaik. Oleh sebab itu, kita pasti bisa kalau kita terbiasa. Bukan karena kita luar biasa. Setinggi apa belajar kita, tidahlah menjadi jaminan kepuasan jiwa, yang paling utama seberapa besar kita memberi manfaat kepada sesama.