Bergabunglah di Grup WhatsApp PTS, ikuti Program Tadarus setiap periode 15 hari DISINI
{{ date }}
{{ time }}
Sudah SHOLAT kah Anda?

Kisah Debu Ajaib Nabi Muhammad Saw

Kisah Debu Ajaib Nabi Muhammad Saw
Kisah Debu Ajaib Nabi Muhammad Saw
Setelah berlinang air mata saat memanjatkan pinta kepada Tuhan Yang Mahakuasa, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam keluar dari tenda. Di hadapannya, dua pasukan tengah bertemu. Pasukan Muslimin-Mukminin tunai berhadap-hadapan dengan rombongan kafir Quraisy.

Pada hari yang disebut juga Yaumul Furqon itu, kebenaran tengah mencari pangung. Jika saat itu kebenaran kalah, mengutip doa Nabi yang mulia, niscaya tak ada lagi manusia yang menyembah hanya kepada Allah Ta’ala.

Muhammad bin Abdullah kemudian mengambil segenggam debu. Di tangan laki-laki suci ini, semua yang dianggap hina bisa menjadi mulia bahkan sakti tiada banding. Ia melemparkan debu itu ke arah kaum kafir Quraisy Makkah.

“Buruk sekali muka-muka mereka.” ucap sang Nabi sebagaimana dikisahkan Imam Ibnu Katsir dalam Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim surat Al-Anfal ayat 17.

Ajaib, segenggam debu itu bisa menyebar merata hingga mengenai seluruh wajah kaum kafir yang jumlahnya lebih dari seribu pasukan. Atas Kuasa Allah Ta’ala, debu itu ampuh dan benar-benar sakti.

“Tak seorang pun dari mereka (orang-orang kafir) kecuali terkena lemparan debu sehingga mereka sibuk mengurusi matanya dan lupa dengan keadaannya.” terang Imam Ibnu Katsir.

Karena sibuk dengan dirinya itu, kaum kafir lengah. Jumlah banyak tak berguna karena mereka kalah telak. Belum lagi dengan bala bantuan yang Allah Ta’ala datangkan berupa ribuan malaikat yang turun temurun.(Bersambung...)

Terima kasih telah membaca artikel kami yang berjudul: Kisah Debu Ajaib Nabi Muhammad Saw, jangan lupa ikuti website kami dan silahkan bagikan artikel ini jika menurut Anda bermanfaat.

Pengalaman adalah Guru Terbaik. Oleh sebab itu, kita pasti bisa kalau kita terbiasa. Bukan karena kita luar biasa. Setinggi apa belajar kita, tidahlah menjadi jaminan kepuasan jiwa, yang paling utama seberapa besar kita memberi manfaat kepada sesama.