Bergabunglah di Grup WhatsApp PTS, ikuti Program Tadarus setiap periode 15 hari DISINI
{{ date }}
{{ time }}
Sudah SHOLAT kah Anda?

Iblis dan Setan Tak Mau Disalahkan

Iblis pada hari penghitungan amal nanti, akan banyak memiliki pengikut. Merekalah para manusia yang terpedaya oleh bujuk rayu iblis yang harus masuk neraka.

Para pengikutnya begitu panik serta kecewa, ternyata mereka hanya ditipu saja oleh iblis. Para pengikutnya mencoba untuk mendatangi iblis, tapi malah iblis berkelit.

Di dalam suatu riwayat, kelak pada hari penghitungan amal, para malaikat mengumpulkan semua makhluk Allah SWT, tak terkecuali si Iblis terlaknat.
Iblis dan Setan Tak Mau Disalahkan
Setelah itu, terdengarlah suara yang menyeru,
"Mana Iblis terkutuk? "kata suara itu.

Tak berapa lama pun iblis sudah ada di depan. Iblis seakan sudah mengerti maksud pemanggilannya, dan ia pun berkata,
"Wahai Hakim Yang Maha Adil, datangkanlah para pengikut-pengikutku, "kata iblis.

Pada waktu para pengikut iblis terjepit, kemudian keluarlah seekor ular yang panjang. Ular tersebut mengumpulkan mereka semuanya, lalu menggiringnya ke neraka.

Semua orang panik memikirkan nasibnya sendiri-sendiri. Semuanya ingin membebaskan dirinya dari nasib buruk yang menimpanya.

Dan karenanya, mereka mencari iblis yang mengajak mereka ke jalan yang salah. Mereka menghujat iblis dan menuntut agar mau bertanggung jawab atas nasib mereka.

Tak Mau Disalhakan


Namun iblis dan setan tak mau disalahkan. Seperti sudah kita ketahui bersama, tugas iblis adalah untuk mempengaruhi dan mengajak manusia ke jalan yang sesat.

Bagi mereka yang mau mengikutinya, maka iblis tak mau bertanggungjawab sama sekali.

Bagi iblis dan setan, mempengaruhi manusia merupakan perwujudan atas janjinya ketika ia tak mau tunduk kepada Allah SWT saat diperintah bersujud kepada Nabi Adam as.

Pada zaman sebelum manusia menghuni dunia, ia telah bersumpah untuk mempengaruhi dan menggoda manusia agar mereka tersesat dari segala arah.

Terima kasih telah membaca artikel kami yang berjudul: Iblis dan Setan Tak Mau Disalahkan, jangan lupa ikuti website kami dan silahkan bagikan artikel ini jika menurut Anda bermanfaat.

Pengalaman adalah Guru Terbaik. Oleh sebab itu, kita pasti bisa kalau kita terbiasa. Bukan karena kita luar biasa. Setinggi apa belajar kita, tidahlah menjadi jaminan kepuasan jiwa, yang paling utama seberapa besar kita memberi manfaat kepada sesama.